"Perubahan Iklim Meledak di Depan Mata Kita", 18 Juta Orang di Ambang Kelaparan
Dalam studi yang dipublikasi Oxfam Selasa lalu, jumlah orang yang menderita kelaparan akut di negara-negara itu adalah 48 juta orang, naik 26 juta dari tahun 2016.
Perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem turut berperan dalam mengurangi pasokan makanan. Berkurangnya pasokan makanan akhirnya mengancam negara-negara miskin di dunia tertimpa kelaparan akut.
Studi terbaru pada 10 negara dengan perubahan iklim terburuk di dunia, yaitu di Somalia, Haiti, Djibouti, Kenya, Niger, Afghanistan, Guatemala, Madagaskar, Burkina Faso dan Zimbabwe menunjukkan tingkat kelaparan meningkat dua kali lipat dalam enam tahun terakhir.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Kapan Hari Fiksi Iklim Internasional diperingati? Even, ditetapkan peringatan khusus, yaitu Hari Fiksi Iklim Internasional setiap 20 April.
-
Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim? Ada beberapa cara mengatasi perubahan iklim yang bisa dilakukan, di antaranya: Mengehmat Energi Salah satu cara mengatasi perubahan iklim adalah menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Di mana Pertamina mempresentasikan capaian target iklimnya? Pertamina pamerkan deretan capaian tersebut pada gelaran Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa 2023 atau Conference of the Parties 28 di Uni Emirat Arab.
-
Bagaimana Indonesia mendorong pemerintah agar mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? “Dalam aspek itu, peran dan visi parlemen sangat penting dan besar untuk tidak hentinya selalu mendorong pemerintah agar melakukan segala upaya tidak hanya bisnis as usual, tapi juga out of the box, melampaui daripada konsep-konsep biasa,” ujar Wakil Ketua BKSAP DPR RI ini.
-
Mengapa Indonesia menagih janji pendanaan negara maju untuk mengatasi perubahan iklim di Sidang Umum ke-44 AIPA? Pada 15th Conference of Parties (COP15) of the UNFCCC di Denmark tahun 2009, Putu mengungkap bahwa negara maju berkomitmen tujuan kolektif memobilisasi 100 miliar dolar per tahun mulai 2020 untuk aksi iklim bagi negara berkembang, yaitu aksi mitigasi terhadap perubahan iklim dan transparansi pelaksanaan. "Sehingga ini memang belum kita mampu mewujudkan. Dan harapannya jika ini tuntutan Indonesia harapannya juga menjadi tuntutan kawasan ASEAN kepada negara-negara yang maju," Putu Supadma Rudana.
Dari 10 negara ini, Somalia adalah negara yang mengalami kekeringan terburuk, bahkan memaksa 1 juta orang untuk mengungsi. Berbeda dengan Kenya yang harus melihat 2,5 juta ternaknya mati dan 2,4 juta orangnya menderita kelaparan.
Juga dengan 2,6 juta orang di Niger yang menderita kelaparan akibat cuaca ekstrem. Begitu juga dengan Burkina Faso di mana 3,4 juta orang menderita kelaparan.
Bukan hanya itu, namun bencana kekeringan, banjir, badai hebat, dan cuaca ekstrem juga menimpa negara-negara itu.
Dalam studi yang dipublikasi Oxfam Selasa lalu, jumlah orang yang menderita kelaparan akut di negara-negara itu adalah 48 juta orang, naik 26 juta dari tahun 2016. Bahkan 18 juta orang di negara-negara itu berada di ambang kelaparan.
“Perubahan iklim bukan lagi bom waktu, itu sedang meledak di depan mata kita. Itu membuat cuaca ekstrem seperti kekeringan, angin topan, dan banjir – yang telah meningkat lima kali lipat selama 50 tahun terakhir – lebih sering dan lebih mematikan,” ujar Gabriel Bucher, direktur Eksekutif Oxfam Internasional, seperti dilansir The Guardian, Jumat (16/9).
Di balik bencana-bencana ini, ada bisnis yang menguntungkan yaitu perusahaan-perusahaan bahan bakar fosil. Dalam laporan itu, Oxfam mengungkap jika keuntungan perusahaan bahan bakar fosil selama 18 hari mampu untuk memenuhi permintaan bantuan kemanusiaan PBB sebesar USD 49 miliar atau Rp. 731,9 triliun.
Kini negara-negara di dunia akan berkumpul dan membicarakan perubahan iklim pada pertemuan Cop26 di Mesir pada November nanti.
Pembicaraan itu akan membahas pengurangan gas rumah kaca yang lebih ketat, dan penyediaan dana oleh negara-negara kaya agar negara-negara miskin dapat beradaptasi dengan krisis iklim.
“Para pemimpin negara kaya pembuat polusi harus memenuhi janji mereka untuk mengurangi emisi. Mereka harus membayar langkah-langkah adaptasi dan kerugian dan kerusakan di negara-negara berpenghasilan rendah, serta segera menyuntikkan dana penyelamat untuk memenuhi seruan PBB untuk menangani negara-negara yang paling terkena dampak,” ujar Bucher.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
Baca juga:
Perangi Perubahan Iklim, Miliarder Ini Serahkan Perusahaan ke Yayasan Amal
PBB: Dunia Sedang Menuju ke Arah yang Salah
Suhu Bumi Meningkat 1 Persen dalam 7 Tahun Akibat Pemanasan Global
Penampakan Terkini Lapisan Es di Celah Pegunungan Swiss yang Menghilang
Kota Ini Jadi yang Pertama di Dunia Larang Iklan Daging
Waspada, 3 Miliar Penduduk Bumi Terancam Kena Dampak Perubahan Iklim