"Mereka Memberi Saya Kantong Plastik Berisi Potongan Tubuh Seberat 18 Kg, Saya Tidak Tahu Ini Anak Saya Atau Bukan"
Serangan udara Israel ke sebuah sekolah di Kota Gaza dua hari lalu menewaskan hampir 100 warga Palestina sampai mayat mereka tercerai-berai.
Sedikitnya 100 warga sipil Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak tewas ketika serangan udara Israel menghantam sebuah sekolah tempat warga mengungsi di Kota Gaza Sabtu lalu.
Video yang beredar di media sosial memperlihatkan potongan-potongan tubuh berserakan tercerai-berai di lantai saat orang-orang berteriak menangis mencari keluarga mereka.
- FOTO: Potret Memilukan Anak-Anak Palestina Pungut Tepung Berceceran di Tanah Demi Bisa Makan
- Kejamnya Dunia pada Gaza, Kain Kafan Tak Ada lagi Jenazah Korban Genosida Israel Dibungkus Pakai Kantong Plastik
- Israel Kembali Bom Sekolah di Gaza, Puluhan Warga Palestina Terbunuh dan Banyak Potongan Tubuh Berserakan di Lantai
- Kondisi Menyedihkan Balita di Gaza Palestina Kelaparan Akibat Kekejaman Israel, Usia 4 Tahun Berat Hanya 4 Kg
Sebuah video lain memperlihatkan puluhan mayat ditutupi kain dibaringkan di halaman sekolah.
Sejumlah korban dibawa ke rumah sakit Maamadani, salah satu rumah sakit yang masih beroperasi di utara Gaza.
Moatasem Dalloul, aktivis dan penduduk Kota Gaza mengatakan kepada Middle East Eye, rumah sakit itu tidak punya cukup tempat tidur untuk merawat warga yang terluka dan banyak dari mereka dirawat di lorong rumah sakit.
Pembantaian mengerikan
Dalam video lain terlihat seorang bocah mengalami luka bakar dan seluruh tubuhnya dipenuhi luka serta diperban. Dia berbaring di atas tandu di koridor rumah sakit.
"Potongan-potongan tubuh dari warga yang tewas ada di mana-mana di halaman rumah sakit dan keluarga mereka memberikan salam perpisahan," kata Dalloul yang tiba di sekolah itu setelah serangan.
"Israel terus menyerang penampungan warga, tapi mereka tetap berlindung di tempat-tempat ini karena rumah mereka sudah hancur oleh serangan Israel di Jalur Gaza."
Badan Pertahanan Sipil Gaza menggambarkan serangan itu "pembantaian mengerikan" dan tiga roket Israel menghantam sekolah Tabin di Distrik al-Daraj Kota Gaza saat warga sedang melaksanakan salat Subuh.
"Saat kami masuk ke dalam sekolah, kami melihat potongan-potongan tubuh ada di mana-mana," kata seorang pria di lokasi kepada MEE.
900 Kilogram
"Pasukan penjajah Israel terus membantai warga pengungsi di penampungan karena tidak seorang pun di dunia ini mampu menghentikan mereka," ujar Dalloul.
"Dukungan Amerika dan negara Barat secara keuangan dan militer serta bungkamnya komunitas internasional membuat Israel terus berbuat seenaknya terhadap warga tak bersalah di Jalur Gaza."
Muhammad al-Mughair, direktur pasokan otoritas pertahanan sipil Gaza mengatakan Sekolah Tabin menampung sekitar 2.400 pengungsi Palestina.
"Sekolah itu dihantam tiga rudal, termasuk rudal MK-84 yang beratnya sampai 900 kilogram," kata Mughair.
Serangan itu menghancurkan dua lantai sekolah, dengan rudal pertama mengenai kawasan yang dihuni para pengungsi perempuan dan rudal kedua mengenai lantai dasar tempat warga biasa melaksanakan salat.
"Pasukan penjajah mengebom para pengungsi ketika mereka sedang salat subuh," kata pernyataan kantor media pemerintah Gaza.
"Karena pembantaian yang sangat mengerikan ini dan banyaknya para syahid, tim medis, tim tanggap darurat, dan tim penyelamat tidak bisa mengumpulkan semua mayat korban," kata dia.
Seorang pria bernama Hassan mengatakan dia tengah mencari anaknya yang pergi salat Subuh setelah serangan itu terjadi.
"Saya bilang kepada mereka anak saya Ali, 6 tahun. Mereka memberi saya kantong plastik berisi bagian tubuh seberat 18 kilogram dan menyuruh saya menguburkannya. Saya tidak tahu ini anak saya atau bukan. Kami tak bisa menemukan mayatnya di mana-mana."