Pemimpin Turki sepakat berlakukan kembali hukuman mati bagi teroris
Berita ini muncul ketika Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengumumkan pengaktifan kembali Kelompok Aksi Reformasi, sebuat komite yang bertugas untuk mendorong reformasi.
Para pemimpin Turki sepakat untuk mengembalikan hukuman mati bagi 'teroris' dan pembunuh anak-anak serta perempuan di negara itu.
Menurut laporan surat kabar Cumhuriyet, dikutip dari Middle East Eye, Kamis (30/8), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan sekutunya Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis Sayap Kanan (MHP) telah membahas hukuman mati ini pada akhir Juli lalu dan mencapai kesepakatan.
-
Apa yang diprotes bocah Turki itu? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel.
-
Apa yang ditemukan dalam penggalian di Turki? Sekelompok arkeolog Turki menemukan tengkorak yang diperkirakan berusia 6.000 tahun di salah satu dari sembilan makam selama penggalian di distrik Afsin, Kahramanmaras, Turki.
-
Siapa yang diprotes bocah Turki itu? Bocil Turki Marah-Marah ke Pemilik Toko karena Jual Produk Israel, Gebrak Meja Minta Hentikan Penjualan Bocah itu kesal karena pemilik toko memberikannya keripik buatan Israel tanpa sepengetahuannya.
-
Bagaimana bocah Turki itu protes? Dengan nada tinggi, bocah itu memprotes alasan penjual toko menjual produk Israel. Bocah itu sampai menggeberak meja di hadapan pemilik toko. Lantas ia pun meminta pemilik toko untuk tidak menjual barang tersebut.
-
Mengapa penemuan patung di Turki ini dianggap penting? Artefak ini memberikan petunjuk penting tentang kehidupan manusia pada masa itu, serta tentang perkembangan seni dan budaya di wilayah Anatolia.
-
Mengapa anggota Polri ini diwisuda di Turki? Dia bersama 86 peserta didik internasional menjalani wisuda usai mengikuti kegiatan Capacity Building “The First Level Police Chief Training and The Non Thesis Master Degree” selama dua tahun.
Berita ini muncul ketika Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu mengumumkan pengaktifan kembali Kelompok Aksi Reformasi, sebuat komite yang bertugas untuk mendorong reformasi.
Dalam sebuah konferensi di Lithuania, Vilnius, Cavusoglu mengatakan bahwa Turki akan kembali ke jalur keanggotaan Uni Eropa.
"Setelah keadaan darurat dicabut, prioritas kami adalah reformasi," katanya.
Kelompok Aksi Reformasi sendiri belum aktif sejak 2015. Cavusoglu mengatakan bahwa kelompok yang terdiri dari menteri dalam negeri dan para hakim Turki akan mengevaluasi kembali peta jalan menuju reformasi dan rencana aksinya.
"Harapan Turki dari Uni Eropa sangat jelas. Kami tidak ingin ada gerakan yang tidak pantas. Kami hanya ingin yang Turki pantas dan menjanjikan," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, hukuman mati di Turki dihapus selama pelanggaran waktu damai tahun 2002 lalu. Saat itu MHP masih menjadi anggotanya.
Penghapusan ini dilakukan sebagai bagian dari pembicaraan penaklukan dengan Uni Eropa yang berisi larangan menyeluruh tentang hukuman mati sebagai bagian dari Piagam Hak Fundamental.
Baca juga:
Menlu Iran sebut AS usik kedaulatan banyak negara
Idul Adha, Turki sumbangkan 34 ribu domba untuk umat Muslim di Ethiopia
Kedutaan AS diserang, Turki tingkatkan keamanan sekitar gedung
IMF belum terima permintaan dana talangan dari Turki
Wakil Presiden AS peringatkan Turki agar tak menguji Trump dalam kasus pastor Brunson