Makin Banyak Rumah Kosong Terbengkalai di Jepang, Ternyata Ini Penyebabnya
Makin Banyak Rumah Kosong Terbengkalai di Jepang, Ternyata Ini Penyebabnya
Saat ini ada sekitar 13,8 persen properti di Jepang adalah rumah kosong yang terbengkalai.
-
Kenapa rumah ini dijual? Abdi menyebut jika alasan keluarganya menjual rumah tersebut karena terlalu besar dan kurang maksimal dalam pengelolaannya.
-
Di mana rumah tersebut berada? Sebuah rumah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terbilang unik dan berbeda. Bangunan tempat tinggal itu berdiri di samping tempat pemakaman umum (TPU) Sirnaraga di wilayah tersebut.
-
Bagaimana bentuk rumah adat Julang Ngapak di Kampung Sempurmayung? Secara filosofis, Julang Ngapak menggambarkan bentuk atap yang menyerupai seekor burung yang tengah mengepakkan sayapnya. Bentuk atapnya tampak melebar, dengan bagian dengan dan belakangnya memiliki motif berbentu “X” sebagai gambaran dari kepala dan ekor burung.
-
Apa yang ditemukan di dalam rumah tersebut? Tim penyelamat terkejut saat berhasil menggali dan mengumpulkan total 92 ular dalam dua kunjungan berbeda.
-
Apa itu rumah paku? Rumah paku mulai jadi perbincangan pada 2001 setelah ada rumah 5 lantai yang berdiri di tengah jalan tol di provinsi Zhejiang, Cina. Rumah tersebut milik pasangan lansia yang menolak digusur karena tak sepakat dengan nilai kompensasi dan tempat relokasi yang ditawarkan pengembang.
Makin Banyak Rumah Kosong Terbengkalai di Jepang, Ternyata Ini Penyebabnya
Jendela-jendelanya ditutup papan, catnya terkelupas, dan tamannya ditumbuhi rumput liar berantakan.
Properti satu lantai di distrik kelas atas Negishi di Yokohama, selatan Tokyo, ini seharusnya sudah siap untuk dibangun kembali—namun malah dibiarkan terbengkalai selama lebih dari satu dasawarsa.
Bangunan tersebut, yang dulunya merupakan rumah bagi seorang wanita lanjut usia, adalah salah satu dari lebih dari 9 juta rumah kosong di Jepang, menurut laporan baru yang dirilis Kementerian Dalam Negeri Selasa lalu.
- Rumah Ditimpa Sampah Luar Angkasa, Keluarga Ini Minta Ganti Rugi ke NASA
- Ini Foto Pertama yang Muncul di Koran, Peristiwa Radikal yang Terjadi Pada 1848
- Melelehnya Es di Pegunungan Ungkap Temuan Ribuan Artefak Berburu Berusia 6.000 Tahun, Ada Mata Panah dan Tongkat
- Hidupnya Mengais Makanan dari Tong Sampah Mirip Gelandangan, Tapi Ternyata Miliuner yang Punya 10 Rumah
Rekor angka tertinggi mencakup 13,8 persen dari seluruh properti rumah di Negeri Sakura kini dalam keadaan kosong tak berpenghuni.
Akiya (“rumah kosong”) ditinggalkan ketika penghuninya yang lanjut usia meninggal atau pindah ke panti jompo.
Anggota keluarga yang masih hidup seringkali tidak ingin pindah ke properti tersebut karena tidak mampu menanggung biaya pembongkaran yang mahal.
Dalam banyak kasus, ahli waris bahkan tidak dapat ditemukan lokasinya—atau terjadi perselisihan mengenai bagaimana aset tersebut harus dibagi jika mereka ditemukan.
Seth Sulkin, pendiri perusahaan pengembang properti dan manajemen aset Pacifica Capital KK, mengatakan “alasan utama” rumah-rumah di Jepang dibiarkan kosong adalah “karena populasi di luar Tokyo menurun dengan cepat, terutama di daerah-daerah seperti Tohoku, Hokkaido, dan kota-kota tua. Orang-orang meninggalkan rumah mereka begitu saja”.
“Selain itu, sangat sulit untuk mendaur ulang properti ini karena sistem warisan dan hak milik di Jepang,” katanya kepada This Week in Asia, seperti dilansir laman South China Morning Post, Senin (6/5).
Mengenai warisan properti di Jepang, pasangan dari orang yang meninggal secara hukum berhak atas setengah dari properti, dan sisanya dibagikan kepada anak-anak mereka.
Namun, menurut Sulkin, tidak ada solusi jika ahli waris tidak bisa ditemukan atau menolak menjual bagiannya.
Akiya kini semakin banyak ditemukan di pinggiran kota-kota besar. Dalam upaya untuk mengekang pertumbuhan rumah-rumah terbengkalai, pemerintah daerah diberikan wewenang pada bulan Desember untuk menahan keringanan pajak bagi pemilik yang gagal mengambil tindakan yang diperlukan untuk memelihara bangunan dan mencegah keruntuhannya.
Idenya adalah untuk mendorong pemilik agar memperbaiki dan menggunakan rumah tersebut, atau menjual tanahnya kepada pengembang yang akan memanfaatkannya dengan lebih baik.