NASA Gandeng Prada Luncurkan Desain Pakaian Astronot untuk Misi ke Bulan, Bajunya Sampai 3 Lapis
NASA bekerja sama dengan Prada meluncurkan pakaian astronot untuk misi ke Bulan.
Axiom Space dan brand fesyen top global Prada mengumumkan kerja sama untuk pertama kalinya dalam pembuatan desain pakaian astronot Axiom Extravehicular Mobility Unit (AxEMU) yang akan digunakan untuk misi Artemis III NASA.
Hal tersebut diungkap pada Kongres Astronautika Internasional di Milan, Italia pekan lalu.
-
Di mana astronot NASA akan menggunakan pakaian luar angkasa Prada? Mereka akan bersama-sama mengembangkan material dan fitur desain yang akan melindungi astronot dari potensi masalah lingkungan saat berada di luar angkasa dan di lingkungan Bulan.
-
Apa yang akan dirancang oleh Prada untuk astronot NASA? Para astronot NASA akan tampil modis dengan setelan rancangan Prada pada misi Artemis III ke Bulan.
-
Bagaimana pakaian astronot NASA yang dirancang Prada akan berbeda dari yang sebelumnya? Setelan diharapkan menjadi lebih fleksibel, memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap kondisi luar angkasa, dan dilengkapi peralatan canggih agar astronot dapat menjelajahi Bulan dengan lebih baik.
-
Kapan Pakistan meluncurkan roket pertamanya untuk NASA? Singkat cerita, roket pertama Pakistan Rehbar-I akhirnya diluncurkan tepat setelah matahari terbenam pada tanggal 7 Juni 1962.
-
Siapa yang membuat desain pakaian astronot NASA versi AI? Vadimsadovski mengimajinasikan alternatif pakaian astronot NASA berwarna bening transparan.
-
Siapa yang terlibat dalam misi peluncuran roket pertama Pakistan untuk NASA? Mustafa membentuk tim yang terdiri dari lima. Lima orang ini yakni, Saleem Mahmood, seorang spesialis elektronik; M Rehmatullah, seorang direktur di departemen Meteorologi.
Kemitraan Axiom dan Prada dimulai sejak tahun 2022 ketika perusahaan itu mengontrak Esther Marquis, desainer kostum dalam serial drama luar angkasa "For All Mankind," untuk mendesain tampilan pakaian antariksa itu.
Terobosan baru dalam mode antraksia
"Kami mempelopori era baru dalam eksplorasi ruang angkasa, di mana kemitraan sangat penting untuk komersialisasi ruang angkasa," kata Russell Ralston, Wakil Presiden Eksekutif Aktivitas Extravehicular (EVA, atau perjalanan ruang angkasa bulan) Axiom, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip TIME.
Tiga lapis pakaian
"Untuk pertama kalinya, kami memanfaatkan keahlian di industri lain untuk menciptakan solusi yang lebih baik bagi ruang angkasa," imbuhnya.
Tidak seperti pakaian era Apollo, yang masing-masingnya diukur dan dipotong sesuai dengan astronot yang akan mengenakannya, pakaian Axiom-Prada bersifat modular (unisex), dengan anggota badan dan badan yang dapat dipasang dan dilepas yang mengakomodasi wanita dan pria dari persentil ke-1 hingga persentil ke-99 dalam ukuran tubuh.
- NASA Siapkan Hadiah Rp 47 Miliar Bagi yang Mampu Pecahkan Masalah Sampah dalam Misi ke Bulan
- Dua Astronot NASA Terjebak di ISS, Ini Daftar Antariksawan yang Paling Lama Tinggal di Ruang Angkasa
- Pria Ini sudah 50 Tahun Bekerja di NASA, Pekerjaannya Paling Aneh di Antara Semua Karyawan, Menciumi Bau Benda
- NASA Tak Bisa Pastikan Kepulangan Dua Astronot yang “Terjebak” di Stasiun Ruang Angkasa
Pakaian ini akan didesain dengan tiga lapis. Lapisan paling dalam adalah seperangkat pakaian dalam panjang yang menutupi seluruh tubuh, yang dialiri pipa yang mengalirkan air dingin dari leher hingga ujung kaki untuk mencegah para astronot kepanasan di bawah terik matahari.
Di sekeliling pakaian pendingin itu ada lapisan kedap udara, bagian pakaian yang benar-benar berfungsi untuk menjaga para astronot tetap hidup di lingkungan bulan yang tanpa udara. Di sekelilingnya ada pakaian pelindung lingkungan.
Lapisan ketiga adalah lapisan luar pakaian yang tebal dan terlihat yang melindungi para astronot dari luka dan tusukan di medan bulan yang penuh dengan bebatuan dan tebing terjal.
Namun, sayangnya logo segitiga Prada tidak akan ditampilkan pada pakaian antariksa tersebut, karena Axiom-lah yang memimpin pengembangannya, dan hanya akan memunculkan logo "AX" yang dijahit dengan warna abu-abu pada badan pakaian antariksa begitu pula pada bagian ransel.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti