Kota Berusia 5.000 Tahun Ditemukan di Tengah Gurun, Dihuni Orang-Orang Kerdil
Kota ini telah ditinggalkan para penghuninya, tapi ada yang menduga mereka akan kembali lagi.
Kota Berusia 5.000 Tahun Ditemukan di Tengah Gurun, Dihuni Orang-Orang Kerdil
Kota Makhunik, yang dikenal sebagai Kota Para Dwarf atau Kota Manusia Kerdil adalah penemuan arkeologis yang mengesankan di Provinsi Kerman, Iran. Ini adalah kota kuno di tengah Gurun Lut, yang pernah ditinggali orang-orang kerdil sekitar 5.000 tahun yang lalu. Kota ini juga memiliki nama lain, Shahr-e Kotouleha, yang artinya "Kota Manusia Kerdil".
Sumber: Ancient Pages
Sejarah kota Makhunik sangat menarik dan mengingatkan kita pada dunia yang muncul dalam karya-karya sastra seperti "Gulliver's Travels" karya Jonathan Swift atau "Lord of the Rings" karya J. R. R. Tolkien. Namun, ini bukanlah cerita fantasi, melainkan penemuan arkeologis yang nyata.
Foto: Ancient Pages
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Iran? Sebuah pigmen merah terang yang tersimpan di dalam botol batu kecil bisa jadi merupakan salah satu contoh lipstik tertua yang diketahui di dunia.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan terkait kerajaan kuno? Ilmuwan Temukan Kamp Militer Kerajaan Kuno yang Telah Lama Hilang, Sejarahnya Tertulis dalam Alkitab Berbahasa Ibrani Kisah pengepungan yang dilakukan Raja Asiria kuno dijelaskan dalam Alkitab berbahasa Ibrani. Kamp militer yang digunakan oleh raja Asiria, Sanherib, yang pengepungannya terhadap Lakhis dan Yerusalem dijelaskan dalam Alkitab Ibrani, akhirnya telah diidentifikasi, kata seorang ahli.
-
Bagaimana ilmuwan mengidentifikasi wilayah 'pusat' Homo sapiens di Dataran Tinggi Persia? Temuan mereka didasarkan pada kumpulan data genom yang diambil DNA kuno dan kumpulan gen modern, dikombinasikan dengan bukti paleoekologi yang menunjukkan bahwa wilayah ini mewakili habitat yang ideal.
-
Bagaimana para ilmuwan memastikan asal usul senjata-senjata kuno itu? "Beberapa kilogram besi berkarat penuh lumpur tanpa bentuk dibungkus dengan aman dan dibawa keluar dari hutan untuk dibersihkan dan memastikan asal usul temuan ini," jelas Darius Kopciowski dari Konservator Monumen Provinsi Lublin.
-
Apa yang diuji oleh ketiga ilmuwan tersebut? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
Kisah Makhunik dimulai pada tahun 1946 ketika Fakultas Geografi Universitas Teheran melakukan studi di Gurun Lut dan menemukan tembikar, menjadi tanda bahwa peradaban telah berkembang di sana. Penelitian ini memicu penggalian arkeologi yang mengungkap peradaban dari zaman pra-sejarah, tepatnya pada akhir milenium ke-4 SM dan awal milenium ke-3 SM.
Sumber: Ancient Pages
Selama tahun 1948-1956, ekspedisi arkeologi dilakukan di Shahdad dan mengungkap banyak aspek menarik. Makhunik memiliki tempat tinggal, bengkel kerja, dan pemakaman kuno. Penelitian arkeologi di distrik perumahan yang disebut Kota Orang Kerdil ini mengungkap adanya sub-distrik, seperti lokasi perajin perhiasan, pengrajin, dan petani.
Namun, apa yang membuat Makhunik menjadi penemuan yang benar-benar mengejutkan adalah fakta bahwa penduduknya meninggalkan kota ini sekitar 5.000 tahun yang lalu, dan mereka tampaknya berharap untuk kembali. Alasan kepergian mereka adalah kekeringan yang melanda wilayah ini. Para arkeolog menemukan, banyak barang berharga ditinggalkan di rumah-rumah mereka, dan pintu-pintu rumah ditutup dengan lumpur, menunjukkan harapan mereka untuk kembali.
Salah satu hal yang menonjol dari Makhunik adalah arsitektur rumah-rumah dan peralatan yang ditemukan di sana. Dinding rumah, langit-langit, perapian, dan rak tampaknya hanya sesuai untuk orang-orang kecil, seperti orang kerdil.
Penemuan ini memicu spekulasi tentang keberadaan mayat orang kerdil, dan bahkan ada laporan tentang penemuan mumi orang kerdil dengan tinggi hanya 25 cm. Penyelundup mencoba menjualnya dengan harga tinggi di Jerman.
Namun, ada juga pandangan yang lebih skeptis dari sebagian arkeolog yang membantah bahwa Makhunik adalah tempat tinggal para manusia kerdil ini. Mereka mengemukakan, tidak ada cukup bukti yang mendukung klaim ini, dan bahwa teknologi pada masa itu mungkin tidak memungkinkan orang untuk membangun rumah-rumah dengan dinding yang sangat rendah seperti yang ditemukan di situs ini.
Sumber: Ancient Pages
Mengenai mumi yang ditemukan, beberapa arkeolog juga meragukan klaim ini dan menganggapnya sebagai hal yang tidak mungkin mengingat kondisi tanah di wilayah tersebut yang tidak mendukung mumifikasi.
Foto: Ancient Pages
- Tengkorak Bertakhta Karangan Bunga Emas Berusia 2.500 Tahun Ditemukan, Ternyata Bukan Sosok Sembarangan
- Baru Punah 600 Tahun Lalu, Jejak Kaki Burung Purba Ini Ditemukan Berusia 3,6 Juta Tahun
- Patung Satu Keluarga Berusia 8.500 Tahun Ditemukan, Ungkap Kehidupan Masa Lalu di Turki
- 'Kota Abadi' Berusia 7.000 Tahun Ditemukan di Turki, Ada Jembatan Batu dan Mozaik Indah
Jadi, meskipun kisah Makhunik memikat banyak orang dan membangkitkan imajinasi, masih ada perdebatan tentang apakah ini benar-benar kota manusia kerdil atau bukan.
Sumber: Ancient Pages