Penelitian: Ludah Cacing Ternyata Mampu Hancurkan Plastik
Temuan baru ini diyakini ilmuwan mampu menanggulangi polusi plastik di dunia.
Sebuah penelitian baru menunjukkan jika dua zat dalam ludah cacing lilin mampu menghancurkan plastik. Temuan baru ini diyakini ilmuwan mampu menanggulangi polusi plastik di dunia.
Cacing lilin adalah larva ngengat pemakan lilin lebah yang diproduksi lebah saat membuat sarang. Ilmuwan menemukan jika ludah cacing lilin memiliki enzim yang menghancurkan polimer polietilena.
-
Dimana sampah plastik ditemukan mengapung? Sampah plastik mengapung di Sungai Ciliwung, Kanal Banjir Barat, Jakarta, Rabu (20/12/2023).
-
Bagaimana cara pemerintah menangani sampah plastik? Pemerintah pusat maupun daerah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengurangi dampak negatif sampah plastik.
-
Apa yang ditemukan di Spanyol? Pintu gerbang besar menuju sebuah kota kuno dari abad ke-6 SM telah ditemukan.
-
Apa yang diciptakan oleh mahasiswa UGM untuk mengatasi sampah plastik di Yogyakarta? Dalam pemberdayaan itu, mereka menciptakan inovasi berupa produk meja dan kursi yang terbuat dari sampah plastik. Inovasi itu disebut merupakan salah satu solusi atas menumpuknya sampah plastik di Yogyakarta.
-
Bagaimana Monumen Antroposen memanfaatkan sampah plastik? Bahan baku material pembuatan dinding monumen dibuat dari sampah plastik yang dipanaskan, lalu dipress dan dibentuk menyerupai batu bata. Setiap batu bata plastic dibuat dari 6 kg sampah plastik.
-
Mengapa penting mengurangi sampah plastik di sekolah? Mengajarkan siswa untuk mengurangi penggunaan plastik dapat membangun kesadaran akan pentingnya menjaga bumi untuk masa depan yang lebih baik.
Polietilena adalah zat yang sering digunakan dalam plastik dan penyumbang utama kerusakan lingkungan. Plastik yang terbuat dari polimer polietilena dirancang untuk sulit terurai sehingga plastik membutuhkan puluhan tahun hingga berabad-abad untuk hancur secara alami.
Ilmuwan memulai penelitian mereka dari studi yang dipublikasi pada 2017 lalu. Kala itu ilmuwan menemukan jika cacing lilin mampu untuk menghancurkan polietilena namun mereka belum tahu bagaimana cacing dapat menghancurkan plastik.
Kini ilmuwan menemukan jika enzim cacing lilin mampu membentuk reaksi biokimia sehingga menghancurkan plastik.
Melalui proses oksidasi, oksigen menjadi bahan utama yang diperlukan untuk menghancurkan polimer polietilena. Ilmuwan menemukan jika cacing lilin dapat memproduksi enzim itu dalam beberapa jam tanpa memerlukan panas atau radiasi yang umum digunakan untuk menghancurkan plastik.
Federica Bertocchini, seorang biologis dari Dewan Riset Nasional Spanyol (CSIC) mengungkap jika temuan ini mampu mengubah biodegradasi plastik.
“Fitur sama yang membuat plastik menjadi bahan unik dan berguna menciptakan salah satu masalah paling kritis abad ini,” jelas Bertocchini, dilansir Reuters, Selasa (4/10).
“Plastik tinggal di lingkungan untuk waktu yang lama. Akhirnya terurai menjadi partikel-partikel kecil, sehingga menjadi sumber partikel plastik mikro dan nano. Partikel plastik ini telah ditemukan di mana-mana, mulai dari Antartika hingga hujan dan air ledeng, yang tidak hanya menyebabkan masalah lingkungan yang nyata tetapi juga merupakan masalah yang berkembang bagi kesehatan manusia,” lanjutnya.
Sebelumnya polietilena pertama kali dibuat pada 1933. Bahan yang murah, bertahan lama, dan tidak merusak makanan membuatnya sering digunakan untuk berbagai kebutuhan. Penggunaan berlebihan akhirnya mengancam lingkungan bumi.
Namun dengan adanya cacing lilin, ancaman plastik pun dapat ditangkal.
Cacing lilin berasal dari spesies Galleria mellonella. Cacing itu dianggap hama oleh peternak lebah karena memakan lilin lebah, serbuk sari, madu, hingga memakan larva lebah.
Dengan temuan baru, ilmuwan berharap enzim dalam ludah cacing lilin dapat diproduksi secara sintetis untuk menghancurkan plastik. Namun ilmuwan mengungkap produksi itu mampu memproduksi karbon dioksida yang dapat merusak lingkungan juga.
“Dalam kasus kami, enzim mengoksidasi plastik, memecahnya menjadi molekul kecil. Ini menyarankan skenario alternatif untuk menangani sampah plastik di mana plastik dapat terdegradasi dalam kondisi terkendali, membatasi atau akhirnya menghilangkan sama sekali pelepasan mikroplastik,” jelas ahli ekologi dan matematika CSIC, Clemente Fernandez Arias.
Namun produksi enzim secara sintetis tetap dilakukan dan telah didanai oleh produsen plastik Jerman, Rochling. Perusahaan plastik Spanyol, Plasticentropy juga turut bekerja untuk penggunaan enzim pemecah plastik itu.
Sebelumnya, ilmuwan telah meneliti mikroorganisme yang mampu menghancurkan plastik dengan cara biologis atau biodegradasi. Berbagai mikroorganisme yang mampu menghancurkan plastik pun ditemukan. Temuan ini diyakini mampu untuk melawan penggunaan plastik berlebihan dan polusi lingkungan.
Usaha lain juga dilakukan, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa yang setuju membentuk traktat polusi plastik pada Maret lalu yang akan disetujui pada 2024 nanti.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
Baca juga:
Ilmuwan Temukan Partikel Polusi Udara dalam Organ Vital Janin, Picu Kematian Dini
Arkeolog Mesir Geram Inggris Tak Kunjung Kembalikan Batu Rosetta Kuno Tahun 196 SM
Sempat Dianggap Punah 80 Tahun Lalu, Kecoak Pemakan Kayu Ini Ternyata Masih Hidup
Ilmuwan Patahkan Teori Lama Soal Bulan Terbentuk Setelah Bumi Menabrak Benda Langit
Selangkah Lagi Jaket Tembus Pandang Bakal Jadi Kenyataan, Mau Pesan?