Penyelidikan PBB Ungkap Israel Sengaja Serang Warga Sipil di Gaza dengan Senjata Berat, Masuk Kategori Kejahatan Kemanusiaan
Laporan ini telah disampaikan ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Laporan ini telah disampaikan ke Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
- Beda dengan Negara Lain, Televisi Israel Jarang Tayangkan Penderitaan Warga Palestina di Gaza, Alasannya Takut Tak Ada yang Nonton
- 10.000 Warga Palestina Masih Terkubur di Bawah Reruntuhan Gaza, Butuh Waktu 3 Tahun untuk Dikumpulkan
- Israel Serang Warga Palestina di Gaza 16 Kali Sehari Sejak 7 Oktober, Jatuhkan 70.000 Ton Bom dalam Enam Bulan
- Tak Hanya di Gaza, lsrael Bunuh Ratusan Anak-Anak Palestina di Tepi Barat
Penyelidikan PBB Ungkap Israel Sengaja Serang Warga Sipil di Gaza dengan Senjata Berat, Masuk Kategori Kejahatan Kemanusiaan
Hasil penyelidikan komisi independen PBB menyatakan, militer Israel sengaja menggunakan senjata berat di Jalur Gaza untuk menargetkan langsung warga sipil.
Ketua Komisi Penyelidikan Internasional Independen mengenai Wilayah Pendudukan Palestina, Navi Pillay mengatakan pada Rabu (19/6), Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, kelaparan, pemusnahan, pembunuhan, dan perlakuan tidak manusiawi dan kejam terhadap warga Palestina.
Saat ia menyampaikan laporan tersebut kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Pillay mengatakan militer Israel yang beroperasi di Gaza “secara paksa memindahkan hampir seluruh penduduk ke dalam kandang kecil yang tidak aman dan tidak dapat dihuni” dan menggunakan senjata berat di daerah padat penduduk dengan cara “serangan sengaja dan langsung terhadap penduduk sipil”, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (20/6).
Pillay mengatakan komisi tersebut menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk tertentu kekerasan seksual dan berbasis gender merupakan bagian dari prosedur operasi pasukan Israel.
“Meskipun para pejabat Israel telah berulang kali menyatakan bahwa operasi mereka di Gaza bertujuan untuk menghancurkan Hamas dan membebaskan sandera, namun tidak satu pun dari tujuan tersebut yang tercapai dengan mengorbankan ribuan nyawa,” jelasnya.
“Kami menemukan bahwa pasukan Israel melakukan kekerasan seksual dan berbasis gender dengan tujuan untuk mempermalukan dan semakin menundukkan komunitas Palestina. Perempuan Palestina menjadi sasaran dan menjadi korban kekerasan dan pelecehan seksual baik secara online maupun secara langsung," lanjutnya.
“Laki-laki dan anak laki-laki mengalami tindakan penganiayaan tertentu, termasuk kekerasan seksual dan berbasis gender yang merupakan penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi dan kejam.”
Pillay menekankan serangan harian di Gaza tidak boleh mengesampingkan gelombang kekerasan serupa yang terjadi di Tepi Barat yang diduduki. Kepala HAM PBB, Volker Turk mengatakan pada Selasa situasi di Tepi Barat semakin memburuk.
Pillay juga menyampaikan, lebih banyak warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim sejak dimulainya agresi brutal Israel pada Oktober dibandingkan periode lain yang pernah tercatat.
Serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober menewaskan lebih dari 37.000 orang, 40 persen di antaranya adalah anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Laporan tersebut merupakan investigasi mendalam pertama PBB terhadap peristiwa tersebut sejak 7 Oktober hingga akhir tahun 2023. Komisi tersebut dibentuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia pada tahun 2021.
Komisi tersebut akan merilis laporan lebih lanjut mengenai serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza dan dampak perang terhadap pendidikan.
Ibrahim Khraishi, duta besar Palestina untuk PBB, berterima kasih kepada komisi tersebut atas laporannya dan mengutuk pelanggaran yang dilakukan oleh Israel selama “perang genosida”.
Toby Cadman, seorang pengacara hak asasi manusia internasional, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa laporan tersebut tidak akan berdampak langsung terhadap tindakan Israel, namun dapat digunakan sebagai bukti dalam proses hukum di masa depan dan dapat menyebabkan negara-negara Barat mempertimbangkan kembali dukungan mereka terhadap Israel.