Mengguncang Teori Evolusi, Ikan Purba Ini Dijuluki Fosil Hidup Tertua di Dunia, Hidup di Perairan Indonesia
Penemuan ikan purba yang dijuluki fosil hidup tertua ini mengungkap perkembangan evolusi hingga ke spesies manusia.
Menurut studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Nature Communications pada Kamis, (12/9) kemunculan ikan coelacanth purba primitive devonian yang terpelihara dengan sangat baik di Gooniyandi Country, Australia barat berkaitan dengan aktivitas teknonik atau pergerakan di kerak bumi.
Ilmuwan menduga ikan ini berevolusi selama periode aktivitas tektonik.
-
Kapan ikan purba ini hidup? Sebuah spesies baru dari kelompok tetrapodomorf ditemukan hidup sekitar 380 juta tahun yang lalu, dengan panjang mencapai 45-50 cm.
-
Dimana fosil ikan purba ditemukan? Fosil ini ditemukan pada 2023 di Formasi Ozan di timur laut Texas, di endapan lumpur yang berasal dari Zaman Campania (83,6 juta hingga 72,1 juta tahun lalu) dan tebalnya hanya 20 sentimeter.
-
Dimana ikan purba ini ditemukan? 'Kami menemukan varian baru ikan bertipe sirip lobus ini di salah satu lokasi fosil paling terpencil di Australia, yaitu Anggota Batu Pasir Harajica di Wilayah Utara, yang terletak hampir 200 km sebelah barat Alice Springs, berasal dari periode Devonian Tengah-Akhir sekitar 380 juta tahun yang lalu.'
-
Hewan laut tertua apa? Spons sebagai hewan laut tertua yang masih ada, memberikan pandangan unik tentang keberlanjutan kehidupan di bumi.
-
Fosil hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tersebut diperkirakan sebagai spesies dari kelas cestoda, juga dikenal sebagai cacing pita.
-
Dimana fosil ikan bertaring ini ditemukan? Spesies baru ini ditemukan di Sungai Finke (Larapinta), Australia.
Ikan coelacanth ini dianggap sebagai fosil hidup tertua yang berasal dari 420 juta tahun lalu. Ilmuwan menyebut fosil baru itu dengan Ngamugawi wirngarri.
"Kami sangat gembira dapat bekerja sama dengan masyarakat Mimbi untuk memberi nama ikan cantik ini dengan nama depan yang diambil dari bahasa Gooniyandi," kata Dr. Alice Clement, salah seorang peneliti dari Universitas Flinders, seperti dilansir Scitechdaily.
Penghubung ikan purba dengan garis keturunanya
Tim peneliti yang dipimpin oleh Universitas Flinders dan para ahli dari Kanada, Australia, dan Eropa menyebutkan penemuan fosil Ngamugawi wirngarri ini juga membantu mengisi periode transisi dalam sejarah coelacanth antara bentuk paling primitif dan bentuk lain yang lebih modern.
John Long, rekan tim peneliti lainnya mengatakan fosil tersebut berasal dari Periode Devon (359-419 juta tahun lalu), “memberi kita wawasan hebat mengenai anatomi awal garis keturunan ini yang akhirnya mengarah pada manusia.”
Perlambatan evolusi ikan purba ini
Sebelumnya, selama lebih dari 35 tahun, para peneliti telah menemukan beberapa fosil ikan 3D yang diawetkan dengan sempurna dari situs Gogo yang telah menggasilkan penemuan penting termasuk jaringan lunak yang termineralisasi dan asal usul reproduksi seksual yang kompleks pada vertebrata.
Banyak bagian anatomi tubuh manusia berasal dari Zaman Paleozoikum Awal (540-350 juta tahun lalu). Seperti bagian rahang, gigi, kotak otak yang mengeras, organ genital yang tertutup, jantung yang memiliki bilik, dan paru-paru yang berpasangan semuanya muncul pada ikan purba mengarah pada manusia.
Meskipun sekarang tertutup oleh bongkahan batu kering, Formasi Gogo di Negara Gooniyandi di wilayah Kimberley di Australia Barat bagian utara merupakan bagian dari terumbu karang tropis purba yang dihuni oleh lebih dari 50 spesies ikan sekitar 380 juta tahun lalu.
"Kami menghitung laju evolusi sepanjang sejarah mereka yang mencapai 410 juta tahun. Hal ini menunjukkan evolusi coelacanth telah melambat drastis sejak zaman dinosaurus, tetapi dengan beberapa pengecualian yang menarik," ungkap tim peneliti.
Bertahan dari kepunahan massal
Saat ini, coelacanth adalah ikan laut dalam yang menakjubkan yang hidup di lepas pantai Afrika timur dan Indonesia. Ikan ini dapat mencapai panjang hingga 2 meter.
Ikan coelacanth memiliki sirip cuping yang berarti mereka memiliki tulang yang kuat di siripnya yang tidak terlalu berbeda dengan tulang di lengan manusia karenanya ikan ini dianggap lebih dekat hubungannya dengan lungfish dan tetrapoda (hewan bertulang belakang dengan lengan dan kaki seperti katak) daripada kebanyakan ikan lainnya.
Selama 410 juta tahun terakhir, lebih dari 175 spesies coelacanth telah ditemukan di seluruh dunia. Ikan ini terus mengalami diversifikasi yang signifikan dengan beberapa spesies dan mengembangkan bentuk tubuh yang tidak biasa.
Namun, pada akhir Periode Cretaceous, sekitar 66 juta tahun yang lalu, mereka secara misterius menghilang dari catatan fosil.
Kepunahan ikan ini pada akhir Zaman Kapur dipicu oleh hantaman asteroid besar yang memusnahkan sekitar 75% semua kehidupan di Bumi termasuk semua dinosaurus non-unggas.
Dengan demikian, diasumsikan ikan coelacanth telah ikut tersapu sebagai korban dari peristiwa kepunahan massal yang sama.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti