Peneliti Ungkap Tanda Awal Kehidupan di Bumi Ditemukan di Gunung Api Dasar Laut Terbawah, Di Sini Lokasinya
Bukti kehidupan pertama di Bumi ditemukan di gunung api dasar laut.
Jejak Kehidupan Paling Awal di Bumi Akhirnya Ditemukan, Di Sini Lokasinya
Jejak Kehidupan Paling Awal di Bumi Akhirnya Ditemukan, Di Sini Lokasinya
Ilmuwan dari Yunani, Kanada, dan Jerman yakin mereka segera dapat mengungkap rahasia bagaimana makhluk hidup bisa bertahan hidup dan bahkan berevolusi di tengah kondisi ekstrem. Ini berkat penelitian terbaru mikrorganisme yang hidup di sub-dasar laut dari gunung berapi bawah laut terbesar di Santorini.
Hasil studi para peneliti ini diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Microbiology. Studi ini mengindikasikan, area spesifik di dalam kawah aktif Kolumbo ini menciptakan ceruk yang berbeda di mana mikroorganisme dengan strategi adaptasi untuk menahan tekanan panas dapat tumbuh subur pada suhu yang dapat melebihi 120 derajat Celcius.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Kenapa Situ Cipanten viral di media sosial? Tak ayal, lokasi wisata ini sempat viral di media sosial karena keindahannya, dan didatangi pengunjung dari berbagai daerah.
-
Di mana kuburan viral itu berada? Lokasi kuburan itu berada tengah gang sempit RT.03,RW.04, Kelurahan Pisangan Timur, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
Kehidupan Pertama di Bumi
Mikroorganisme sub-dasar laut yang ekstrem seperti itu adalah perwakilan pertama kehidupan di Bumi dan mereka bertanggung jawab atas asal-usul struktur geologis selama evolusi dan penciptaan semua ekosistem yang diketahui saat ini.
Menurut penelitian ini, Arc Vulkanik Hellenic, yang terdiri dari lima pulau di Laut Aegea (Methana, Milos, Santorini, Nisiros, dan Kos), mengandung ventilasi hidrotermal unik yang dikembangkan sebagai respons terhadap subduksi lempeng Afrika di bawah batas aktif lempeng Eropa.
Lahan vulkanik Santorini, khususnya, terdiri dari lebih dari 20 gunung bawah laut. Yang terbesar, Kolumbo, terletak 505 meter di bawah permukaan laut. Foto: SANTORY
Para ilmuwan percaya bahwa dari semua lingkungan yang berpotensi layak huni di Bumi, gunung berapi bawah laut dengan ventilasi hidrotermal aktif seperti ini adalah lingkungan yang paling menarik, ekstrem, dan menantang untuk menyelidiki asal-usul kehidupan, dan untuk mengungkap sumber daya genetiknya yang berharga.
Oleh karena itu, kompleks vulkanik aktif Santorini-Kolumbo dianggap lokasi terbaik untuk melakukan penelitian yang penuh tantangan ini. Ventilasi hidrotermal aktif yang berasal dari vulkanik menjadi contoh nyata kehidupan di Bumi yang dapat bertahan dalam kondisi ekstrem.
- Demi Masa Depan Lebih Baik, Bupati Trenggalek Rela Basah Kuyup Tanam Terumbu Karang di Laut
- Menteri ATR/BPN Hadi: Masyarakat yang Menempati Pulau Rempang itu Tidak Punya Sertifikat
- Belasan Makam di Kepulauan Mentawai Terseret ke Laut
- Ilmuwan Temukan Gunung Api Kuno Masih Aktif di Bawah Laut, Dipenuhi Telur Raksasa
Peneliti menganalisis sampel yang dikumpulkan selama pelayaran R/V POSEIDON P510 pada Maret 2017 di sepanjang garis Kolumbo di area ventilasi hidrotermal di kawah Kolumbo, dan di seluruh cekungan Utara kaldera Santorini. Sekitar 1 gram bahan dari setiap sampel digunakan untuk mengekstraksi DNA genomik dari komunitas mikroba.
Ini adalah pertama kalinya komunitas mikroba yang menghuni dasar laut sistem vulkanik Santorini-Kolumbo dianalisis dan diteliti.
"Kami menemukan keberadaan beragam mikrobiota dalam sistem ini dengan strategi adaptasi yang unik, termasuk bentuk resistensi untuk menahan tekanan panas, seperti endospora."
Peneliti
Sumber: Greek Reporter
Investigasi sebelumnya menyatakan reduktor konsentrasi tinggi di gunung berapi Kolumbo, seperti pengayaan logam, mungkin telah memberikan tekanan selektif pada mikroorganisme untuk mempertahankan mekanisme resistensi termasuk resistensi antibiotik.
Foto: Santory
Saat ini tim peneliti berharap eksplorasi kedalaman bawah dasar laut melalui International Ocean Discovery Program (Ekspedisi 398 di Hellenic Arc Volcanic Field) dapat memungkinkan mereka mempelajari lebih lanjut tentang faktor-faktor yang membentuk dan membatasi kehidupan di bawah dasar laut dalam dari sistem vulkanik aktif, dan mengungkap faktor-faktor baru tentang evolusi kehidupan di Bumi.