Kisah Bua Noi, Gorila Paling Kesepian di Dunia yang Dikurung 33 Tahun di Mal Thailand
Sebelumnya kebun binatang itu telah diperintahkan untuk ditutup oleh Departemen Taman Nasional, Satwa Liar dan Konservasi Tumbuhan Thailand pada 2015 lalu. Namun karena kurangnya dokumen, maka gorila itu tetap dipelihara dan kebun binatang Pata Zoo dibuka kembali untuk umum.
Seekor gorila bernama Bua Noi harus menjalani hidupnya selama 33 tahun terkurung dalam kandang kebun binatang Pata Zoo, Bangkok, Thailand yang terletak di lantai enam dan tujuh mal Pata Pinklao department store.
Kandang sebesar 20 kali 10 meter telah menjadi ruang hidupnya selama lebih dari tiga dasawarsa. Kini gorila itu belum dapat menghirup udara bebas karena pemilik kebun binatang Pata Zoo enggan melepaskan primata itu.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Mengapa Kelompok Tani Hutan Alam Roban memilih untuk beternak lebah madu liar? Keberadaan Lebah Apis Cerana di Alas Roban dimanfaatkan warga setempat untuk memanen madunya.
-
Dimana hewan liar yang dipelihara seringkali diambil dari habitat aslinya? Menangkap satu spesies hewan liar dari habitatnya juga mempengaruhi seluruh ekosistem asli, berisiko menyebabkan ketidakseimbangan antara predator, mangsa, dan hubungan simbiotik.
-
Di mana burung Takahe dilepaskan kembali ke alam liar? Sebanyak delapan belas burung Takahe berhasil dilepaskan ke alam liar di cagar alam Danau Wakatipu, Selandia Baru belum lama ini.
-
Di mana lokasi budidaya madu liar Kelompok Tani Hutan Alam Roban? Salah satu lokasi di Pulau Jawa yang menjadi habitat Lebah Apis Cerana adalah Hutan Alas Roban.
Sebelumnya kebun binatang itu telah diperintahkan untuk ditutup oleh Departemen Taman Nasional, Satwa Liar dan Konservasi Tumbuhan Thailand pada 2015 lalu. Namun karena kurangnya dokumen, maka gorila itu tetap dipelihara dan kebun binatang Pata Zoo dibuka kembali untuk umum.
Pemerintah Thailand dan organisasi hak asasi binatang, PETA telah turun tangan untuk menyelamatkan Bua Noi yang dikenal sebagai gorila paling menyedihkan di dunia. Berbagai kelompok advokasi binatang hingga penyanyi Barat, Cher turut mendukung pembebasan Bua Noi.
Mereka berharap Bua Noi dapat hidup bersama gorila-gorila lain dan mati dengan tenang.
Namun pemilik kebun binatang enggan melepaskan Bua Noi. Bahkan pemilik kebun itu diduga meminta uang sebesar USD 790 ribu atau Rp 12,2 miliar kepada Menteri Sumber Daya Alam dan Lingkungan Thailand, Varawut Silpa-archa untuk pembebasan Bua Noi.
Penggalangan dana sudah dilakukan oleh sekretaris Menteri Sumber Daya Alam, Thanetpol Thanaboonyawat pekan lalu, namun dana yang terkumpul belum mencukupi.
“Kami telah mengadakan kegiatan untuk mengampanyekan pembebasan Bua Noi dan untuk mengumpulkan dana. Kami mengumpulkan sumbangan dari para pendukung Bua Noi. Tapi masalahnya adalah pemiliknya menolak untuk menjual Bua Noi,” jelas Thanetpol, dikutip dari NextShark, Jumat (28/10).
Thanetpol menyatakan pemilik gorila itu menjual Bua Noi dengan harga yang terlalu tinggi. Bua Noi pun dianggap sebagai milik pribadi jadi pemerintah Thailand pun sulit untuk membebaskannya.
Pihak mal pun enggan bernegosiasi dengan siapa pun, termasuk Kementerian Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup mengenai pembebasan Bua Noi. Bagi mereka Bua Noi sudah lama tinggal di lingkungan bebas penyakit selama 30 tahun lebih.
Pihak mal juga menyatakan Bua Noi selama ini dirawat dengan baik. Pelepasan ke alam liar pun dapat membahayakan Bua Noi karena berbagai macam patogen jahat.
“Sebelum pembukaan, kami berkonsultasi dengan ahli hewan serta dokter hewan dan hanya memilih hewan yang cocok untuk kebun binatang. Dan mereka telah diperlakukan dengan baik,” jelas direktur kebun binatang, Kanit Sermsirimongkol.
“Kami telah merawat Bua Noi seperti putri kami sendiri. Saya tahu bahwa suatu hari nanti kita harus menemukan rumah baru yang cocok untuknya, tetapi bukan ide yang baik untuk segera melepaskannya kembali ke alam liar tanpa mengajarinya cara bertahan hidup sendiri,” lanjutnya.
Namun senior wakil presiden PETA Asia, Jason Baker menganggap Bua Noi hidup di tempat mengerikan dan kejam. Bahkan dia melihat kalau Bua Noi mengalami tekanan psikologis yang ekstrem.
“Saya mendesak semua orang untuk terus menekan kebun binatang Pata Zoo dan agar PETA membantu membawa hewan-hewan ini ke cagar alam yang akan memenuhi kebutuhan fisik dan mental mereka,” jelas Baker.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)