Spesies Baru "Ayam dari Neraka" Ditemukan, Punya Ekor Seperti Burung dan Beratnya Setara Manusia Dewasa
Fosil dinosaurus mengerikan jenis oviraptor ditemukan di Formasi Hell Creek, Amerika Serikat (AS).
Spesies Baru "Ayam dari Neraka" Ditemukan, Punya Ekor Seperti Burung dan Beratnya Setara Manusia Dewasa
Fosil dinosaurus mengerikan jenis oviraptor ditemukan di Formasi Hell Creek, Amerika Serikat (AS). Dinosaurus jenis ini juga disebut "ayam dari neraka".
-
Di mana fosil dinosaurus sebesar ayam itu ditemukan? Fosil dari spesies dinosaurus pemakan tumbuhan yang baru ditemukan telah mengungkapkan cerita menarik di Pulau Isle of Wight di lepas pantai selatan Inggris.
-
Bagaimana fosil dinosaurus ini ditemukan? Fosil lebih mungkin muncul setelah hujan, karena air mengungkap material dengan menghilangkan sedimen yang menutupinya, dalam fenomena yang dikenal sebagai pelapukan.
-
Kapan fosil dinosaurus itu ditemukan? Fosil yang ditemukan pada Mei lalu di dekat sebuah waduk di kotamadya Sao Joao do Polesine itu diperkirakan berusia sekitar 233 juta tahun.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan tentang dinosaurus di masa lalu? Salah satu perkembangan paling mengejutkan dalam paleontologi dalam beberapa tahun terakhir adalah penemuan bahwa banyak dinosaurus yang memiliki bulu.
-
Bagaimana fosil dinosaurus hamil itu ditemukan? Sisa-sisa fosil Ichthyosaurus sepanjang hampir empat meter ditemukan oleh para arkeolog di Chile pada sebuah gletser yang meleleh.
-
Bagaimana proses penemuan fosil dinosaurus ini? Spesies aneh ini dijelaskan setelah penemuan fosil yang diambil dari Kabupaten Zhenghe, Provinsi Fujian, China.
Berdasarkan analisis terhadap kaki belakang hewan ini, beratnya sekitar 78 kilogram dan merupakan spesies baru dalam ilmu pengetahuan.
Sumber: IFL Science
Temuan ini menunjukkan terdapat keanekaragaman dinosaurus caenagnathid yang lebih besar di ekosistem Hell Creek sesaat sebelum asteroid menghantam.
Kawah Chicxulub merupakan tanda bukti salah satu hari paling mengerikan di Bumi, ketika asteroid menghantam dan menghancurkan 70 persen spesies di planet ini, termasuk dinosaurus.
Sejak lama diperdebatkan apakah dinosaurus baik-baik saja atau telah menuju kepunahan sebelum peristiwa tersebut terjadi, dan salah satu cara kita dapat mempelajarinya adalah dengan melihat keanekaragaman kelompok hewan dalam ekosistem.
- Spesies Baru Dinosaurus Karnivora Ditemukan, Panjangnya 8 Meter dan Punya Alis Menonjol
- Ilmuwan Temukan Spesies Baru Dinosaurus yang Hidup 72 Juta Tahun Lalu, Panjangnya Sampai 4 Meter
- Spesies Baru Fosil Dinosaurus Paling Utuh Ditemukan, Seluruhnya Ada 149 Tulang, Beratnya Setara Gajah Afrika
- Dua Spesies Baru Dinosaurus Ditemukan, Kepalanya Berbentuk Kubah dan Banyak Tonjolan Tajam
Sebuah teori menyatakan, asteroid bertindak seperti tongkat yang mematahkan punggung keledai, mendorong kelompok hewan yang sudah rentan menuju kepunahan. Bukti dari argumen ini menunjukkan berkurangnya jumlah spesies yang tercatat dalam catatan fosil menjelang hantaman asteroid.
Namun, ada beberapa alasan mengapa hal ini bisa memberikan gambaran yang salah. Pertama, hal ini didasarkan pada catatan fosil yang ditemukan, dan kedua, hal ini bergantung pada kemampuan kita untuk mengidentifikasi spesies secara akurat dari sedikit fosil yang ada.
Spesies oviraptor baru ini adalah buktinya. Para peneliti dapat mengumpulkan informasi yang cukup walau dari satu fosil kaki yang ditemukan dan dengan yakin menyatakan kaki tersebut tidak cocok dengan spesies oviraptor lain yang diketahui hidup di wilayah ini, pada waktu yang sama.
Spesies baru itu diberi nama Eoneophron infernalis. Nama genusnya berasal dari bahasa Yunani Kuno “eo” yang berarti “fajar”, dan nama genus burung nasar Mesir, Neophron, yang dikenal sebagai “ayam firaun”. Nama spesiesnya mengacu pada tempat ditemukannya, dalam bahasa Latin untuk Neraka, dan jika digabungkan bisa berarti “ayam fajar Firaun dari Neraka”.
Ciri-ciri tulang pahanya unik, dan tidak seperti oviraptor Anzu wylei yang lebih besar, sehingga tidak mungkin makhluk ini hanyalah individu yang lebih kecil dari spesies yang lebih besar (argumen yang terus-menerus muncul antara T. rex dan Nanotyrannus). Selain itu, analisis histologis menunjukkan hewan tersebut sudah dewasa atau sub-dewasa ketika mati, sehingga dikombinasikan dengan proporsi unik dan kombinasi fitur-fiturnya.
“Caenagnathid yang lebih kecil dari Formasi Hell Creek ini memiliki implikasi terhadap ekologi dan keanekaragaman caenagnathid di akhir Maastrichtian,” jelas penulis penelitian.
“Sebanyak tiga taksa dengan ukuran tubuh yang berbeda-beda mungkin pernah menghuni ekosistem Maastricht di Formasi Hell Creek, namun seperti di wilayah lain, catatan fosil yang buruk membuat penguraian taksonomi spesies ini menjadi masalah.”
Studi ini dipublikasikan di PLOS ONE.