Siku dan Bahu Manusia Hasil Evolusi dari Primata yang Hidup di Pohon, Berfungsi sebagai 'Rem'
Siku dan bahu berfungsi sebagai 'rem', ketika primata aktif memanjat pohon.
Siku dan Bahu Manusia Hasil Evolusi dari Primata yang Hidup di Pohon, Berfungsi sebagai 'Rem'
Siku dan Bahu Manusia Hasil Evolusi dari Primata yang Hidup di Pohon, Berfungsi sebagai 'Rem'
Manusia modern seringkali tidak menyadari bahwa banyak karakteristik fisik yang dimiliki oleh manusia dewasa ini adalah hasil dari evolusi dari nenek moyang primata kita yang hidup di pepohonan. Salah satu karakteristik yang mencolok adalah fleksibilitas pada siku dan bahu manusia, yang memungkinkan kita untuk melakukan berbagai aktivitas seperti mengangkat benda di atas kepala atau melemparkan bola.
Baru-baru ini, sebuah penelitian menarik mengungkapkan bahwa fleksibilitas ini mungkin berevolusi sebagai mekanisme alami pengereman saat nenek moyang kita masih aktif mendaki pohon-pohon.
-
Apa yang diteliti para ilmuwan terkait evolusi manusia berjalan tegak? Pertanyaan seputar evolusi sikap bipedal dari nenek moyang yang berjalan dengan empat kaki telah lama menjadi misteri yang menantang para ilmuwan.
-
Apa yang dipelajari dalam ilmu biologi? Biologi adalah studi tentang organisme hidup dan bagaimana mereka menjalani proses kehidupan.
-
Apa yang ditemukan oleh para peneliti yang mengubah pemahaman kita tentang evolusi ular? Spesies fosil ular yang baru ditemukan di Wyoming, Amerika Serikat tengah mengubah pemahaman kita tentang evolusi ular.
-
Di mana ilmu biologi diajarkan? Biologi adalah salah satu ilmu pengetahuan yang selalu diberikan di bangku sekolah. Mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga perguruan tinggi.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di dalam inti bumi? Namun, para ilmuwan kini telah menemukan wilayah besar misterius berbentuk donat yang terletak di dalam inti terluar bumi.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan dunia prasejarah ini? Saat tinggal di desa kecil di gurun tinggi dengan populasi sekitar 35 orang, para peneliti baru menemukan laguna ini setelah melihat petunjuk pada citra satelit.
Simpanse dan Monyet Mangabey
Para ilmuwan yang melakukan penelitian ini memutuskan untuk mengamati perilaku simpanse dan monyet mangabey berbulu hitam, yang merupakan primata yang lebih jauh terkait dengan manusia dan simpanse, saat mereka mendaki dan turun dari pohon di alam liar. Observasi mereka mengungkapkan perbedaan menarik dalam teknik dari pohon antara kedua spesies ini.
Namun, temuan yang lebih menarik adalah bahwa fleksibilitas ini telah hadir pada saat terakhir nenek moyang bersama antara manusia dan simpanse, meskipun setelah kera dan monyet berpisah dalam pohon evolusi. Fleksibilitas ini kemungkinan memberikan keuntungan evolusioner pada aktivitas-aktivitas yang memerlukan gerakan khusus seperti mengumpulkan makanan, berburu, dan membela diri.
Sumber: Live Science
Selain itu, penelitian ini juga memberikan kontribusi baru dalam pemahaman kita tentang perilaku primata saat turun dari pohon. Sebelumnya, penelitian ilmiah lebih fokus pada saat primata memanjat pohon, dan ini merupakan kali pertama peneliti secara ekstensif mempelajari bagaimana primata, seperti simpanse, turun dari pohon secara rinci.
Untuk mendukung temuan ini, para peneliti juga menganalisis sendi-sendi di tengkorak simpanse yang ada dalam koleksi museum. Hasil analisis menunjukkan bahwa sudut bahu simpanse mengalami perubahan 14 derajat lebih besar ketika mereka turun daripada ketika mereka memanjat. Lengan mereka juga memanjang keluar pada siku sekitar 34 derajat lebih banyak ketika turun dari pohon. Perubahan dalam gerakan ini tidak hanya membantu simpanse melambatkan gaya gravitasi, tetapi juga memungkinkan mereka untuk berhenti dengan aman, menghemat energi yang diperlukan saat turun.
"Simpanse dapat keluar dari pohon dan turun tanpa harus menjaga otot bahu dan siku mereka tetap tegang, yang menghasilkan banyak energi. Sebagai manusia, pengenalan rentang gerakan yang lebih besar ini memiliki banyak manfaat, seperti memungkinkan kita mengangkat tangan di atas kepala atau melemparkan bola. Gerakan ini adalah warisan dari tekanan evolusi pada nenek moyang kita, yang memberi kita kemampuan untuk melakukan banyak hal," jelas Mary Joy, salah satu penulis studi.
- Jejak Kaki Burung Berusia 210 Juta Tahun Ditemukan, Bukti Evolusi dari Dinosaurus Terjadi Lebih Awal
- Temuan DNA Kuno Ungkap Proses Kawin Silang Antar Manusia Purba
- Bagian Teka-Teki Evolusi yang Hilang Ditemukan dalam Batuan Berusia 130 Juta Tahun
- Rambut Keriting Diyakini Ilmuwan Jadi Cikal Bakal Evolusi Otak Manusia
Sumber: Live Science