Patahkan Teori Darwin, Nenek Moyang Manusia Ternyata Berasal dari Eropa, Bukan Afrika
Analisis baru dari fosil yang ditemukan tahun 1990-an di desa Nikiti, Yunani utara mendukung gagasan kontroversial bahwa kera, nenek moyang manusia, berkembang di Eropa tenggara, bukan Afrika.
Analisis baru dari fosil yang ditemukan tahun 1990-an di desa Nikiti, Yunani utara mendukung gagasan kontroversial bahwa kera, nenek moyang manusia, berkembang di Eropa tenggara, bukan Afrika.
Fosil berusia 8 sampai 9 juta tahun itu pertama kali dikaitkan dengan kera yang telah punah yang disebut Ouranopithecus.
-
Bagaimana manusia purba berburu mangsa? Berlari lebih cepat dari kejaran mangsa merupakan metode berburu yang efisien bagi manusia purba dan metode ini juga masih digunakan hingga saat ini, menurut laporan etnografi.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana manusia purba di Sangiran berdiri tegak? Di lokasi ini ditemukan puluhan fosil manusia purba, termasuk Pithecanthropus erectus, manusia purba berdiri tegak yang disimpulkan nenek moyang manusia modern.
-
Bagaimana singa berburu mangsa? Mereka cenderung berburu dengan cara mengejar mangsa dari jarak jauh dan melompat langsung ke arahnya.
-
Bagaimana kerangka manusia purba itu ditemukan? Penemuan ini menyebabkan dua penggalian resmi, satu pada 1912 dan satu lagi pada 1924, yang mengungkap ribuan artefak.
-
Di mana tanda "like" purba ditemukan? Para arkeolog menemukan simbol "suka" ini saat melakukan pembersihan berkala dan konservasi lukisan batu prasejarah Lascaux yang terkenal di dekat desa Montignac, Prancis Selatan.
Tim yang dipimpin David Begun dari Departemen Antropologi Universitas Toronto baru-baru ini menganalisis fosil tersebut dan memastikan bahwa fosil itu kemungkinan milik hewan jantan dari spesies baru.
Dengan memeriksa rahang atas dan bawah kera Eropa purba, tim peneliti menyatakan bahwa nenek moyang umat manusia mungkin telah berevolusi di Eropa sebelum bermigrasi ke Afrika, berpotensi menjungkirbalikkan konsensus ilmiah yang telah ada sejak zaman Darwin.
Pada 1871, Darwin menyatakan bahwa semua hominin, termasuk manusia modern dan yang telah punah, merupakan keturunan Afrika. Teori ini diterima secara luas sampai hari ini.
Di sisi lain, Darwin juga berspekulasi bahwa hominin juga bisa berasal dari Eropa, di mana fosil sebagian besar kera ditemukan. Analisis baru oleh Begun dkk mendukung teori ini.
Walaupun Begun tidak percaya bahwa kera di Yunani itu adalah hominin, dia berspekulasi itu bisa merepresentasikan kelompok yang berasal dari wilayah di mana hominin berkembang.
Tim penelitian yang dipimpin Begun memastikan pada 2017 bahwa kera berusia 7,2 juta tahun yang disebut Graecopithecus yang juga hidup di Yunani bisa jadi seorang hominin.
Dalam kasus ini, kera Nikiti berusia 8 juta sampai 9 juta tahun merupakan nenek moyang hominin pertama, Graecopithecus, sebelum hominin bermigrasi ke Afrika tujuh juta tahun lalu.
Menurut sebuah laporan di jurnal New Scientist, Begun meramalkan bahwa konsep baru ini akan ditolak oleh banyak ahli yang percaya pada asal-usul hominin Afrika, namun dia juga berharap skenario baru tersebut setidaknya dipertimbangkan.
Begun menunjukkan bahwa Eropa Tenggara pernah diduduki nenek moyang hewan seperti jerapah dan badak.
"Secara luas disepakati bahwa ini adalah fauna yang ditemukan dari sebagian besar yang kita lihat di Afrika saat ini," jelasnya kepada New Scientist.
"Jika kijang dan jerapah bisa masuk ke Afrika 7 juta tahun yang lalu, mengapa kera tidak?"
Tidak semua antropolog setuju dengan Begun dan kesimpulan timnya. Seperti dicatat oleh New Scientist, kera Nikiti mungkin sama sekali tidak berkerabat dengan hominin. Ini mungkin telah mengembangkan ciri-ciri serupa secara mandiri, mengembangkan gigi untuk makan makanan serupa atau mengunyah mirip hominin awal.
(mdk/pan)