Ilmuwan Temukan Fosil Spesies Baru Dinosaurus Terbang Berusia 100 Juta Tahun, Kerangkanya dalam Kondisi Lengkap
Penemuan ini mewakili spesies yang sebelumnya tidak diketahui.
Penemuan ini mewakili spesies yang sebelumnya tidak diketahui.
-
Apa temuan fosil dinosaurus terbaru? Spesies baru dinosaurus pemakan tumbuhan yang hidup di Pulau Isle of Wight, Inggris, sekitar 125 juta tahun lalu ditemukan.
-
Fosil dinosaurus apa yang ditemukan? Para peneliti di Hong Kong baru saja mengumumkan penemuan fosil dinosaurus yang merupakan yang pertama kalinya di daerah tersebut.
-
Berapa usia fosil dinosaurus tersebut? Saat sedang jalan-jalan dengan anjingnya, seorang pria asal Prancis menemukan fosil dinosaurus berusia 70 juta tahun.
-
Apa jenis fosil dinosaurus yang ditemukan? Namun fosil jenis Titanosaurus itu disembunyikan selama dua tahun.
-
Apa jenis dinosaurus yang ditemukan? Tim ilmuwan dari Indian Institute of Technology (IIT)-Roorkee dan Geological Survey of India (GSI) berhasil mengungkap sisa-sisa fosil dari dinosaurus pemakan tumbuhan berleher panjang yang usianya terhitung paling tua yang pernah ditemukan di wilayah tersebut.
Ilmuwan Temukan Fosil Spesies Baru Dinosaurus Terbang Berusia 100 Juta Tahun, Kerangkanya dalam Kondisi Lengkap
Ilmuwan di Australia menemukan fosil dinosaurus jenis pterosaurus berusia 100 juta tahun. Ini merupakan kerangka pterosaurus terlengkap yang pernah ditemukan di wilayah tersebut.
Australia dikenal dengan keanekaragaman fauna yang menakutkan, namun ada satu jenis predator prasejarah yang kurang terwakili dalam catatan fosilnya, yaitu dinosaurus karnivora terbang yang dikenal sebagai pterosaurus. Namun, sebuah makalah yang diterbitkan pada 12 Juni di Scientific Reports menggambarkan kerangka fosil yang ditemukan di negara bagian Queensland itu milik spesies pterosaurus yang sebelumnya tidak diketahui.
Spesies baru ini, yang diberi nama Haliskia peterseni, hidup 100 juta tahun lalu pada masa Albian dalam periode Cretaceous atau Zaman Kapur. Penemuan ini menunjukkan bahwa pterosaurus mungkin lebih tersebar luas di bumi daripada yang diperkirakan sebelumnya. Penemuan ini sangat menarik karena beberapa alasan.
Pertama, penemuan ini mewakili spesies yang sebelumnya tidak diketahui, berasal dari benua yang hanya menghasilkan sedikit fosil pterosaurus. Kedua, kerangka ini jauh lebih lengkap dibandingkan sampel sebelumnya yang ditemukan di Australia.
Kerangka tersebut mencakup sebagian tengkorak, seluruh mandibula, dua tulang belakang, 12 tulang rusuk, dua gastralia, serta beberapa falang, metatarsal, dan jari.
"Kerangka Haliskia sudah 22 persen lengkap, menjadikannya dua kali lebih lengkap dari satu-satunya kerangka pterosaurus parsial yang diketahui ditemukan di Australia," kata rekan penulis studi, Adele Pentland, dilansir Popular Science, Kamis (13/6).
Kelengkapan kerangka tersebut memungkinkan para peneliti untuk menempatkannya dalam klad Anhangueria dan berspekulasi tentang kebiasaan makannya. Kerangka Haliskia berasal dari masa ketika sebagian besar wilayah Queensland berada di bawah air, dan makhluk tersebut tampaknya berburu di perairan ini untuk mencari mangsanya.
Makalah ini berspekulasi bahwa, mengingat bentuk giginya, kemungkinan besar Haliskia memakan "invertebrata bertubuh lunak (kemungkinan besar cephalopoda) dan/atau mangsa licin lainnya."
Para peneliti memperkirakan lebar sayapnya mencapai 4,6 meter dan menyimpulkan dari bentuk tengkorak dan rahangnya bahwa ia memiliki "lidah kuat dan berotot, yang membantu melumpuhkan mangsa hidup dan licin di punggung palatal yang menonjol."
Layaknya sebagian besar tulang pterosaurus lain yang ditemukan di Australia, Haliskia berasal dari wilayah yang dikenal sebagai Formasi Toolebuc, hamparan batuan Kapur panjang yang membentang melintasi Queensland, Wilayah Utara, dan Australia Selatan. Kerangka tersebut digali oleh Kevin Petersen, kurator museum lokal bernama Kronosaurus Korner, dan diberi nama untuk menghormatinya.
Pada masa hidup Haliskia, Australia merupakan bagian dari superbenua Gondwana, yang juga mencakup Amerika Selatan modern, Afrika, Antartika, Semenanjung Arab, dan anak benua India. Namun, benua super tersebut sedang dalam proses pemisahan, perlahan-lahan terpecah menjadi benua-benua yang kita kenal sekarang.
Meskipun fosil pterosaurus telah ditemukan di seluruh benua yang pernah membentuk Gondwana, terdapat perbedaan mencolok antara bagian-bagian yang membentuk bagian timur benua super tersebut—Australia, Selandia Baru, Antartika, Indo-Pakistan, dan Madagaskar—dan bagian-bagian yang membentuk bagian barat.
“Fosil pterosaurus jarang ditemukan di Gondwana bagian timur, sangat kontras dengan kelimpahan dan keanekaragaman relatifnya di Gondwana bagian barat," jelas para penulis makalah.
Hal ini menyulitkan peneliti untuk mencapai kesimpulan tentang seberapa luas pterosaurus tersebar di wilayah ini. Namun, makalah ini menunjukkan bahwa penemuan Haliskia mungkin mengubah pandangan tersebut.
“Pterosaurus Australia yang baru ini membuktikan keberhasilan Anhangueria selama Kapur Awal terbaru dan menunjukkan bahwa bentuk-bentuk Australia lebih beragam secara taksonomi dan kompleks secara palaeobiogeografis daripada yang diketahui sebelumnya.”