Polisi dan Tentara Israel Bentrok di Penjara, Ini Pemicunya
Dua pasukan penjajah ini bentrok di penjara yang terkenal sebagai tempat penyiksaan tahanan Palestina.
Dua pasukan penjajah ini bentrok di penjara yang terkenal sebagai tempat penyiksaan tahanan Palestina.
- Miripnya Kelakuan Polisi Jerman dan Israel, Anak-Anak pun Ditangkap
- Ini Tampang Tentara Israel Pemerkosa Tahanan Pria Palestina Sampai Kritis, Tak Tahu Malu Malah Bangga sama Kebejatannya
- Kesaksian Tentara Israel soal Kondisi Penjara Sde Teiman, Sel Tahanan Palestina Disebut Kandang Binatang
- Bebas dari Penjara Israel, Anggota Hamas Ini Datangi Rumah Sipir Penjara yang Menyiksanya, Ini yang Dilakukannya
Polisi dan Tentara Israel Bentrok di Penjara, Ini Pemicunya
Polisi dan tentara Israel bentrok di penjara yang terkenal sebagai tempat penyiksaan warga Palestina yang ditahan di tempa tersebut. Konfrontasi meletus ketika polisi militer Israel menggerebek lokasi tersebut yaitu kamp penahanan Sde Teiman di gurun Negev.
Situs berbahasa Ibrani, Hadashot Bazman melaporkan polisi melakukan penggerebekan untuk menyelidiki kasus penyiksaan yang melibatkan pelecehan dan kekerasan seksual terhadap seorang tahanan Palestina.
Tahanan ini disiksa dan dilecehkan dalam tindakan yang disebut "untuk bersenang-senang", menyebabkan tahanan tersebut mengalami cedera dubur yang parah, seperti dikutip dari The Cradle, Senin (29/7).
Tahanan tersebut harus dipindahkan ke rumah sakit, dan kondisinya masih belum diketahui.
Menurut laporan Hadashot Bazman, 10 tentara dibawa untuk diinterogasi.
Sejumlah tahanan Palestina yang dibebaskan mengungkapkan kekejaman pasukan Israel selama dalam penahanan.
Jurnalis Palestina Muhammad Saber Arab (42), yang ditangkap militer Israel empat bulan lalu di Rumah Sakit Al-Shifa, Gaza, memberikan kesaksian mengejutkan kepada pengacaranya selama ditahan di penjara Sde Teiman.
Koresponden stasiun televisi Alaraby itu mengatakan kepada pengacaranya Khaled Mahajneh, semua tahanan Palestina di penjara itu mengalami penyiksaan, pemerkosaan, dan hinaan luar biasa tanpa henti, sampai dibunuh.
Dilansir Middle East Monitor, Kamis (20/6), menurut kesaksian Mahajneh, tawanan Palestina di Sde Teiman hidup dengan tangan diborgol dan matanya ditutup kain sepanjang hari dan pihak berwenang Israel membatasi mereka untuk melakukan aktivitas keagamaan.
Dia juga tidak diizinkan berganti pakaian selama hampir dua bulan dan hanya dibolehkan mengganti celana yang dia pakai ketika tiba di penjara itu.