Pria Ini Bertahun-Tahun Simpan Batu yang Dikira Berisi Emas, Ternyata Batu Langka yang Jauh Lebih Berharga
Bertahun-Tahun Simpan Batu yang Dikira Berisi Emas, Ternyata Batu Langka yang Jauh Lebih Berharga
Warga Austrlia bernama
David Hole menemukan sebuah batu di Taman Daerah Maryborough menggunakan alat pendeteksi logam.
-
Kenapa batu itu disebut meteorit? Peneliti menemukan batu ini memiliki lapisan yang mengkilap yang disebut "fusion crust", yang biasanya terbentuk ketika permukaan batuan luar angkasa yang memasuki atmosfer Bumi dalam kecepatan tinggi mulai meleleh. "Kehadiran fusion crust yang berkembang dengan baik sangat menunjukkan bahwa NWA 13188 (nama batu tersebut) memang sebuah meteorit."
-
Apa yang dimaksud dengan batu empedu? Batu empedu merupakan kondisi di mana terbentuknya batu-batu kecil di dalam kantong empedu yang disebut dengan kolesistitis.
-
Bagaimana batu empedu terbentuk? Dengan segala macam penyebab, misalnya karena kolesterol yang tinggi atau gangguan dari pengosongan kantong, maka keseimbangan itu terganggu. Sehingga salah satu dari komponen itu akan mengeras, deposit, membentuk kristal-kristal, dan lama-kelamaan membentuk batu," tambahnya.
-
Apa yang dilakukan para ilmuwan dari ESA dengan batu bata luar angkasa? Batu bata yang berwarna abu-abu tersebut memberi fleksibilitas kepada ilmuwan ESA untuk menguji dan membangun berbagai struktur bangunan.
-
Bagaimana cara Bumi hancur akibat hantaman asteroid? Seperti yang terjadi pada dinosaurus, ketika sebuah asteroid berukuran sangat besar menghantam Teluk Meksiko 66 juta tahun yang lalu, hantaman asteroid yang sangat besar dapat dengan mudah menghancurkan seluruh kehidupan di Bumi.
-
Apa itu batu empedu? Batu empedu adalah deposit yang terjadi dalam sistem saluran empedu atau di kantong empedu.
Pria Ini Bertahun-Tahun Simpan Batu yang Dikira Berisi Emas, Ternyata Batu Langka yang Jauh Lebih Berharga
Seorang warga Austrlia bernama
David Hole pada 2015 lalu menemukan sebuah batu di Taman Daerah Maryborough menggunakan alat pendeteksi logam. Awalnya Hole mengira batu itu sebagai batu emas biasa.
Dia kemudian segera membawa batu ke rumah dan berharap mendapatkan banyak emas setelah membukanya. Namun semua peralatan yang dia pakai tidak bisa membuka batu yang keras itu.
Karena tidak bisa membuka batu, Hole yang penasaran membawa batu itu ke Museum Melbourne untuk diperiksa. Setelah diperiksa Dermot Henry, ahli geologi museum, ternyata batu yang ditemukan David adalah batu asteroid langka dan bukan batu emas.
- Pria Ini Unggah Momen Beli Es Batu di Pedalaman Papua Pegunungan, Harganya Bikin Tercengang
- Perempuan Ini Kaget, Batu Pengganjal Pintu Rumahnya Ternyata Bernilai Rp 15 Miliar, Begini Ceritanya
- Harga Bawang Merah Bertahan Mahal, Bapanas: Jangan Maunya Turun Terus Kasihan Petani
- “Terpaksa” Pulang ke Kampung Halaman Demi Mertua, Pria Bantul Ini Teruskan Usaha Ayah Jadi Pembuat Keris
Henry pun sangat senang melihat batu asteroid langka itu karena selama 37 tahun bekerja di museum, Henry baru dua kali menerima asteroid asli setelah pemeriksaan.
“Itu memiliki tampilan terpahat, berlesung pipit... Itu terbentuk ketika mereka melewati atmosfer, mereka meleleh di luar, dan atmosfer memahatnya,” jelas Henry, dikutip dari Science Alert.
Berdasarkan penelitian, batu yang ditemukan David adalah batu asteroid berusia 4.6 miliar tahun. Batu itu pun diberikan nama Maryborough sesuai dengan tempat di mana David menemukannya.
Batu itu memiliki berat sebesar 17 kilogram dan setelah melalui pemeriksaan, peneliti menemukan batu itu memiliki persentase besi yang tinggi sehingga menjadikannya batu kondrit H5.
Dalam pemeriksaan, batu itu juga ditemukan mengandung tetesan mineral logam kecil mengkristal yang disebut chondrule. Henry menjelaskan kandungan asam amino juga dapat ditemukan dalam asteroid-asteroid langka lainnya.
“Asteroid membawa kita kembali ke masa lalu, memberikan petunjuk tentang usia, pembentukan, dan kimia Tata Surya kita (termasuk Bumi)…
Beberapa memberikan pandangan sekilas ke bagian dalam planet kita. Di beberapa asteroid, terdapat debu bintang yang bahkan lebih tua dari Tata Surya kita, yang menunjukkan kepada kita bagaimana bintang terbentuk dan berevolusi untuk menciptakan elemen tabel periodik,” jelas Henry.
Meski telah diteliti, namun para peneliti belum dapat memastikan asal usul batu asteroid itu. Namun Henry yakin batu itu dapat berasal dari sabuk asteroid yang berada di antara Planet Mars dan Jupiter.
Henry juga percaya batu itu dapat jatuh ke Bumi karena bertubrukan dengan batu-batu asteroid lainnya.
Berdasarkan penanggalan karbon, peneliti menemukan batu itu telah berada di Bumi selama 100 hingga 1.000 tahun lamanya.
Meski batu itu bukan seperti yang Hole harapkan sebagai batu emas, namun para peneliti mengungkap batu itu lebih langka dibanding emas dan sangat berharga untuk ilmu pengetahuan.
Batu itu bahkan batu asteroid ke-17 yang pernah ditemukan di wilayah Victoria, Australia.