Permen Karet Zaman Batu Ditemukan Berusia 10.000 Tahun, Begini Bentuk dan Sosok yang Mengunyahnya
Permen karet zaman purba ini terbuat getah pohon damar.
Permen karet zaman purba ini terbuat getah pohon damar.
-
Bagaimana manusia Zaman Batu memanfaatkan berang-berang? Pada Zaman Batu Tengah dan Akhir, pemburu-pengumpul memburu berang-berang untuk diambil daging, bulu, dan castoreumnya, dan menggunakan tulang serta gigi mereka untuk membuat perkakas.
-
Apa saja zat pewarna makanan yang berbahaya? Meskipun banyak pewarna makanan yang aman, ada 11 jenis yang perlu dihindari.
-
Dimana kerangka manusia purba raksasa itu ditemukan? Sisa-sisa kerangka manusia purba ditemukan di Gua Lovelock di Nevada, Amerika Serikat.
-
Bagaimana kerangka manusia purba itu ditemukan? Penemuan ini menyebabkan dua penggalian resmi, satu pada 1912 dan satu lagi pada 1924, yang mengungkap ribuan artefak.
-
Apa yang digunakan manusia purba di Zaman Batu untuk berburu? Berdasarkan hasil studi baru, para ilmuwan menemukan manusia purba di Zaman Batu memiliki persenjataan yang kompleks saat berburu. Salah satunya adalah menggunakan anak panah beracun untuk menaklukkan hewan buruan.
-
Bagaimana para ilmuwan dapat mengetahui jenis makanan yang dikonsumsi oleh manusia purba di Taforalt? Dengan meneliti bentuk-bentuk berbeda dari berbagai elemen seperti karbon, nitrogen, zinc, sulfur, dan strontium pada gigi dan tulang tersebut, para peneliti bisa mengenali jenis tumbuhan dan daging yang mereka konsumsi.
Permen Karet Zaman Batu Ditemukan Berusia 10.000 Tahun, Begini Bentuk dan Sosok yang Mengunyahnya
Permen karet telah dikonsumsi sejak 10.000 tahun lalu. Ini dibuktikan dengan penemuan sisa-sisa permen karet berusia 10.000 tahun di Swedia.
Sama seperti kita di zaman modern ini, dulu orang juga mengunyah permen karet tanpa ditelan. Sisanya dibuang begitu saja.
Dikutip dari IFL Science, ditemukan tiga sisa gumpalan permen karet yang terbuat dari getah pohon damar di situs Huseby Klev, Swedia barat. Sebenarnya sisa getah karet ini ditemukan pada tahun 1990-an tetapi baru terkonfirmasi bahwa getah itu bekas dikunyah manusia.
Getah pohon damar digunakan sebagai lem di Zaman Batu. Berdasarkan usia sedimen di mana gumpalan karet tersebut ditemukan, peneliti memperkirakan usianya antara 9.540 dan 9.890 tahun.
Foto: Verner Alexandersen
- Kisah di Balik Batu Betarup yang Melegenda di Sambas, Konon Bentuk Kutukan Warga Miskin yang Tak Diundang Pesta
- Perempuan Ini Kaget, Batu Pengganjal Pintu Rumahnya Ternyata Bernilai Rp 15 Miliar, Begini Ceritanya
- Pertusis yang Tak Segera Diobati Bisa Berdampak Bahaya, Ketahui Tiga Tahap Perkembangannya
- Jarum Batu Berusia 9000 Tahun Ditemukan di Dataran Tinggi Tibet, Diduga buat Jahit Pakaian & Usir Roh Jahat
Untuk mengonfirmasi bahwa gumpalan karet itu bekas dikunyah manusia, peneliti membandingkan urutan DNA mikroba di dalam karet tersebut dengan mikrobioma air liur modern dan kuno. Peneliti mendeteksi tingginya jumlah bakteri yang berhubungan dengan periodontitis (penyakit gusi), seperti Treponema denticola, Streptococcus anginosus, dan Slackia exigua.
Spesies bakteri lain termasuk Streptococcus sobrinus dan Parascardovia denticolens – keduanya merupakan indikator kerusakan gigi – juga ditemukan berlimpah dalam permen karet kuno.
"Ada banyak sekali rangkaian DNA pada damar wangi yang dikunyah dari Huseby-Klev, dan di dalamnya kita menemukan bakteri yang kita ketahui terkait dengan periodontitis, dan DNA dari tumbuhan dan hewan yang pernah mereka kunyah sebelumnya," kata peneliti, Dr Emrah Kirdok.
Selain menyoroti buruknya kesehatan mulut masyarakat Skandinavia Mesolitikum, informasi genetik yang diambil dari permen karet itu mengungkapkan berbagai spesies tanaman dan hewan yang berbeda yang dicicipi pengunyah sesaat sebelum mereka mengunyah permen karet, seperti hazelnut, apel, ikan trout coklat, rusa merah, dan keong.
Spesies burung seperti mallard, bebek berumbai, dan robin Eropa juga terdeteksi, menunjukkan bahwa orang Skandinavia Zaman Batu mungkin menggunakan gigi mereka untuk mengolah tulang makhluk ini menjadi peralatan, selain untuk memakannya.
Para peneliti juga mengidentifikasi DNA beberapa canids, termasuk rubah merah, rubah kutub, dan serigala. Menurut penulisnya, hewan-hewan ini mungkin diburu untuk diambil bulunya, dan orang-orang mungkin pernah menggunakan giginya dalam pembuatan kulitnya.
Di antara tanaman lain yang terdeteksi dalam permen karet tersebut adalah mistletoe, yang menurut para peneliti mungkin digunakan sebagai obat atau untuk menghasilkan racun bagi mata panah.
Penulis penelitian lainnya, Profesor Anders Götherström mengatakan DNA dalam permen karet ini memberikan gambaran tentang kehidupan sekelompok kecil pemburu-pengumpul di pantai barat Skandinavia.
“Kita tahu bahwa para remaja ini memakan daging rusa, trout, dan hazelnut 9.700 tahun yang lalu di pantai barat Skandinavia, sementara setidaknya salah satu dari mereka memiliki masalah gigi yang parah,” paparnya.
Studi ini dipublikasikan di jurnal Scientific Reports.