Ilmuwan Temukan Sepupu Dinosaurus, Burung Purba Berekor Pedang dengan Sayap Sepanjang 2 Meter dan Hidup 147 Juta Tahun Lalu
Fosil dari burung purba ini ditemukan di Bavaria, Jerman.
Ilmuwan baru-baru ini menemukan kerangka fosil yang terpelihara dengan baik dari spesies yang diidentifikasi sebagai Skiphosoura bavarica.
Penemuan ini mengisi kesenjangan dalam pemahaman dari evolusi Pterosaurus, burung purba yang hidup 147 juta tahun lalu di Bavaria, Jerman.
-
Apa nama hewan purba ini? Penemuan fosil-fosil yang sangat langka milik kerabat mamalia yang telah lama punah, yang pernah menjelajahi Amerika Utara pada 180 juta tahun yang lalu, diumumkan oleh pihak berwenang National Park Service (NPS) pekan lalu.
-
Fosil dinosaurus apa yang ditemukan? Para peneliti di Hong Kong baru saja mengumumkan penemuan fosil dinosaurus yang merupakan yang pertama kalinya di daerah tersebut.
-
Apa hewan purba yang ditemukan? Hewan purba ini merupakan spesies Dinocephalosaurus orientalis.
-
Dimana dinosaurus sebesar ayam ditemukan? Fosil dari spesies dinosaurus pemakan tumbuhan yang baru ditemukan telah mengungkapkan cerita menarik di Pulau Isle of Wight di lepas pantai selatan Inggris.
-
Fosil hewan purba apa yang ditemukan? Fosil tersebut diperkirakan sebagai spesies dari kelas cestoda, juga dikenal sebagai cacing pita.
Skiphosoura bavarica hidup menjelang akhir Periode Jurassic. Para ahli mengidentifikasi Skiphosoura merupakan transisi antara pterosaurus berekor panjang dan relatif lebih kecil 80 juta tahun yang lalu dari zaman Trias dengan pterosaurus berekor pendek yang ukurannya lebih besar pada Zaman Kapur.
Pterosaurus, sepupu dinosaurus, adalah kelompok hewan vertebrata pertama yang memiliki kemampuan terbang diikuti burung sekitar 150 juta tahun lalu dan kelelawar sekitar 50 juta tahun lalu.
Pterosaurs, seperti juga dinosaurus, punah pada 66 juta tahun lalu dalam peristiwa kepunahan massal setelah asteroid menabrak bumi.
Transisi evolusi yang sangat penting
"Ini sangat penting," kata ahli paleontologi David Hone dari Universitas Queen Mary London, seraya mengatakan tentang bagaimana Skiphosoura memberikan wawasan tentang evolusi pterosaurus.
"Ia juga menyoroti temuan pterosaurus lain sebelumnya dan menjelaskan dengan lebih baik posisi mereka dalam pohon keluarga pterosaurus dan memungkinkan kami menunjukkan transisi ini dari bentuk awal ke bentuk akhir dan melihat ciri apa yang berubah dalam urutan apa," kata Hone, seperti dilansir Reuters, Selasa, (19/11).
Makhluk ini memiliki nama ilmiah "sword tail from Bavaria," yang berarti memiliki ekor yang pendek, kaku dan runcing. Skiphosoura memiliki hampir setiap tulang dalam kerangkanya, bukannya tida seperti banyak fosil lainnya yag hancur. Spesimen ini ditemukan pada 2015 di negara bagian Bavaria di Jerman.
Skiphosoura merupakan salah satu penerbang terbesar dalam ekosistemnya. Tengkoraknya berukuran panjang sekitar 25 sentimeter. Puncak tulangnya terbatas di bagian depan moncong, tetapi mungkin ada jaringan lunak yang memanjang di atasnya sehingga membuatnya sedikit lebih besar. Kemungkinan besar warnanya cerah atau berpola, tetapi kami tidak tahu pasti," kata Hone.
"Giginya cukup panjang dan tajam untuk menusuk dan menahan. Skiphosoura kemungkinan besar adalah predator umum yang memangsa hewan kecil, seperti kadal, mamalia kecil, serangga besar, dan mungkin ikan. Skiphosoura mungkin hidup di pedalaman, mungkin di hutan.
Penemuan Skiphosoura dan spesies lain yang disebut Dearc sgiathanach, yang hidup sekitar 170 juta tahun lalu di Skotlandia, telah membantu menjelaskan peristiwa-peristiwa penting dalam evolusi pterosaurus.
Mereka adalah bagian dari kelompok transisi yang disebut Darwinoptera yang menjembatani pterosaurus awal dan akhir.
Ahli paleontologi, Adam Fitch menyebutkan Skiphosoura terletak dalam pohon keluarga antara pterosaurus Darwinoptera dan keturunan pterodactyloid mereka.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti