Korban Tewas Kapal Tenggelam di Malaysia Diduga Membawa TKI Ilegal Bertambah 5 Orang
Sebuah kapal yang diduga membawa puluhan TKI ilegal tenggelam di perairan Malaysia pada Rabu (15/12) dan 11 korban tewas. Jumlah korban tewas bertambah lima orang sehingga menjadi 16 orang.
Sebuah kapal yang diduga membawa puluhan TKI ilegal tenggelam di perairan Malaysia pada Rabu (15/12) dan 11 korban tewas. Jumlah korban tewas bertambah lima orang sehingga menjadi 16 orang.
Bertambahnya korban tewas ini disampaikan KJRI Johor Bahru dalam keterangannya.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Kapal yang membawa 50 orang itu tenggelam di Tanjung Balau, Kota Tinggi, Johor sekitar pukul 05.00 waktu setempat. Informasi terkait insiden itu diterima KJRI Johor Bahru dari Pusat Kawalan Operasi Maritim (MRSC) Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) Negeri Johor dan IPD (Polres) Kota Tinggi Johor.
"Satgas KJRI Johor Bahru telah mendatangi lokasi kejadian dan bertemu dengan Timbalan Pengarah Operasi APMM Negeri Johor, Bapak Simon dan Kapolres Kota Tinggi, Inspektur Zaireal untuk mendapatkan informasi dan koordinasi penanganan lebih lanjut," jelas keterangan tersebut.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedua pejabat tersebut, kapal karam tersebut diduga membawa 50 WNI. Selain 16 korban meninggal, 14 orang selamat yang terdiri dari 12 laki-laki dan dua perempuan.
Dari dua korban perempuan yang selamat, satu orang dirawat di Rumah Sakit Kota Tinggi karena kondisi kritis (kekurangan cairan/dehidrasi).
"Dari 12 orang laki-laki yang selamat, pihak polis menduga satu orang diantaranya sebagai pelaku TPPO (tekong)," kata KJRI.
Saat ini 14 korban selamat telah diamankan Angkatan Tentara Malaysia (ATM) di Tanjung Sepang, Kota Tinggi untuk dilakukan penyidikan dan tes PCR pada Kamis (16/12).
Sementara jenazah korban dibawa ke RS Sultan Ismail Johor untuk keperluan otopsi, tes PCR dan identifikasi (pengambilan sidik jari) oleh pihak forensik rumah sakit.
Satgas KJRI Johor Baru mendatangi TKP kapal karam untuk mencari dokumen atau identitas penumpang kapal. Dari bukti-bukti dokumen yang ditemukan, para penumpang kapal berasal dari berbagai daerah seperti Jember, Cilacap, dan Lombok.
"Setelah diperolah hasil PCR negatif, Satgas KJRI esok pada Kamis (16/12) akan menemui Ketua bagian Forensik rumah sakit Dr. Zubair untuk keperluan pengambilan dokumentasi foto dan identifikasi ciri-ciri jenazah," jelasnya.
Jika 14 korban selamat dinyatakan negatif Covid-19 dan diserahkan dari Angkatan Tentara Malaysia kepada Jabatan Imigrasi Malaysia Negeri Johor, Satgas KJRI Johor Bahru akan melakukan verifikasi dan pendataan serta pendalaman informasi terkait kronolgis kejadian kecelakaan laut serta akan menghubungi pihak keluarga di Indonesia.
Berdasarkan informasi dari petugas di TKP, kapal karam terjadi saat menurunkan penumpang di sekitar perairan Tanjung Balau dan kapal dihantam ombak besar akibat cuaca buruk.
"Akibat dihantam ombak, kapal dalam posisi terbalik di tepi pantai dan ditemukan satu jenazah terperangkap dalam kapal terbalik dan 10 jenazah lainnya ditemukan di daratan sekitar 30 meter dari tepi pantai," jelasnya.
Jenis kapal yang digunakan yaitu Boat Pancung dengan ukuran Panjang 25 meter dan lebar 3 meter dilengkapi empat mesin dengan kapasitas masing-masing mesin 200 HP, berangkat dari Tanjung Uban, Kepulauan Riau.
(mdk/pan)