Sudah Punah 2 Juta Tahun Lalu, Pohon Langka Ini Kembali Ditemukan Masih Hidup
Sudah Punah 2 Juta Tahun Lalu, Pohon Ini Kembali Ditemukan Masih Hidup
Ilmuwan sekarang berharap memperkenalkan kembali spesies ini di alam liar
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Kapan penanaman pohon pinus di Hutan Pinus Nongko Ijo dimulai? Penanaman pohon pinus ini sudah dimulai sejak tahun 1981 dan berlokasi di Kawasan Pengelola Hutan (RPH) kavling 28.
-
Bagaimana buah pinus tersebut sampai ke Pulau Wight? Pada masa itulah satu buah pohon pinus tersapu ke laut, hanyut ke tenggara sejauh bermil-mil, lalu akhirnya tenggelam ke dalam sedimen yang sekarang menjadi Pulau Wight, kata Jacobs.
-
Di mana Hutan Pinus Gunung Pancar berada? Lokasi Hutan Pinus Gunung Pancar berada sekitar 20 kilometer dari pusat kota Bogor. Dikelilingi oleh pepohonan pinus yang rindang, udara segar dan sejuk menyambut setiap pengunjung yang datang.
-
Mengapa temuan pohon prasejarah ini penting? “Evolusi kerajaan tumbuhan mengalami banyak bentuk eksperimen berbeda yang berhasil selama jutaan tahun atau lebih, namun tidak bertahan dalam ujian waktu karena alasan apapun,” katanya
-
Apa manfaat utama pohon untuk lingkungan? Pohon memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia dan alam. Salah satunya adalah kemampuannya dalam mencegah erosi tanah. Akar pohon yang kuat mampu menahan tanah agar tidak terbawa air hujan atau angin, sehingga mengurangi risiko terjadinya erosi. Selain itu, pohon juga berperan penting dalam melindungi lingkungan sekitarnya.
Sudah Punah 2 Juta Tahun Lalu, Pohon Langka Ini Kembali Ditemukan Masih Hidup
Pinus Wollemi - yang diperkirakan telah punah 2 juta tahun yang lalu - ditemukan kembali pada tahun 1994.
Ilmuwan sekarang berharap memperkenalkan kembali spesies ini di alam liar dalam upaya konservasi yang bisa memakan waktu berabad-abad.”
Dalam upaya menyelamatkan spesies yang hilang dari kepunahan, para ilmuwan menanam pohon "fosil hidup" di tempat-tempat yang tidak diketahui. Ini dapat memakan waktu berabad-abad.
- "Kelaparan Ini Lebih Parah Daripada Mendengar Ledakan Bom, Setiap Hari Selalu Lebih Buruk dari Hari Sebelumnya"
- Ilmuwan Takjub, Pertama Kali Temukan Hewan yang Tak Butuh Oksigen untuk Hidup, Begini Bentuknya
- Q & A : Mengapa Ruang Angkasa Gelap Meski Ada Matahari?
- Jalan-Jalan Dekat Laut Mati, Bocah Ini Tak Sengaja Temukan Koin Raja Kuno Berusia 2.000 Tahun
Pinus Wollemi (Wollemia nobilis) diyakini telah punah sekitar 2 juta tahun yang lalu. Fosil-fosil spesies yang berasal dari periode Kapur (145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu) menunjukkan mereka hampir tidak berubah penampilannya sejak saat itu.
Namun pada tahun 1994, para pendaki di Blue Mountains Australia menemukan tegakan peninggalan tumbuhan runjung purba ini. Sekarang, hanya sekitar 60 pohon yang tersisa di Taman Nasional Wollemi.
Mereka terancam oleh Phytophthora cinnamomi, jamur air patogen yang menyebabkan kematian, dan oleh kebakaran hutan yang merajalela yang sesekali mengamuk di wilayah New South Wales ini.
Sejak ditemukan kembali, pinus wollemi telah ditanam di kebun raya dan lahan pribadi di seluruh dunia. Dan Tim Pemulihan Pinus Wollemi, sebuah kemitraan antara ilmuwan pemerintah Australia dan ahli konservasi, telah memulai proses pengenalan kembali bibit ke tiga lokasi di Taman Nasional Wollemi.
"Lokasi-lokasi tersebut terdiri dari ngarai batu pasir dataran tinggi yang cukup dalam, sempit, dan curam untuk menjadi tempat berlindung dari kebakaran hutan yang sering terjadi dan kekeringan," ujar para peneliti dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui surel kepada Live Science.
"Tidak ada bukti infeksi spesies Phytophthora patogen di kedua lokasi ketika disurvei segera sebelum translokasi."
Tim pemulihan memulai upaya transplantasi yang lebih komprehensif pada 2019 setelah upaya percontohan pada tahun 2012.
Lebih dari 400 anakan pohon ditanam di dua tempat, dan karena kekeringan, tim mengirimkan ribuan galon air ke tanaman untuk membantu mereka bertahan hidup.
Di tahun yang sama, banyak pohon hancur karena kebakaran hutan. Hingga tahun 2023, hanya 58 anakan pohon yang berhasil bertahan.
Di lokasi itu, 502 pohon pinus Wollemi ditanam pada 2021 untuk menggantikan pohon-pohon yang hilang akibat kebakaran.
Para peneliti menyatakan kelangsungan hidup telah jauh melampaui ekspektasi, sebagian karena kondisi La Niña yang menguntungkan selama beberapa tahun setelah penambahan populasi pada tahun 2021.
Mereka juga sengaja menempatkan beberapa pohon muda di area yang mungkin terkena kebakaran hutan "untuk membantu mengatasi kesenjangan pengetahuan terkait respon dan kemampuan pohon-pohon tersebut dalam menoleransi kebakaran," ujar tim peneliti.
Meskipun populasi baru ini secara ketat dipantau, nasib spesies ini di alam liar masih tidak pasti. Pohon muda tumbuh kurang dari 0,4 inci (1 sentimeter) per tahun, sehingga butuh waktu puluhan tahun untuk mencapai kematangan dan menghasilkan biji.
Beberapa pohon bahkan dapat menghasilkan cabang, tetapi kapan mereka dapat mulai memperbanyak diri sendiri belum diketahui.
Kebakaran dan isu-isu terkait iklim lainnya seperti berkurangnya curah hujan akan mengganggu upaya restorasi di tahun-tahun mendatang. Ilmuwan melihat upaya mereka sebagai upaya multi generasi: kelompok baru penjaga hutan perlu menggantikan mereka dalam beberapa dekade mendatang.
"Agar berhasil, populasi yang ditranslokasi harus menjadi mandiri, dan tolok ukurnya adalah kemunculan bibit generasi kedua," kata para peneliti. "Mengingat lambatnya pertumbuhan dan pematangan pinus Wollemi di alam liar, hal ini kemungkinan akan memakan waktu puluhan tahun, bahkan ratusan tahun.