NASA: Delapan Tahun Lagi Manusia Bisa Tinggal dan Bekerja di Bulan
Manusia bisa hidup dan bekerja di Bulan pada 2030 mendatang. Ini mempermudah kemungkinan eksplorasi ruang angkasa.
Manusia bisa hidup dan bekerja di Bulan pada 2030 mendatang. Ini mempermudah kemungkinan eksplorasi ruang angkasa.
Demikian menurut pejabat dari Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Menurut pejabat ini, NASA berharap manusia bisa mulai membangun koloni atau permukiman di Bulan pada 2030. Padahal sejak lama, komunitas ilmuwan menganggap Bulan tidak bisa dihuni manusia.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di luar angkasa? Dua tim astronom yang dipimpin oleh ilmuwan di Caltech, telah menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta. Dan jaraknya 30 miliar triliun mil.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Dimana penelitian tentang selada berbahaya di luar angkasa dilakukan? Mengutip ScienceAlert, Selasa (6/2), berdasarkan penelitian Universitas Delaware, Amerika Serikat (AS), tanaman berdaun seperti selada dan bayam di luar angkasa bisa menimbulkan bakteri.
Pernyataan ini disampaikan setelah NASA meluncurkan pesawat luar angkasa tak berawak ke Bulan pekan lalu, seperti dikutip dari laman Nature World News, Selasa (22/11).
Hampir 50 tahun setelah NASA mengirim manusia pertama ke Bulan, program dan misi luar angkasa baru bertujuan untuk mengirim kembali manusia di satelit Bumi tersebut, namun dengan tujuan akhir untuk membuat Bulan sebagai jalur menuju eksplorasi luar angkasa di masa depan.
Potensi keberadaan air di Bulan juga dapat memperkuat alasan berhasilnya misi. Astronot yang hidup di Bulan bisa dimanfaatkan sebagai langkah awal misi mengirim manusia ke Mars.
Kepala program luar angkasa Orion NASA, Howard Hu menyampaikan, habitat manusia penting untuk mendukung misi ilmiah di masa depan. Kepada BBC, Hu mengatakan peluncuran roket Artemis yang membawa Orion pada 16 November lalu merupakan hari bersejarah dalam bidang penerbangan luar angkasa manusia.
Hu mengatakan, mereka akan mengirim orang ke permukaan Bulan dan mereka akan tinggal di sana dan melakukan penelitian ilmiah.
Misi Bulan Artemis 1 sedang berlangsung sebagai program mengorbit Bulan tanpa awak dan merupakan penerbangan luar angkasa besar pertama dari serangkaian program Artemis NASA.
Orion tak berawak akan menguji dirinya sendiri untuk membawa kapsul ke Bulan dan berhasil kembali ke Bumi.
Hu juga mengatakan, ini merupakan langkah pertama untuk eksplorasi luar angkasa jangka panjang tidak hanya bagi Amerika Serikat, tapi juga seluruh dunia.
Jika manusia yang dikirim ke Bulan ini nantinya bisa melihat bukti keberadaan air, maka air tersebut bisa digunakan sebagai bahan bakar roket untuk menuju Mars.
Baca juga:
Ini Prediksi Kapan Matahari dan Bumi Akan Mati
Ilmuwan Ungkap Keberadaan Lubang Hitam Terdekat, Ini Jaraknya dari Bumi
Ilmuwan Ungkap Mars Dulu Punya Samudera Besar, Jadi Bukti Jejak Kehidupan
China Akan Kirim Monyet ke Luar Angkasa untuk Misi Penting
Para Astronom Kaget Temukan Fenomena Aneh Ini dalam "Black Hole"
Robot Penjelajah Temukan Bukti Kehidupan di Planet Mars
Tarantula Raksasa Luar Angkasa Tertangkap Teleskop James Webb NASA