Pentagon terjunkan pasukan Marinir ke medan tempur Raqqa
Pentagon terjunkan pasukan Marinir ke medan tempur Raqqa. Untuk pertama kalinya, AS menerjunkan pasukan darat untuk bertempur dengan militan ISIS dan merebut Kota Raqqa dari tangan mereka. Kebijakan ini jauh berbeda saat AS masih berada di bawah kepemimpinan Barack Obama, yang memilih serangan udara dan operasi khusus.
Untuk pertama kalinya, Amerika Serikat (AS) menerjunkan pasukan darat untuk bertempur langsung dengan militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan merebut Kota Raqqa dari tangan mereka. Kebijakan ini jauh berbeda saat AS masih berada di bawah kepemimpinan Barack Obama, yang memilih serangan udara dan operasi kecil dibandingkan pengerahan pasukan.
Dilansir the Washington Post, Kamis (9/3), pasukan yang diterjunkan merupakan anggota Marinir AS yang memiliki kemampuan menembakkan artileri medan untuk mendukung perebutan kembali Raqqa. Kota yang juga merupakan ibu kota ISIS tersebut kini sedang dikepung tentara Kurdi di udara dan pasukan loyalis Assad di selatan.
Jauh sebelumnya, Pentagon enggan menggunakan pasukan konvensional ke Suriah, hanya beberapa prajurit yang diterjunkan dalam Operasi Khusus, tugasnya adalah untuk memberikan pelatihan pada pasukan pemberontak selama satu bulan. Sejak dipegang Presiden Donald Trump, Pentagon kini memiliki tugas barui, yakni merebut kembali Raqqa, termasuk menerjunkan pasukan Operasi Khusus tambahan dan helikopter serbu.
Pasukan yang diterjunkan ini merupakan Unit Ekspedisi Marinir ke-11, yang sudah meninggalkan San Diergo sejak Oktober lalu. Untuk mendukung pertempuran di Raqqa, mereka membawa M777 Howitzer yang mampu menembakkan peluru berkaliber 155 mm.
Unit ini akan bertugas memberikan dukungan tembakan bagi pasukan lokal yang kini tengah siap-siap menyerbu kota tersebut. Pasukan infantri tambahan akan dikirimkan kembali untuk membantu unit ini dalam memberikan logistik tempur. Mereka nantinya merupakan tentara Marinir yang akan langsung diterbangkan dari Dijibouti ke Kuwait sebelum terlibat langsung di Suriah.
"Marinir menjadi jawaban atas masalah yang dihadapi dalam operasi tersebut," ujar seorang pejabat pentagon yang tidak disebutkan namanya.
Untuk operasi ini, tongkat komando diberikan kepada Letjen Stephen Townsend. Selain pasukan darat, dia juga mengaku sudah menerjunkan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi untuk mendukung operasi tersebut.
Kedatangan mereka juga menambah kekuatan pasukan elite Resimen Ranger ke-75 yang sudah berada di kota Manbij untuk membantu pasukan Suriah atau Turki dalam menghadapi berbagai serangan dari militan ISIS.
Baca juga:
Ini kata Kapolri soal WNI serang rombongan Raja Salman di Malaysia
Ini peran WNI simpatisan ISIS buat serang rombongan Raja Salman
Mengejutkan, terowongan ISIS di Mosul ini ternyata berisi istana
JK soal cuitan Ernest: Dia sudah minta maaf, saya tak akan lapor
WNI ditangkap diduga berkomplot ingin serang keluarga kerajaan Saudi
-
Apa yang menjadi ciri khas oleh-oleh dari Surabaya? Sambal Bu Rudy menjadi salah satu ikon oleh-oleh khas Surabaya.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Apa yang dilambangkan oleh Surak Ibra? Simbol seorang warga yang diangkat ke atas oleh para pemainnya menggambarkan semangat warga melawan para penjajah, dan juga simbol kesatuan warga.
-
Kapan darah istihadhah keluar? Istihadhah adalah darah yang keluar dari kemaluan wanita di luar kebiasaan bulannya (haid) atau di luar waktu haid, serta bukan disebabkan karena melahirkan.
-
Kapan Serangan Umum Surakarta terjadi? Serangan yang berlangsung selama 4 hari berturut-turut di Solo ini berhasil menyatukan seluruh elemen masyarakat melawan gempuran pasukan penjajah.
-
Mengapa peristiwa Situjuah terjadi? Hasil rapat memutuskan bahwa mereka akan menyerang Kota Payakumbuh yang diduduki Belanda, dan akan menduduki kota itu sambil menggelorakan semangat perlawanan gerilya rakyat untuk membuktikan pada dunia internasional bahwa Pemerintahan Republik Indonesia masih ada dan didukung rakyat yang terus melakukan perlawanan dan perjuangan. Semua dilakukan untuk melawan propaganda Belanda yang selalu mengatakan bahwa mereka telah menguasai Indonesia sepenuhnya setelah mereka berhasil menduduki ibu kota Republik Indonesia, Yogyakarta, serta menangkap dan mengasingkan para pemimpin Republik.