Israel Bom Sekolah dan Rumah Sakit di Gaza, 40 Pengungsi Palestina Terbunuh
Israel berdalih serangan tersebut menargetkan "pusat komando dan kontrol Hamas".
Israel berdalih serangan tersebut menargetkan "pusat komando dan kontrol Hamas".
Israel Bom Sekolah dan Rumah Sakit di Gaza, 40 Pengungsi Palestina Terbunuh
Jet tempur penjajah Israel melancarkan serangan udara pada Sabtu (27/7) menargetkan sekolah perempuan di Deir al-Balah, Gaza tengah yang digunakan sebagai rumah sakit terbuka. Sedikitnya 40 warga Palestina terbunuh dan melukai puluhan lainnya.
Tentara Israel berdalih serangan tersebut menargetkan "pusat komando dan kontrol Hamas".
"Penjajah terus berbohong dengan mengklaim sekolah Khadijah adalah kompleks pimpinan gerakan (perlawanan Palestina/Hamas). Apa yang terjadi di Deir al-Balah adalah keberlanjutan praktik rencana genosida oleh penjajah Israel" jelas pemimpin Hamas, Osama Hamdan pada Sabtu malam, dikutip dari The Cradle, Senin (29/7).
Hamdan menambahkan, pihaknya serius menyetujui usulan gencatan senjata dari para mediator, "tapi penjajah tidak ingin menghentikan agresinya," ujarnya.
"Penjajah berusaha menekan (kelompok) perlawanan dengan meningkatkan operasi militernya," lanjut Hamdan.
Dalam pernyataannya, Tel Aviv juga mengklaim "sejumlah langkah" diambil untuk mencegah korban sipil, termasuk menggunakan pemantau dan intelijen udara.
Israel juga mengebom "zona kemanusiaan" di Khan Yunis, membunuh sedikitnya 17 orang termasuk empat anak-anak di mana satu bayi kepalanya terpenggal.
"Sejak awal operasi militer Israel di daerah Khan Yunis, ada sekitar 170 syuhada dan ratusan lainnya terluka," kata juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal kepada AFP.
Menurut data PBB, sekitar 182.000 warga Palestina mengungsi dari Khan Yunis tengah dan timur antara Senin dan Kamis pekan lalu, sedangkan ratusan lainnya masih terjebak di Khan Yunis timur.
Menurut laporan koresponden Al Jazeera, Hind Khoudary dari Deir al-Balah pada Jumat, warga yang terpaksa pergi dari rumah mereka berada di jalan-jalan dan tidak ada waktu untuk mengumpulkan harta benda mereka.
"Mereka menderita kepanasan, penyakit menyebar, dan kondisi kebersihan yang buruk menyebabkan kulit ruam dan masalah lainnya," jelas Hind Khoudary.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan per 22 Juli, "hampir 83 persen warga Jalur Gaza berada di bawah perintah evakuasi atau ditetapkan sebagai ‘zona larangan bepergian’ oleh militer Israel.”
“Perintah evakuasi yang sering dilakukan dan kekejaman yang tiada henti semakin menghancurkan sistem kesehatan Gaza dan semakin mempersulit para pengungsi untuk mengakses layanan penting, khususnya orang-orang yang menderita penyakit kronis,” jelas OCHA dalam laporannya, yang dirilis bertepatan dengan merebaknya virus polio di seluruh Gaza yang telah hancur akibat kebiadaban Israel.