Mantan Panglima Perang Israel Ungkap Tak Ada Lagi yang Bisa Dilakukan Tentara Israel di Gaza
Mantan panglima perang dan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant dipecat Netanyahu awal pekan ini.
Yoav Gallant, mantan Menteri Pertahanan Israel dan panglima perang Israel di Gaza yang baru-baru ini dipecat Perdana Menteri Netanyahu, mengungkapkan tak ada lagi yang bisa dilakukan tentara penjajah di Jalur Gaza, Palestina. Hal ini disampaikan Gallant kepada keluarga tawanan pada Kamis (7/11).
Dia juga mengatakan, pengerahan tentara yang terus berlanjut kendati tak ada yang bisa mereka lakukan hanya untuk menuruti keinginan pemerintah mereka harus ada di sana, seperti diungkapkan keluarga tawanan yang dilaporkan Channel 12 News Israel.
- VIDEO: PM Israel Netanyahu Jadi Buron Kejahatan di Gaza, 124 Negara Harus Segera Menangkapnya!
- Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, Terungkap Karena Hal Ini
- PM Israel Benjamin Netanyahu Pecat Menhan Yoav Gallant Kedua Kalinya, Disebut Tak Lagi Bisa Dipercaya
- Bersumpah Bakal Balas Serangan Iran, Israel 'Lebih Mematikan dan Mengejutkan'
“Saya dapat memberi tahu Anda tidak ada pertimbangan keamanan. Saya dan kepala IDF (Pasukan Penjajah Israel) mengatakan tidak ada alasan keamanan untuk tetap berada di Koridor Philadelphi,” kata Gallant, dikutip dari The Cradle, Jumat (8/11).
"Tidak ada lagi yang bisa dilakukan di Gaza. Prestasi besar telah dicapai. Saya khawatir kami bertahan di sana hanya karena ada keinginan untuk berada di sana," cetusnya.
Gallant juga mengungkapkan, Netanyahu mengatakan kepadanya mempertahankan pasukan di Gaza “adalah pertimbangan diplomatik.”
“Saya beritahu Anda bahwa tidak ada pertimbangan diplomatik,” kata Gallant kepada keluarga para tawanan.
Sabotase Gencatan Senjata
Gallant juga menekankan Netanyahu adalah satu-satunya orang menghentikan proses kesepakatan gencatan senjata di Gaza pada Juli.
“Kami berpendapat bahwa kondisi sudah matang untuk mencapai kesepakatan pada bulan Juli,” ujarnya.
Gallant dipecat Netanyahu awal pekan ini, dengan alasan kurangnya rasa saling percaya dan ketidaksepakatan mengenai “manajemen” perang di Gaza dan Lebanon.
Ribuan tentara Israel terus beroperasi di Jalur Gaza yang terkepung ketika kampanye pembersihan etnis Israel semakin intensif dalam beberapa pekan terakhir.Ribuan warga Palestina telah terbunuh di utara Gaza sejak awal Oktober. Awal pekan ini, juru bicara militer Itzik Cohen mengatakan dalam jumpa pers bahwa “tidak ada lagi warga sipil yang tersisa” di utara Gaza.
Pada hari Kamis, Tel Aviv membantah pernyataan tersebut, mengklaim bahwa komentar tersebut “di luar konteks.”