Mengenal Electoral College, Sistem Penentu Kemenangan Pilpres AS, Begini Penjelasannya
Sistem pemilihan presiden di Amerika Serikat memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan negara lain, termasuk Indonesia.
Pemilihan presiden di Amerika Serikat dijadwalkan berlangsung pada 5 November 2024. Namun, kandidat yang memperoleh suara terbanyak tidak selalu menjadi pemenang. Hal ini disebabkan karena pemilihan presiden tidak dilakukan secara langsung oleh rakyat, melainkan melalui sistem yang dikenal sebagai "electoral college".
Electoral College berfungsi sebagai sistem pemilihan presiden di Amerika Serikat. Dalam mekanisme ini, setiap negara bagian memiliki sejumlah suara elektoral yang setara dengan jumlah anggota kongresnya. Ketika warga negara memberikan suara dalam pemilihan presiden, mereka sebenarnya memilih calon yang akan mendapatkan suara elektoral dari negara bagian mereka. Calon yang memperoleh mayoritas suara elektoral, yaitu minimal 270 dari total 538 suara, akan dinyatakan sebagai pemenang pemilihan. Proses ini memastikan bahwa setiap negara bagian memiliki peran dalam menentukan presiden, meskipun tidak semua suara rakyat secara langsung berkontribusi pada hasil akhir
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Bagaimana sistem pemilihan Presiden dan Wakil Presiden di Pemilu 2004? Pemilu 2004 dilaksanakan dengan sistem yang berbeda dari Pemilu-Pemilu sebelumnya. Perbedaan tersebut pada sistem pemilihan DPR dan DPRD dan sistem pemilihan DPD, serta pemilihan presiden-wakil presiden yang dilakukan secara langsung dan bukan lagi melalui anggota MPR seperti pemilu sebelumnya, bahkan bisa hingga putaran kedua.
-
Siapa yang diwawancarai oleh Kantor Berita Amerika? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang meramal Donald Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Kapan Donald Trump diramal? Jauh sebelum Donald Trump mengalami penembakan saat kampanye, pada Januari 2024 lalu, ia pernah diramal.
Dilansir BBC, Kamis (24/10/2024), electoral college ini dirancang oleh para pendiri negara AS, yang khawatir pemilihan berdasarkan suara populer dapat memberikan kekuasaan yang berlebihan kepada negara bagian yang lebih besar.
Siapa yang sebenarnya dipilih oleh warga AS saat hari pemungutan suara?
Ketika warga AS memberikan suara dalam pemilihan presiden mendatang, mereka umumnya akan memilih salah satu dari dua kandidat presiden dan wakil presiden, serta memilih anggota elektor atau electoral. Elektor yang terpilih nantinya akan bertugas memilih presiden dan wakil presiden. Istilah "college" di sini merujuk pada sekelompok individu yang memiliki tanggung jawab yang sama, yaitu para elektor. Setiap empat tahun, mereka menjalankan tugas ini beberapa minggu setelah pemilihan presiden umum dilaksanakan.
Bagaimana cara pemilihan elektor dilakukan?
Berdasarkan informasi dari archives.gov, proses pemilihan elektor di setiap negara bagian terdiri dari dua tahap. Pertama, partai politik di masing-masing negara bagian menyusun daftar calon elektor beberapa waktu sebelum pemilihan umum. Kedua, saat pemilihan umum berlangsung, warga AS memberikan suara untuk memilih elektor yang akan mewakili negara bagian mereka.
Mekanisme Electoral College
Jumlah pemilih elektoral di setiap negara bagian AS ditentukan berdasarkan ukuran populasi negara bagian tersebut. Setiap negara bagian memiliki jumlah pemilih elektoral yang sama dengan jumlah legislator yang ada di Kongres AS, yang terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat.
California memegang rekor dengan 55 pemilih elektoral, sedangkan negara bagian dengan populasi kecil seperti Wyoming, Alaska, Dakota Utara, serta Washington D.C. hanya memiliki jumlah minimum yaitu tiga. Secara keseluruhan, terdapat 538 pemilih elektoral, di mana setiap pemilih mewakili satu suara. Untuk memenangkan kursi presiden, seorang kandidat harus meraih mayoritas suara, yaitu sekitar 270 suara atau lebih.
Umumnya, setiap negara bagian akan memberikan semua suara elektoral kepada kandidat yang memperoleh kemenangan dalam pemilihan umum di negara bagian tersebut. Sebagai contoh, jika seorang kandidat meraih 50,1 persen suara di Texas, maka kandidat tersebut akan mendapatkan seluruh 40 suara elektoral dari Texas. Meskipun kandidat menang dengan margin yang besar, mereka tetap akan memperoleh jumlah suara elektoral yang sama.
Hal ini memungkinkan seorang kandidat untuk memenangkan pemilihan presiden dengan memfokuskan upayanya pada negara bagian tertentu yang memiliki persaingan ketat, meskipun mereka mungkin kalah dalam total suara populer secara nasional. Hanya ada dua negara bagian, yaitu Maine dan Nebraska, yang membagi suara electoral college mereka sesuai dengan proporsi suara yang diperoleh oleh masing-masing kandidat.
Sebagian besar negara bagian cenderung memberikan suara untuk partai yang sama dalam setiap pemilihan. Oleh karena itu, kandidat presiden akan lebih menekankan perhatian mereka pada "swing states", yaitu negara bagian yang tidak terikat pada satu partai tertentu dan memiliki populasi independen yang cukup besar.
Setiap negara bagian yang berhasil mereka menangkan akan mendekatkan mereka pada 270 suara electoral college yang diperlukan untuk meraih kemenangan. Dengan strategi ini, kandidat dapat memanfaatkan dinamika pemilih di negara bagian yang bersangkutan untuk meraih hasil yang maksimal dalam pemilihan presiden.
Sejarah Electoral College
Apakah mungkin seorang calon presiden memenangkan suara mayoritas tetapi tidak terpilih sebagai presiden?
Nyatanya, dalam enam pemilihan presiden terakhir di AS, dua di antaranya dimenangkan oleh kandidat yang memperoleh suara lebih sedikit dibandingkan lawan mereka di tingkat nasional. Situasi ini dapat terjadi ketika seorang kandidat sangat populer di kalangan pemilih, namun tidak berhasil meraih cukup suara dari negara bagian untuk mencapai 270 suara elektoral yang dibutuhkan.
Sebagai contoh, pada 2016, Donald Trump mendapatkan hampir 3 juta suara lebih sedikit dibandingkan Hillary Clinton, tetapi berhasil meraih kursi presiden karena electoral college memberinya jumlah suara terbanyak. Selain itu, pada tahun 2000, George W. Bush terpilih dengan 271 suara elektoral meskipun Al Gore, kandidat dari Partai Demokrat, memperoleh lebih dari setengah juta suara populer. Dalam sejarah, hanya tiga presiden lainnya yang terpilih tanpa memenangkan suara populer, yaitu John Quincy Adams, Rutherford B. Hayes, dan Benjamin Harrison, yang semuanya berasal dari abad ke-19.
Mengapa sistem electoral college diterapkan di AS?
Ketika konstitusi AS disusun pada tahun 1787, pemungutan suara secara nasional untuk memilih presiden dianggap tidak mungkin karena luasnya wilayah negara dan kesulitan dalam komunikasi. Oleh karena itu, para perancang konstitusi menciptakan sistem electoral college, di mana setiap negara bagian memilih sejumlah elektornya. Negara bagian kecil mendukung sistem ini karena memberikan mereka pengaruh lebih besar dibandingkan jika pemilihan dilakukan secara langsung berdasarkan suara populer. Selain itu, electoral college juga menjadi pilihan bagi negara bagian di selatan, di mana populasi budak pada saat itu cukup signifikan. Meskipun budak tidak memiliki hak suara, mereka dihitung sebagai tiga per lima orang dalam Sensus AS. Dengan demikian, jumlah suara elektoral yang dialokasikan berdasarkan populasi negara bagian memberikan negara bagian selatan lebih banyak kekuatan dalam pemilihan presiden dibandingkan dengan suara publik langsung yang seharusnya diterima.
Elektoral Palsu
Apakah para elektor diwajibkan untuk memilih kandidat yang memperoleh suara terbanyak?
Setiap elektor di berbagai negara bagian memiliki kebebasan untuk memilih kandidat mana pun yang mereka inginkan, meskipun pilihan tersebut berbeda dengan suara rakyat. Namun, dalam praktiknya, hampir semua elektor cenderung memilih kandidat yang meraih suara terbanyak di negara bagian mereka.
Apabila seorang elektor memberikan suara yang tidak sesuai dengan pilihan presiden dari negara bagian mereka, maka mereka dianggap sebagai "faithless". Pada pemilihan tahun 2016, terdapat tujuh suara elektoral yang diberikan dengan cara tersebut, tetapi suara-suara ini tidak dihitung karena dianggap tidak setia. Di beberapa negara bagian, elektor yang tidak setia dapat dikenakan denda atau bahkan diadili akibat tindakan suara mereka atau memilih untuk tidak memberikan suara.
Apa yang dimaksud dengan elektor palsu?
Pada tahun 2020, terjadi insiden mengenai "elektor palsu" ketika para pendukung Trump dari Partai Republik di tujuh negara bagian AS berusaha untuk menciptakan elektor mereka sendiri dengan tujuan membalikkan hasil pemilihan. Dalam beberapa situasi, mereka membuat dan menandatangani dokumen yang tampak resmi di ibu kota negara bagian pada Desember, saat para elektor di seluruh negeri berkumpul untuk memberikan suara secara resmi. Beberapa individu yang terlibat dalam tindakan ini menghadapi ancaman penuntutan dan penyelidikan. Jaksa federal menyebut upaya tersebut sebagai "skema korup" yang mengganggu fungsi pemerintah federal dengan menghambat proses penghitungan dan sertifikasi suara elektoral untuk Biden.
Apa yang terjadi jika tidak ada kandidat yang meraih suara terbanyak?
Dalam situasi seperti itu, Dewan Perwakilan Rakyat, yang merupakan dewan rendah dalam sistem legislatif AS, akan mengambil alih untuk memberikan suara dalam pemilihan presiden. Namun, kejadian ini hanya pernah terjadi sekali, yaitu pada tahun 1824 ketika empat kandidat saling membagi suara elektoral dan tidak ada satu pun yang memperoleh suara terbanyak. Dengan adanya dua partai utama yang mendominasi sistem pemilihan presiden di AS, kemungkinan terjadinya situasi ini sangat kecil.