Bukan Karena Turunan, Batu Empedu Bisa Dialami Keluarga Karena Faktor Gaya Hidup
Dialaminya batu empedu oleh ibu dan anak mungkin terjadi akibat faktor gaya hidup yang sama.
Dialaminya batu empedu oleh ibu dan anak mungkin terjadi akibat faktor gaya hidup yang sama.
-
Kenapa asam urat dianggap penyakit keturunan? Penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor genetik memiliki peranan penting dalam risiko seseorang untuk mengembangkan asam urat.
-
Kenapa diabetes keturunan bisa terjadi? Memang ada peningkatan risiko sebesar 20 persen lebih tinggi bagi anak yang orang tuanya mengidap diabetes,' ungkap Christopher.
-
Kenapa asam urat dianggap sebagai penyakit gaya hidup? Asam urat sering kali dianggap sebagai penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup tidak sehat atau konsumsi alkohol berlebihan.
-
Gimana rematik bisa muncul karena faktor lingkungan? Paparan terhadap lingkungan tertentu juga dapat memengaruhi kemungkinan seseorang terkena rematik. Misalnya, paparan terhadap bahan kimia tertentu seperti asap rokok, polusi udara, atau zat kimia berbahaya dapat merangsang sistem kekebalan tubuh dan memicu peradangan pada sendi.
-
Apa saja gaya hidup yang memicu diabetes? Diabetes tidak datang begitu saja. Salah satu penyebab penyakit ini adalah gaya hidup yang tidak sehat. Diabetes adalah salah satu penyakit kronis yang paling cepat berkembang di dunia, memengaruhi jutaan orang tanpa memandang usia atau jenis kelamin.
-
Apa itu penyakit keturunan? Penyakit keturunan juga dikenal sebagai penyakit genetik, yaitu kondisi kesehatan yang disebabkan oleh mutasi atau perubahan pada genetik yang diwariskan dari orang tua kepada anak.
Bukan Karena Turunan, Batu Empedu Bisa Dialami Keluarga Karena Faktor Gaya Hidup
Banyak masyarakat yang mendapati kasus batu empedu menyerang lebih dari satu anggota keluarga. Misalnya, ibu di satu rumah mengalami batu empedu, tak lama kemudian anaknya juga mengalami keluhan yang sama.
Fenomena ini sering menimbulkan anggapan bahwa penyakit batu empedu diturunkan secara genetik. Namun, menurut dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif di RS EMC Pulomas, Seno Budi Santoso, batu empedu bukanlah penyakit yang diturunkan secara genetik.
"Jadi kalau turunan sih sebenarnya tidak, hanya yang kadang kesannya seperti turunan itu karena salah satu faktor pencetusnya adalah pola makan, gaya hidup, dan sebagainya. Nah kadang-kadang dalam satu keluarga itu terbentuk pola makan yang sama," jelas Seno dalam acara Healthy Monday bersama Liputan6.com dan RS EMC edisi "Bye-Bye Batu Empedu: Apa Sih Penyebabnya?".
Artinya, batu empedu yang terjadi pada orang tua dan anak bukan disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan dari ibu atau ayah ke anak. Melainkan karena pola hidup kurang sehat yang diterapkan dalam keluarga dan diikuti oleh anak-anak.
"Misalnya bapak ibunya sering makan lemak-lemak dan sebagainya. Nanti, anaknya pun ikut seperti itu. Makanya dalam satu keluarga ada ibunya kena, bapaknya kena, dan beberapa anaknya kena (batu empedu). Tapi bukan keturunan, kalau keturunan kan genetik. Ini karena faktor gaya hidup yang sama," jelas Seno.
Kelompok Usia Rentan Batu Empedu
Batu empedu kebanyakan dialami oleh perempuan di atas usia 40 tahun. Namun, ini tidak berarti bahwa laki-laki atau orang di luar rentang usia tersebut bebas dari risiko. "Tetapi tidak berarti yang di luar kriteria itu tidak bisa terkena batu empedu. Laki-laki dan rentang usia lebih muda atau lebih tua juga bisa (mengidap batu empedu)," tambah Seno.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastro entero hepatologi RS EMC Alam Sutera, Nella Suhuyaniy, menambahkan bahwa ada istilah 4F yang dikenal sebagai faktor risiko batu empedu: Female (perempuan), Forty (umur di atas 40 tahun), Fat (kegemukan/obesitas), dan Fertile (sudah memiliki anak).
"Jadi kalau memenuhi syarat 4F ini terus ada gejala perut kanan atas nyeri maka jangan hanya berpikir bahwa itu sakit lambung. Perlu pemeriksaan lanjutan apa ini benar-benar masalah lambung saja atau ada batu empedu," kata Nella.
Penyebab dan Pembentukan Batu Empedu
Batu empedu adalah deposit yang terjadi dalam sistem saluran empedu atau di kantong empedu.
Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif RS EMC Pekayon, Felmond Limanu, menjelaskan bahwa cairan empedu terdiri dari berbagai komposisi seperti empedu, enzim, kolesterol, dan bilirubin.
"Sebenarnya cairan empedu dalam saluran empedu dan kantong empedu itu banyak komposisinya. Ada empedu, enzim, kolesterol terutama, dan bilirubin. Semua itu kalau dalam kondisi seimbang maka kondisinya larut," jelas Felmond.
Namun, berbagai faktor seperti kolesterol tinggi atau gangguan pengosongan kantong empedu dapat mengganggu keseimbangan tersebut.
"Dengan segala macam penyebab, misalnya karena kolesterol yang tinggi atau gangguan dari pengosongan kantong, maka keseimbangan itu terganggu. Sehingga salah satu dari komponen itu akan mengeras, deposit, membentuk kristal-kristal, dan lama-kelamaan membentuk batu," tambahnya.
Gejala Batu Empedu
Batu empedu memiliki gejala yang khas dan tidak khas. Gejala umum meliputi nyeri perut yang sering disalahartikan sebagai sakit maag.
"Nyeri di ulu hati, tembus ke belakang. Cuman gejala batu empedu itu sedikit lebih khas di mana nyerinya tembus sampai ke pinggang kemudian menjalar sampai ke bahu atas. Itu bisa jadi dari batu empedu," jelas Nella.
Jika batu empedu menyebabkan infeksi, maka gejala yang dapat timbul adalah demam, yang biasanya tidak ditemukan pada sakit lambung.
Pencegahan Batu Empedu
Untuk mencegah terjadinya batu empedu, penting untuk menjaga pola makan dan gaya hidup sehat. Felmond menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat yang rendah lemak dan kolesterol, serta menjaga berat badan ideal.
"Tentunya dari makanan, makan makanan sehat, rendah lemak, rendah kolesterol, dan menjaga berat badan. Olahraga, jangan sampai obesitas dan lain-lain. Jadi gaya hidup dan diet untuk cegah risiko batu empedu semakin tinggi," saran Felmond.