'Polusi Udara di Perkotaan Setara dengan Mengisap 20 Batang Rokok Sehari'
Beberapa hari belakangan ini Jakarta menjadi salah satu kota yang memiliki kadar polusi udara yang tinggi dan menduduki peringkat pertama sebagai kota yang paling berpolusi di Asia Tenggara.
Beberapa hari belakangan ini Jakarta menjadi salah satu kota yang memiliki kadar polusi udara yang tinggi dan menduduki peringkat pertama sebagai kota yang paling berpolusi di Asia Tenggara.
Jakarta juga termasuk dari empat kota dengan pencemaran udara terburuk setelah New Delhi, Dubai, dan Santiago. Keadaan polusi di Jakarta lebih buruk dibandingkan tahun 2018 ditandai dengan warna kadar kualitas udara berwarna merah (tidak sehat).
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
-
Mengapa penelitian ini dianggap penting? “Ini adalah lompatan besar bagi sains! Dan ini baru permulaan. Kami berharap dapat mengadaptasi teknik AI dan ML ini pada hewan lain dan meletakkan dasar bagi kecerdasan luar biasa di berbagai industri terkait hewan. Jika kita tahu apa yang dirasakan hewan, kita bisa merancang dunia yang lebih baik untuk mereka,” Cheok melanjutkan,
Dikutip dari independent.co.uk, Rabu (14/8), sebuah studi yang diterbitkan Journal of the American Medical Association menemukan bahwa terpapar polusi udara dalam jangka panjang bisa memperburuk kesehatan paru-paru seperti orang merokok 20 batang sehari.
Peneliti juga melihat dampak dari empat polutan utama yang mempengaruhi kesehatan paru-paru 7.071 orang dewasa dengan rentang usia 45 hingga 84 yang tinggal di enam kota berbeda di Amerika Serikat.
Mereka mengukur kadar unsur partikulat, nitrogen oksida, karbon hitam dan ozone di luar rumah responden yang disurvei dan melakukan pemindaian untuk melacak perkembangan emfisema dan kerusakan paru-paru.
Mereka menemukan penyakit pernapasan bawah kronis istilah yang digunakan untuk emfisema, asma, bronkitis, dan penyakit paru obstruktif kronik (COPD) adalah penyebab kematian utama ketiga di dunia.
Di daerah yang kadar ozonnya tinggi, emfisema juga ikut meningkat setara orang merokok satu bungkus selama 29 tahun.
Dr. Joel Kaufman dari Universitas Washington mengatakan terkejut dengan kuatnya dampak polusi udara terhadap perkembangan emfisema di paru-paru yang setara dengan dampak akibat merokok.
"Kami terkejut melihat betapa kuatnya dampak polusi udara terhadap perkembangan emfisema pada pemindaian paru-paru. Efeknya sama dengan merokok, yang sejauh ini menjadi penyebab emfisema yang paling banyak terjadi."
Polisi udara akan terus meningkat jika tidak ada tindakan untuk mengurangi. Langkah yang bisa diambil salah satunya mengurangi emisi bahan bakar fosil dan mengatasi perubahan iklim.
Reporter Magang: Ellen RiVeren
(mdk/pan)