Pria Ini Kembalikan Medali Penghargaan dari Israel Setelah Keluarganya di Gaza Tewas Dibom
Israel memberikan penghargaan karena pria ini pernah menyelamatkan seorang anak Yahudi dari Nazi Jerman saat peristiwa Holocaust.
Pria Ini Kembalikan Medali Penghargaan dari Israel Setelah Keluarganya di Gaza Tewas Dibom
Seorang pria Belanda yang pernah diberi penghargaan oleh Israel karena menyembunyikan seorang anak Yahudi selama Perang Dunia II menyerahkan kembali medalinya kepada negara zionis tersebut. Aksi ini dilakukan setelah kerabatnya tewas dalam serangan udara Israel di Gaza, Palestina.
Sumber: BBC
Henk Zanoli (91) menulis surat kepada kedutaan Israel di Den Haag, menyatakan dia tidak dapat menerima lagi tanda kehormatan tersebut. Dia mengatakan, jet tempur F-16 Israel telah menghancurkan rumah keponakannya di Gaza yang menewaskan semua orang di dalamnya.
Kedutaan Israel menolak mengomentari tindakan Zanoli.
- Militer Israel Culik dan Telanjangi Ratusan Anak, Pria Palestina di Gaza Utara
- Harga Minyak Berpotensi Naik Hingga USD150 Imbas Perang Israel dan Palestina
- Pelajar Jerman Ramai-Ramai Tulis Nama di Tangan, Aksi Solidaritas Untuk Anak-Anak Gaza yang Dibunuh Israel
- Kutuk Israel dan Bela Palestina, Mahasiswa Asal AS Ini Batal Dapat Kerja
Pada 2011, Zanoli dan ibunya diberi penghargaan "Righteous Among the Nations" oleh Israel karena mereka membantu melindungi seorang anak Yahudi dari kekejaman Nazi di rumah keluarga mereka dari tahun 1943 hingga 1945. Penghargaan ini diberikan kepada orang non-Yahudi yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk melindungi dan menyelamatkan orang-orang Yahudi selama Holocaust.
Namun, Zanoli menyatakan melalui sebuah surat yang diterbitkan surat kabar Israel, Haaretz, menerima kehormatan dari Israel dalam situasi seperti ini akan menjadi penghinaan bagi seluruh anggota keluarganya, bahkan empat generasi setelahnya, mengingat mereka kehilangan tidak kurang dari enam kerabat di Gaza.
“Cicit ibu saya telah kehilangan nenek, tiga paman, seorang bibi dan sepupu mereka di tangan militer Israel,” tulisnya, mengacu pada serangan udara yang dilakukan militer Israel pada tanggal 20 Juli.
Keponakannya adalah seorang diplomat Belanda yang menikah dengan ekonom Palestina Ismail Ziadah, yang lahir di sebuah kamp pengungsi di Gaza tengah.
Ibu Ziadah, tiga saudara laki-lakinya, seorang saudara ipar perempuan, dan keponakan laki-lakinya yang berusia sembilan tahun semuanya meninggal setelah rumah keluarga mereka diserang oleh pesawat Israel.
Zanoli, seorang pensiunan pengacara, mengungkapkan kritik tajam terhadap serangan Operasi Tepi Pelindung Israel. Dengan memperingatkan bahwa tindakan tersebut mengarah pada hukuman atas "kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan".
Zanoli juga mengalami tragedi keluarga setelah kehilangan ayahnya di kamp konsentrasi Nazi dan saudara iparnya yang tewas karena peran mereka dalam perlawanan Belanda selama Perang Dunia II.
“Dengan latar belakang ini, sangat mengejutkan dan tragis bahwa hari ini, empat generasi kemudian, keluarga kami dihadapkan pada pembunuhan saudara kami di Gaza. Pembunuhan yang dilakukan oleh Negara Israel,” tulisnya dalam surat yang ditujukan kepada duta besar Israel, Haim. Davon.
Dia diberitakan terlalu lemah untuk menyerahkan medali tersebut secara langsung, sehingga ia memilih mengirimkannya ke kedutaan Israel di Belanda.
Sumber: BBC