NASA Kembali Tunda Misi Kirim Astronot Ke Bulan, Ini Alasannya
Misi Artemis II akan mengirimkan astronot untuk mengorbit Bulan tanpa melakukan pendaratan. Peluncuran ini ditunda dari September 2025 menjadi April 2026.
Program ambisius NASA, yang dikenal dengan nama Artemis, bertujuan untuk mengembalikan astronot ke Bulan dalam dekade ini, kini mengalami penundaan. Badan antariksa Amerika Serikat tersebut mengumumkan bahwa misi Artemis III, yang seharusnya mendaratkan manusia di Bulan pada tahun 2026, kini dijadwalkan ulang menjadi pertengahan 2027. Selain itu, pelaksanaan misi Artemis II yang direncanakan untuk mengorbit Bulan tanpa mendarat, juga mengalami penundaan, dari yang awalnya dijadwalkan pada September 2025 menjadi paling cepat pada April 2026. Penundaan ini banyak disebabkan oleh masalah teknis pada kapsul kru Orion, khususnya pada bagian pelindung panas.
Selama misi tanpa awak Artemis I yang berlangsung pada tahun 2022, pelindung panas Orion mengalami kerusakan yang tidak terduga akibat penumpukan panas saat kapsul melakukan kembali ke atmosfer Bumi menggunakan teknik skip reentry, yang mirip dengan cara batu memantul di permukaan air untuk mengurangi kecepatan.
-
Apa tujuan dari misi Artemis? Sebagaimana diketahui, misi yang diberi nama Artemis ini akan mengirimkan empat manusia untuk mengorbit bulan. Rencananya misi itu akan dilakukan pada November 2024, disusul dengan pendaratan manusia pertama di bulan lebih dari setengah abad setahun kemudian.
-
Kapan misi Artemis direncanakan untuk mengantar manusia ke bulan? Sebagaimana diketahui, misi yang diberi nama Artemis ini akan mengirimkan empat manusia untuk mengorbit bulan. Rencananya misi itu akan dilakukan pada November 2024, disusul dengan pendaratan manusia pertama di bulan lebih dari setengah abad setahun kemudian.
-
Kapan misi Artemis III ke Bulan akan dilakukan? Sebagaimana diketahui, misi itu akan direncanakan pada tahun 2025 mendatang.
-
Bagaimana astronot Artemis 3 akan berkomunikasi dengan Bumi? Umumnya, komunikasi misi berawak mengandalkan radio frekuensi ultra-tinggi (UHF). Meskipun UHF cukup andal, teknologi 4G menawarkan bandwidth lebih tinggi dan kecepatan yang lebih cepat.
-
Bagaimana misi Artemis berbeda dari misi Apollo? Selain itu, konsep program Artemis modern memiliki serangkaian prioritas yang jauh berbeda dibandingkan misi Apollo. Misalnya, toleransi risiko jauh lebih rendah dibandingkan pada tahun 1960an.
-
Apa arti dari sinonim? Sinonim adalah Kata-kata yang Memiliki Kesamaan Makna Satu dengan Lainnya, Berikut Contohnya Dengan sinonim, kosakata kita diperkaya dan karya kita jadi lebih menarik dibaca.
"Kami telah melakukan pengujian mendalam untuk memahami risiko yang mungkin dihadapi astronot saat menjalankan misi kembali ke Bulan," kata Administrator NASA Bill Nelson, seperti yang dilansir oleh CNN, Jumat (6/12/2024). Nelson juga menambahkan bahwa penyebab utama masalah pada pelindung panas telah berhasil diidentifikasi.
Menurut Pam Melroy, Wakil Administrator NASA, masalah utama yang dihadapi adalah akumulasi panas pada pelindung panas Orion, yang mengakibatkan lapisan luarnya terkikis lebih dari yang diperkirakan. Untuk mengatasi hal ini, NASA berencana untuk melakukan modifikasi pada jalur penerbangan Artemis II, termasuk mengurangi durasi manuver skip reentry pada kapsul Orion, guna mengurangi tekanan termal yang diterima oleh pelindung panas.
Meskipun demikian, penundaan ini menambah daftar panjang perubahan jadwal dalam program Artemis. Sebelumnya, Artemis I, yang merupakan uji coba tanpa awak dari roket Space Launch System (SLS), hanya berhasil diluncurkan pada tahun 2022 setelah mengalami beberapa kali penundaan.
Tantangan dalam bersaing dengan China
Artemis III, yang direncanakan untuk mendarat di Kutub Selatan Bulan, memiliki tujuan penting: menjelajahi cadangan es air yang diperkirakan terdapat di area tersebut. Es air ini memiliki potensi untuk diolah menjadi bahan bakar roket atau sumber air minum bagi para astronot yang berada di sana. Namun, keterlambatan pelaksanaan misi ini menyebabkan jarak untuk mencapai target ambisius yang ditetapkan oleh pemerintahan Trump pada tahun 2019 semakin jauh, yaitu pendaratan manusia di Bulan pada tahun 2024. Target tersebut ditetapkan dalam rangka menjaga dominasi Amerika Serikat di luar angkasa, terutama dalam menghadapi kemajuan pesat program luar angkasa yang dimiliki oleh China.
China, dalam sebuah konferensi pers yang diadakan pada bulan April lalu, mengungkapkan rencana mereka untuk mengirimkan astronot ke Bulan pada tahun 2030, yang semakin menguatkan posisi mereka sebagai pesaing utama AS dalam perlombaan antariksa masa kini.
- Suara Sorak-sorai Menggema di Stasiun Luar Angkasa saat Misi Penyelamatan 2 Astronot yang ‘Terjebak’
- 2 Astronot NASA yang Terjebak di Stasiun Luar Angkasa Segera Dijemput, Pesawatnya dalam Perjalanan
- Dua Astronot NASA Terjebak di ISS, Ini Daftar Antariksawan yang Paling Lama Tinggal di Ruang Angkasa
- NASA Tak Bisa Pastikan Kepulangan Dua Astronot yang “Terjebak” di Stasiun Ruang Angkasa
"Kami harus mendarat di Kutub Selatan Bulan, sehingga tidak kehilangan wilayah strategis ini kepada Tiongkok," tegas Nelson, menyoroti urgensi dari misi Artemis III bagi kepentingan nasional Amerika Serikat. Dengan adanya situasi ini, jelas bahwa persaingan di luar angkasa semakin memanas, dan setiap langkah yang diambil akan sangat menentukan bagi masa depan eksplorasi luar angkasa.
Penundaan ini terjadi pada saat NASA mengalami transisi kepemimpinan. Donald Trump, presiden terpilih, telah mengungkapkan niatnya untuk menunjuk Jared Isaacman, seorang pengusaha teknologi yang juga merupakan rekan dekat Elon Musk, sebagai Administrator NASA. Isaacman dikenal memiliki pandangan skeptis terhadap beberapa aspek dari program Artemis, yang bisa memicu perubahan signifikan, termasuk penyesuaian jadwal dan pengelolaan kontrak untuk pengembangan lunar lander, modul yang digunakan untuk mendarat di Bulan.