Perusahaan Senjata Inggris Raup Untung Hingga Rp53 Triliun karena Agresi Israel di Gaza
Keuntungan ini bersumber dari perang Ukraina-Rusia yang masih berlangsung hingga saat ini.
Keuntungan ini bersumber dari perang Ukraina-Rusia yang masih berlangsung hingga saat ini.
- Baru Sehari Pulang Dari Gaza, Tentara Israel Bunuh Diri Tembak Kepalanya Sendiri
- Israel Curi Rp570 miliar Dana Palestina untuk Santunan Keluarga Tentara yang Tewas di Gaza
- Tentara Israel Tembak Mati Pegawai PBB di Gaza, Konvoi Kendarannya Diberondong Peluru
- Utang Israel Membengkak, Tembus Rp695 Triliun Akibat Agresi di Gaza
Perusahaan Senjata Inggris Raup Untung Hingga Rp53 Triliun karena Agresi Israel di Gaza
Dalam laporan pendapatan tahunan terbarunya, yang diterbitkan pada Rabu, produsen senjata Inggris BAE Systems mengumumkan rekor laba untuk tahun 2023.
Untuk tahun yang berakhir pada Desember 2023, BAE melaporkan laba sebelum pajak sebesar 2,7 miliar poundsterling atau sekitar Rp53,1 triliun.
Hasil ini muncul di tengah lonjakan besar dalam harga saham perusahaan sejak dimulainya perang di Ukraina, dengan harga saham menembus ambang batas 1.200 poundsterling atau Rp23,7 juta pada Februari. Pada Februari 2022, harga saham perusahaan berada di kisaran 600 poundsterling atau Rp11,8 juta saat invasi Rusia dimulai.
Charles Woodburn, kepala eksekutif BAE, mengatakan meningkatnya ketidakstabilan di seluruh dunia sebagai alasan peningkatan belanja pertahanan.
"Di tahun di mana kita melihat meningkatnya ketidakstabilan di seluruh Eropa, Timur Tengah dan belahan dunia lainnya, hal ini benar-benar membawa fokus pada peran penting yang kita mainkan dalam melindungi keamanan nasional," katanya dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu, dikutip dari Middle East Eye.
Produk BAE meliputi jet tempur, pesawat tak berawak, kapal selam, sistem komputer militer, dan amunisi.
Walaupun konflik di Ukraina telah menjadi pendorong terbesar untuk belanja pertahanan dalam beberapa dekade terakhir, agresi Israel di Gaza juga memicu kekhawatiran akan konflik global yang lebih luas.
Hampir 30.000 warga Palestina terbunuh sejak Israel menyerang Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Beberapa senjata yang digunakan Israel di Gaza dibuat oleh BAE, termasuk jet tempur F35.
Pengunjuk rasa pro-Palestina telah menargetkan fasilitas BAE Systems, termasuk di beberapa tempat di Inggris.
Pada 2023, pesaing BAE, termasuk perusahaan AS Lockheed Martin, juga menghasilkan keuntungan sebesar USD7 miliar atau sekitar Rp109,4 triliun. Perang di Ukraina dan Gaza yang meluas mendorong peningkatan belanja militer di Barat.
Di Ukraina, tentara Rusia masih menguasai sebagian besar wilayah timur negara itu, meskipun puluhan miliar dolar telah dikucurkan untuk membantu Kiev mengusir invasi.
Di Timur Tengah, perang Israel di Gaza berpotensi meluas ke Lebanon dan wilayah sekitarnya karena kelompok bersenjata regional yang bersekutu dengan Iran, musuh Israel, melancarkan serangan berintensitas rendah terhadap Israel atau sekutunya.
Di Lebanon, gerakan bersenjata Hizbullah secara teratur menyerang posisi-posisi Israel di perbatasan selatan, sementara Israel sering kali membalas dengan serangan udara.
Di Yaman, gerakan Houthi terlibat dalam konflik maritim dengan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, karena gerakan ini menargetkan kapal-kapal di Laut Merah yang diyakini membawa kargo ke Israel.