Penyakit Ini Sudah Ada Sejak Zaman Purba, Sekarang Jangkiti Jutaan Orang
Sebesar 30 persen laki-laki berusia di atas 60 tahun mengidap penyakit ini di Eropa utara. Selain itu, sedikitnya 2 juta warga Inggris mengidap penyakit ini.
Penemuan terbaru mengungkapkan peningkatan risiko gangguan tangan Dupuytren, juga disebut sebagai "penyakit Viking". Ini meurpakan penyakit bawaan yang telah ada sejak zaman purba, diturunkan oleh nenek moyang manusia Neanderthal.
Orang dengan penyakit Dupuytren memiliki jari yang bengkok secara permanen. Penyakit ini terjadi akibat timbulnya nodul pada ligamen di bawah telapak tangan seseorang.
-
Bagaimana manusia purba berburu mangsa? Berlari lebih cepat dari kejaran mangsa merupakan metode berburu yang efisien bagi manusia purba dan metode ini juga masih digunakan hingga saat ini, menurut laporan etnografi.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana manusia purba di Sangiran berdiri tegak? Di lokasi ini ditemukan puluhan fosil manusia purba, termasuk Pithecanthropus erectus, manusia purba berdiri tegak yang disimpulkan nenek moyang manusia modern.
-
Bagaimana singa berburu mangsa? Mereka cenderung berburu dengan cara mengejar mangsa dari jarak jauh dan melompat langsung ke arahnya.
-
Bagaimana kerangka manusia purba itu ditemukan? Penemuan ini menyebabkan dua penggalian resmi, satu pada 1912 dan satu lagi pada 1924, yang mengungkap ribuan artefak.
-
Di mana tanda "like" purba ditemukan? Para arkeolog menemukan simbol "suka" ini saat melakukan pembersihan berkala dan konservasi lukisan batu prasejarah Lascaux yang terkenal di dekat desa Montignac, Prancis Selatan.
Dilansir Science Alert, Minggu (18/6), penyakit ini umumnya diidap oleh orang-orang Eropa bagian utara dan lebih sering timbul pada laki-laki dewasa dibandingkan perempuan.
Peneliti menganalisis lebih dari 7.000 orang dengan penyakit ini untuk mencari risiko penyakit ini secara genetis. Studi mereka mengungkpakan risiko genetis kuat yang diturunkan dari Neanderthal melalui uji klinis di Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Finlandia.
Hugo Zeberg, pemimpin dari penelitian ini dan profesor dari Institut Karolinska, Swedia, menjabarkan "penyakit Dupuytren jarang ditemukan pada seseorang dengan keturunan Afrika."
"Penelitian ini membuat kami berpikir mengenai peran dari gen yang diturunkan dari manusia Neanderthal yang membuat orang dengan keturunan Afrika jarang terpengaruh penyakit ini," paparnya.
Sebesar 30 persen laki-laki berusia di atas 60 tahun mengidap penyakit ini di Eropa utara. Selain itu, sedikitnya 2 juta warga Inggris mengidap penyakit ini.
Manusia Neanderthal tinggal di Eropa dan Asia Barat hingga sekitar 40.000 tahun lalu. Kemudian, manusia ini digantikan oleh manusia modern, Homo sapiens.
Zeberg mengatakan, studi ini memberikan bukti bagaimana "kontak" antara orang Neanderthal dan Homo sapiens berperngaruh terhadap keberadaan beberapa penyakit.
Hal yang sangat membedakan manusia Neanderthal dan Homo sapiens adalah perkembangan dan fungsi otak.
Penelitian lain juga menunjukkan keberadaan gen yang diturunkan dari manusia Neanderthal dapat meningkatkan risiko seseorang tertular Covid.
Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra
(mdk/pan)