Pemilu berliku di tanah Suriah
Pemungutan suara tetap diselenggarakan meski ada penolakan dari oposisi dan Barat yang menyebutnya sebagai "lelucon".
Pemilihan presiden sehari di Suriah dimulai kemarin, dengan lebih dari 15 juta orang yang memenuhi syarat sebagai pemilih dan pemberi suara yang terdaftar di Suriah dijadwalkan memberi suara mereka untuk memilih satu dari tiga calon presiden.
Para calon tersebut meliputi Presiden petahana Bashar al-Assad. Kementerian Dalam Negeri Suriah mengatakan 9.610 tempat pemungutan suara (TPS) tersedia di seluruh negeri itu di tengah laporan bahwa pemerintah juga telah mendirikan TPS di tempat penampungan pengungsi guna memungkinkan ribuan orang Suriah yang kehilangan tempat tinggal ikut dalam proses pemungutan suara tersebut, seperti dilansir kantor berita Xinhua, Selasa (3/6).
-
Di mana Suriah menyerang Israel? Mesir akan menyerbu melalui SInai, sementara Suriah akan menyerang Israel melalui Dataran Tinggi Golan.
-
Siapa Syaikh Muhammad Suhaimi? Salah satu karamah yang dipercaya dimiliki oleh sosoknya adalah bisa menghadiri pengajian di banyak tempat dalam satu waktu yang sama. Ini juga yang kemudian menjadikannya sebagai sosok wali yang misterius.
-
Apa sikap AHY yang dipuji oleh Sudirman Said? Mengajak seluruh kader untuk “move on” memberi signal yang menunjukkan kedewasaan politik Juru Bicara Bacapres Anies Baswedan Sudirman Said memuji sikap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang mengajak kader memaafkan dan move on fokus menyongsong peluang menuju Pilpres 2024.
-
Kenapa Musala Apung Bahrur Surur dibangun? Walaupun sedang melaut pada siang hari yang terik, para nelayan di Demak tetap tak lupa melaksanakan ibadah salat. Merekapun berbondong-bondong beribadah di musala terdekat.
-
Siapa yang meresmikan Musala Apung Bahrur Surur? Pada 23 Agustus 2022, operasional musala itu diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen.
-
Siapa yang menolak seruan Nabi Saleh AS? Dengan adanya respon tersebut, sekelompok kecil dari kaum Tsamud memang telah menerima ajaran Nabi Saleh, namun sebagian besar orang-orang kaya dan berkedudukan tinggi tetap bersikeras menolak.
Pemungutan suara tetap diselenggarakan kendati ada penolakan dari kelompok oposisi dan Barat, yang telah menolak pemungutan suara tersebut dan menyebutnya sebagai "lelucon".
Pejuang dari kelompok oposisi telah mengancam di dalam pernyataan mereka untuk melancarkan serangan terhadap tempat pemungutan suara guna mengganggu proses pemilu.
"Kami mengumumkan dimulainya serangan terhadap markas keamanan, tempat pemungutan suara, anggota dan komite mereka mulai Selasa, 3 Juni. Oleh karena itu kami meminta warga agar menjauhi daerah tersebut," demikian isi pernyataan dari kelompok oposisi.
"Kami menyatakan Damaskus sebagai zona militer sampai akhir pemilihan umum kotor ini," demikian isi pernyataan lainnya. Pernyataan itu memperingatkan rakyat agar menjauhi tempat pemungutan suara, yang dipandang oleh gerilyawan sebagai "sasaran sah".
Dua hari lalu, para gerilyawan di pinggiran Ibu Kota Damaskus, menembakkan beberapa bom mortir yang nyaris menghantam markas pasukan keamanan. Bom mortir tersebut mendarat di dekat Fakultas Seni di Universitas Damaskus dan di banyak daerah lain permukiman, sehingga merenggut korban cedera dan kerugian harta.
Di tengah ancaman itu, pemerintah Suriah tampaknya telah melakukan semua tindakan yang perlu guna mengamankan proses pemungutan suara. Menurut beberapa laporan, angkutan umum digratiskan kemarin untuk melayani mereka yang ingin sampai ke tempat pemungutan suara.
Pos pemeriksaan di pintu masuk Damaskus telah meningkatkan pemeriksaan, sementara pihak berwenang telah mengamankan kompleks pemerintah dan daerah tempat pemungutan suara didirikan.
Kementerian Dalam Negeri Suriah dua hari lalu mengatakan akan melakukan semua prosedur yang diperlukan guna memudahkan warga pergi baik dari dan ke pusat kota untuk memberi suara mereka.
Sementara itu, kantor berita resmi Suriah, SANA, melaporkan, warga Suriah dari luar negeri mulai tiba di negara itu untuk ikut dalam pemungutan suara. Mereka tak bisa memberi suara mereka selama pemungutan suara di luar negeri pada akhir Mei sebab Kedutaan Besar Suriah di negara tempat mereka tinggal dilarang menyelenggarakan pemungutan suara.
Selain warga Suriah, delegasi parlemen dari "negara sahabat", yakni Iran, Rusia, Brasil dan Republik Rakyat Demokratik Korea, juga telah mulai tiba untuk mengawasi proses pemungutan suara atas undangan parlemen Suriah, seperti dikutip SANA.
Ketiga calon yang bersaing, Presiden petahana Bashar al-Assad, mantan menteri Hassan al-Nouri dan anggora parlemen Maher Hajjar, telah menyampaikan visi pemilihan umum mereka yang berisi gagasan utama politik yang nyaris sama meski dengan pandangan berbeda mengenai cara menyelamatkan ekonomi negeri itu, yang ambruk.
(mdk/fas)