Penelitian Terbaru Ungkap Piramida Mesir Dibangun dengan Sistem Hidrolik, Begini Caranya
Penelitian Terbaru Ungkap Piramida Mesir Dibangun dengan Sistem Hidrolik, Begini Caranya
Mekanika hidrolik mungkin memang menjadi kekuatan pendorong di balik pembangunan piramida kuno Mesir.
-
Bagaimana Piramida Bertingkat dibangun dengan teknologi lift hidrolik? Mengutip Futurism, Kamis (19/9), dalam Jurnal PLOS One, para peneliti mengatakan bahwa mereka telah menemukan bukti bahwa pembangunan Piramida Bertingkat, menggunakan sistem parit, terowongan, dan bendungan untuk menyalurkan air ke lokasi konstruksi, di mana mereka akan menggunakannya untuk menaikkan dan menurunkan platform terapung yang bisa membawa batu-batu berat.
-
Bagaimana bentuk piramida itu? "Piramida stepa dibangun dengan sangat presisi, berbentuk heksagonal. Ada tiga belas meter dan delapan baris batu di antara setiap sisi. Ini adalah struktur kompleks yang sangat canggih dengan beberapa lingkaran di tengahnya. Dinding luar struktur kompleks ini didominasi oleh gambar berbagai binatang, terutama kuda."
-
Bagaimana bentuk piramida tersebut terbentuk? Ahli geologi menjelaskan bahwa piramida tersebut sebenarnya adalah karakteristik umum dari daerah glasier yang dikenal sebagai gunung berpuncak piramida, yang terbentuk oleh pertemuan gletser di sisi daratan.
-
Bagaimana bentuk Piramida Merah? Kali ini, para arsitek memilih sudut kemiringan 43 derajat, dan hasilnya adalah sebuah piramida setinggi 104 meter yang luar biasa.
-
Apa yang ditemukan oleh peneliti di dekat Piramida Mesir? Para peneliti telah lama menduga banyak piramida dibangun di samping saluran Sungai Nil yang mengering. Piramida Giza, piramida terbesar di Mesir, berada di tengah gurun dan sangat jauh dari tepian Sungai Nil. Namun penelitian baru menunjukkan dulunya piramida ini berada di samping cabang utama Sungai Nil yang dipenuhi oleh perahu.
-
Di mana letak saluran air kuno yang ditemukan dekat dengan piramida Mesir? Saluran air raksasa ini dulunya adalah cabang Sungai Nil yang mengalir melalui Giza.
Penelitian Terbaru Ungkap Piramida Mesir Dibangun dengan Sistem Pengungkit Hidrolik, Begini Caranya
Dalam sebuah studi yang baru-baru ini diterbitkan di PLOS ONE, ilmuwan menyimpulkan piramida bertingkat Djoser di Saqqara, Mesir—yang diyakini sebagai yang tertua dari tujuh piramida monumental dibangun menggunakan sistem pengungkit hidrolik.
Piramida Djoser dibangun sekitar 4.500 tahun lalu.
Mekanisme bertenaga hidrolik tersebut dapat menggerakkan blok-blok batu besar yang membentuk piramida, dimulai dari dasar hingga ke atas.
Dilansir Popular Mechanics, tim peneliti mengatakan arsitektur internal piramida Djoser ini konsisten dengan mekanisme
pengangkatan hidrolik, sesuatu yang belum pernah dilaporkan sebelumnya di tempat itu atau pada masa itu.
- Peneliti Ungkap Piramida Mesir Dibangun dengan Mesin yang Sangat Cerdas, Begini Caranya
- Teknologi ini Dipercaya Jadi Kunci Pembangunan Piramida Mesir Kuno
- Peneliti Temukan Penduduk Mesir Kuno yang Bangun Piramida Kena Racun Tembaga
- Penelitian Terbaru Ungkap Dampak Buruk dari Olahraga Terlalu Keras Terhadap Kekebalan Tubuh
Dengan mengangkat batu-batu dari bagian dalam piramida dengan cara yang oleh para peneliti disebut sebagai "mode gunung berapi", tekanan air dari sistem hidrolik tersebut bisa mendorong blok-blok batu ke tempatnya.
Jika terbukti benar, penelitian ini menunjukkan orang Mesir memiliki pemahaman yang kuat tentang sistem hidrolik canggih jauh sebelum para ilmuwan modern mempercayainya.
Hal ini menimbulkan pertanyaan: Apakah ini penggunaan besar pertama dari sistem tersebut, atau sudah diterapkan sebelumnya?
Apapun jawabannya, melakukannya di piramida bertingkat bukanlah hal yang mudah.
Tim peneliti meyakini berdasarkan pemetaan daerah aliran sungai di sekitarnya, salah satu struktur besar—dan masih belum dijelaskan—di Saqqara, yang dikenal sebagai Gisr el-Mudir, memiliki ciri-ciri bendungan penahan dengan tujuan untuk menahan sedimen dan air.
Ilmuwan mengatakan topografi di luar bendungan menunjukkan kemungkinan adanya danau sementara di sebelah barat kompleks Djoser, dengan aliran air di sekitarnya dalam desain seperti parit.
Ketika anak sungai Nil mengaliri daerah tersebut, sebuah bendungan bisa menciptakan danau sementara, yang mungkin menghubungkan sungai ke "Parit Kering" di sekitar situs Djoser, membantu memindahkan material dan memenuhi kebutuhan hidrolik.
“Arsitek kuno kemungkinan mengangkat batu-batu dari pusat piramida dengan mode gunung berapi menggunakan air bebas sedimen dari bagian selatan Parit Kering,” tulis para penulis.
Di salah satu bagian parit, tim menemukan sebuah struktur monumental yang diukir dari batu secara linear, yang terdiri dari kompartemen parit dalam berturut-turut, menggabungkan persyaratan teknis fasilitas pengolahan air—dan desain yang masih sering terlihat di pabrik pengolahan air modern—dengan menyertakan wadah pengendapan, wadah retensi, dan sistem pemurnian.
“Bersama-sama, Gisr el-Mudir dan bagian selatan dalam Parit Kering bekerja sebagai sistem hidrolik terpadu yang meningkatkan kualitas air dan mengatur aliran untuk tujuan praktis dan kebutuhan manusia,” tulis para peneliti.
Tim meyakini air yang tersedia di daerah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan proyek.
“Orang Mesir kuno terkenal karena kepeloporan dan keahlian mereka dalam hidrolik melalui kanal untuk keperluan irigasi dan tongkang untuk mengangkut batu besar. Pekerjaan ini membuka jalur penelitian baru: penggunaan kekuatan hidrolik untuk mendirikan bangunan besar yang dibangun oleh Firaun.”