Mahathir Usulkan Emas Jadi Mata Uang Negara Asia Timur
Dengan mata uang emas, kata Mahathir, maka bisa dievaluasi kegiatan ekspor impor di antara negara Asia Timur.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad kemarin mengusulkan dibuatnya mata uang baru untuk negara-negara di kawasan Asia Timur.
Berbicara dalam sesi dialog di Konferensi Internasional ke-25 tentang Masa Depan Asia di Tokyo, Jepang, Mahathir mengklaim mata uang emas di Asia Timur akan membuat perekonomian menjadi lebih stabil.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana prajurit Mataram akhirnya berjualan di Jakarta? Meskipun kalah perang, para prajurit yang kalah justru mulai berjualan di Jakarta dengan dua menu yaitu telur asin dan orek tempe.
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Siapa yang menyerahkan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya kepada Pemerintah Republik Indonesia? Hal tersebut diawali dengan penandatanganan dokumen-dokumen peralihan kekuasaan atas wilayah Jakarta Raya dari tangan Co Batavia en Ommenlenden kepada Basis Co Jakarta Raya.
Dengan mata uang emas, kata Mahathir, maka bisa dievaluasi kegiatan ekspor impor di antara negara Asia Timur.
"Kita bisa membuat kondisi lebih stabil dengan mata uang baru itu. Mata uang itu harus berpatokan pada kurs mata uang lokal yang menjadi gambaran kondisi negara itu," kata dia, seperti dilansir laman the Star, Jumat (31/5).
"Dengan begitu kita jadi tahu berapa banyak pinjaman kita, berapa yang harus kita bayar dalam mata uang khusus Asia Timur itu," kata dia.
Mahathir tiba di Tokyo Rabu dua hari lalu untuk menjalani tiga hari kunjungan kerja.
Dia juga menuturkan mata uang baru itu bisa diperluas penggunaannya ke negara lain di luar Asia Timur.
Menurut Mahathir pasar global saat ini terikat dengan mata uang dolar AS dan ini membuat dolar jadi rentan dimanipulasi.
"Hanya karena sebuah negara terdampak krisis maka jadinya menyebar ke negara lain. Malaysia dalam kondisi stabil sebelum 1997 tapi karena ada masalah yang terjadi di Thailand (pada waktu krisis finansial di Asia) mereka bilang mata uang Malaysia juga harus dipatok."
"Lalu apa yang terjadi? Penjual mata uang menjual ringgit Malaysia dengan harga rendah dan nilai ringgit jadinya tergerus."
Pada kesempatan itu Mahathir juga mengecam Amerika Serikat sebagai negara yang kerap melabeli negara lain.
"Amerika serikat suka melabeli negara lain itu tidak bagus dan menyuruh negara itu menjalankan bisnisnya seperti yang mereka mau."
"Itu berarti Anda tidak demokratis. Ini bukan ditentukan oleh suatu negara. Kalau Anda mau hidup di dunia yang bersatu, stabil, kita harus mencapai stabilitas melalui kesepakatan di antara semua negara," kata Mahathir.
Ketika ditanya apakah yen atau yuan bisa dipakai sebagai mata uang bersama di Asia, Mahathir menjawab: "Kalau kita ingin mempromosikan mata uang sendiri nanti akan ada konflik. Tapi kalau kita punya mata uang yang sama di Asia Timur, mata uang untuk perdagangan yang tidak dipakai di masing-masing negara kecuali untuk tujuan perdagangan yang mapan, maka nanti akan ada stabilitas."
Baca juga:
Huawei Dapat Dukungan dari Negara Ini Terkait Perseteruan dengan AS
Polisi Malaysia Tangkap Tiga Tersangka ISIS, Salah Satunya WNI
Inilah 5 Negara yang Dikunjungi Prabowo Setelah Pilpres 2019
Malaysia Akan Kembalikan 3.000 Ton Sampah Plastik ke Negara Asal
Mahathir Beri Ucapan Selamat Atas Terpilihnya Kembali Jokowi untuk Periode Kedua
Para Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat atas Kemenangan Jokowi