Manusia Baru Minum Susu 6000 Tahun Lalu, Sebelumnya Tidak Bisa Dicerna Perut
Sebelumnya diasumsikan bahwa manusia mengalami toleransi terhadap laktose atau laktosa karena mereka mulai minum susu lebih banyak saat pertanian menjadi lebih subur di seluruh Eurasia. Namun, yang mengejutkan para peneliti, aumsi itu ternyata salah.
Manusia prasejarah menikmati susu ribuan tahun sebelum manusia mengembangkan sifat genetik yang memungkinkan kita untuk mencerna susu tanpa sakit perut dan gangguan pencernaan. Ini merupakan temuan terbaru dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nature.
Sebelumnya diasumsikan bahwa manusia mengalami toleransi terhadap laktose atau laktosa
karena mereka mulai minum susu lebih banyak saat pertanian menjadi lebih subur di seluruh Eurasia. Namun, yang mengejutkan para peneliti, aumsi itu ternyata salah.
-
Apa yang ditemukan oleh sukarelawan di situs arkeologi? Sukarelawan yang terlibat dalam penggalian di situs arkeologi menemukan patung kepala wanita Romawi kuno dengan ukiran khas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Sarsina? Para arkeolog di Italia telah berhasil mengungkapkan sebuah penemuan menakjubkan di kota Sarsina. Penemuan ini diumumkan Kementerian Kebudayaan Italia (MIC) dalam keterangan persnya.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Kastil Ayanis? Para arkeolog menemukan beberapa artefak bela diri saat melakukan penggalian di sebuah kastil kuno di Turki. Artefak bela diri tersebut berisi tiga perisai perunggu, baju besi, dan sebuah helm perunggu yang berasal dari 2.700 tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Inggris? Temuan ini disebut satu-satunya di dunia, telur yang masih utuh dengan cairan putih dan kuningnya. Ini satu-satunya telur di dunia yang ditemukan dalam kondisi utuh kendati telah berumur 1.700 tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di Inggris? Baru-baru ini arkeolog menemukan kapak genggam prasejarah di Inggris. Ilmuwan takjub dengan ukuran perkakas berusia 300.000 tahun ini, yang dinilai sangat besar.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di kota kelahiran Sinterklas? Para arkeolog menemukan sejumlah hiasan plakat kaca dengan desain yang sangat indah saat menggali di kota kelahiran Sinterklas.
Para peneliti menganalisis ribuan residu atau bekas lemak hewan yang ditemukan di 13.000 pecahan tembikar dari 554 situs arkeologi di Eropa. Jejak mikrokospik susu di dalam pecahan tembikar itu menyatakan bahwa konsumsi susu manusia pada zaman Neolitikum Eropa cukup tinggi dari sekitar 7.000 SM dan seterusnya.
Ini adalah waktu sebelum mayoritas manusia dapat mencernanya. Gula dalam susu – laktosa – diubah menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase. Tanpa enzim, atau dengan jumlah yang tidak mencukupi, laktosa tidak dipecah dan memicu fermentasi bakteri di usus, menyebabkan gas, diare, dan sakit perut.
Tanpa diduga, bukti genetik dari manusia prasejarah di Eropa dan Asia menunjukkan bahwa gen yang mengkode produksi laktase tidak umum sampai sekitar 1.000 SM, hampir 4.000 tahun setelah pertama kali terdeteksi sekitar 4.700 SM. Itu kemudian menyebar ke seluruh benua hanya dalam beberapa ribu tahun.
"Ini benar-benar sangat mengejutkan," kata Profesor Mark Thomas, pakar Genetika Evolusioner dan DNA Kuno di Universitas College London, dikutip dari IFL Science, Selasa (6/6).
"Frekuensi varian genetik yang menyebabkan kegigihan laktase meningkat sangat cepat."
"Ini mungkin sifat gen tunggal yang paling terpilih yang telah berevolusi pada populasi Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan selama 10.000 tahun terakhir," lanjut Thomas.
Sebelumnya diasumsikan bahwa peningkatan konsumsi susu adalah pendorong utama toleransi laktase, tetapi tampaknya tidak demikian. Jadi, bagaimana dan mengapa gen toleransi laktosa dengan cepat muncul di sebagian besar populasi di Eropa, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika?
Penyelidikan lebih lanjut oleh para peneliti menunjukkan bahwa minum susu dengan intoleransi laktosa mungkin tidak menyenangkan, tetapi kemungkinan besar tidak akan membunuh Anda.
Data genetik dan medis pada lebih dari 300.000 orang di Inggris menemukan bahwa orang dengan gen laktase dan orang dengan intoleransi laktosa hampir minum susu dalam jumlah yang sama. Selain itu, sebagian besar orang yang secara genetik tidak toleran laktase hanya mengalami efek kesehatan negatif yang sangat ringan ketika mereka minum susu.
"Jika Anda laktase non-persisten dan Anda minum banyak susu, Anda mungkin mengalami sedikit diare. Anda mungkin banyak kentut. Anda mungkin mengalami kram. Mungkin tidak nyaman dan memalukan, tetapi Anda tidak akan mati karenanya," jelas Profesor Thomas.
"Tapi, jika Anda diare saat terpapar patogen lain, maka itu bisa berubah dari ketidaknyamanan menjadi kondisi yang fatal."
(mdk/pan)