Mantan Pimpinan Militer Israel Akui Negaranya Kalah Perang Lawan Hamas, Netanyahu Harus Dilengserkan
Israel juga berencana menarik seluruh pasukan daratnya di Gaza dan menggencarkan serangan udara.
Israel juga berencana menarik seluruh pasukan daratnya di Gaza dan menggencarkan serangan udara.
- Semakin Banyak Tentara Israel Bunuh Diri dan Alami Gangguan Mental Setelah Kembali dari Gaza
- Israel Akui 19 Sipir Penjaranya Pukuli Tahanan Palestina Hingga Tewas
- 4.000 Tentara Prancis Bantu Israel Lawan Hamas di Gaza
- Warga Gaza Sudah Sangat Kelaparan, Terpaksa Jarah Truk Bantuan di Perbatasan Rafah
Mantan Pimpinan Militer Israel Akui Negaranya Kalah Perang Lawan Hamas, Netanyahu Harus Dilengserkan
Mantan pimpinan militer Israel, Dan Halutz, mengungkapkan negaranya kalah dalam perang melawan Hamas. Halutz menekankan, satu-satunya cara agar kemenangan bisa dicapai dengan melengserkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Koresponden Channel 14 Israel, Yishai Friedman, merilis rekaman percakapannya dengan Halutz di Haifa bersama aktivis demo anti-pemerintah, yang berlangsung selama perang.
"Tidak akan ada gambaran kemenangan karena gambaran itu mencerminkan hilangnya 1.300 nyawa dan 240 tahanan, meski mereka kembali, dan sekitar 200.000 pengungsi yang tidak bisa kembali ke rumah mereka," jelas Halutz dalam percakapan tersebut, dikutip dari Al Mayadeen, Rabu (27/12).
"Bagi saya, gambaran kemenangan akan terjadi saat Perdana Menteri Netanyahu mengundurkan diri," sambung Halutz.
Foto: AFP
Surat kabar Israel, Haaretz turut menyoroti kegagalan Israel dalam perang berkelanjutan di Gaza, dengan menekankan bahwa kemenangan tidak mungkin terjadi.
Beberapa hari yang lalu, surat kabar Israel Yedioth Ahronoth menyatakan bahwa laporan tentang pasukan Israel memperluas serangan daratnya ke Jalur Gaza menunjukkan dua hal. Salah satu yang paling mencolok adalah ketidakmampuannya untuk meraih kemenangan sampai saat ini.
Perlu dicatat bahwa jumlah korban tentara Israel sejak dimulainya Operasi Badai Al-Aqsa mencapai 491 jiwa. Selain itu, jumlah korban sejak dimulainya operasi darat telah mencapai 158 orang, seperti yang dilaporkan oleh media Israel.
Namun, diakui bahwa jumlah kematian yang sebenarnya jauh lebih tinggi, sebagaimana terlihat dari video pertempuran yang disiarkan oleh media perlawanan Palestina. Ini menegaskan sejauh mana kerugian yang diderita oleh pendudukan Israel.