Tiga WNI selundupkan heroin bebas, publik Australia ngamuk
Ketiganya membawa 389 kg heroin ke Australia pada 1998. Kesalahan mereka dinilai lebih besar dari Bali Nine
Media-media Australia dan Inggris menyoroti pembebasan tiga Warga Negara Indonesia yang memperoleh pembebasan bersyarat dua tahun lagi walau bersalah menyelundupkan 389 kilogram heroin. Warga lantas membandingkan nasib tiga anggota sindikat narkoba itu dengan pentolan 'Bali Nine' yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran yang 'cuma' menyelundupkan 8,4 kilogram heroin.
Ketiga WNI itu bernama Krist Tito Mandagi, Saud Siregar, dan Sidiki Ismunandar. Mereka ditahan di Penjara Lithgow di Negara Bagian New South Wales.
-
Kenapa WNA asal Mexico disebut menembak polisi di Bali? Beredar narasi yang mengeklaim Warga Negara Asing (WNA) asal Meksiko menembak anggota polisi di Bali, karena kesal saat ditilang.
-
Siapa saja yang hadir dalam rapat WWF ke-10 di Bali? Di atas podium, tampak Ketua DPR RI Puan Maharani dan Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon. Pada kesempatan tersebut, Putu mengatakan, selama dua hari terakhir ini anggota parlemen dari 49 negara berkumpul di Nusa Dua, Bali, guna memperkuat kerja sama dalam memobilisasi tindakan parlemen mengenai air untuk kesejahteraan bersama.
-
Kapan KTT WWF Bali akan berlangsung? Nantinya, mobil tersebut digunakan di KTT World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali pada 18-25 Mei 2024.
-
Kenapa imigrasi Denpasar terus mengawasi dan menindak pelanggaran WNA di Bali? “Artinya, tanpa menjadi viral pun, kami akan tetap melakukan pengawasan dan penindakan, “ katanya.
-
Kapan WNA itu ditangkap? HBR belakangan ditangkap Imigrasi Tanjung Perak dan terancam dideportasi ke negaranya lantaran izin tinggalnya sudah tidak berlaku.
-
Apa saja poin penting yang dibahas dalam WWF ke-10 di Bali? Menurut dia, ada beberapa poin penting yang menjadi sorotan dalam WWF ke-10 di Bali yaitu memastikan air sebagai salah satu agenda utama parlemen dan mendorong dialog parlemen di tingkat regional dan internasional dalam hal ini. Kedua, perspektif komunitas dan populasi lokal penting dalam upaya global kami untuk memastikan keadilan dan keamanan air-dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan mempertimbangkan pengetahuan tradisional. Ketiga, pengelolaan air berkelanjutan memainkan peran penting untuk membangun ketahanan masyarakat dan ekosistem serta mendukung adaptasi perubahan iklim sejalan dengan tujuan iklim yang disepakati secara internasional. Keempat, karena tantangan terkait air melampaui batas negara, kebutuhan akan peningkatan diplomasi dalam mengelola sumber daya air, berbagi pengetahuan dan praktik baik untuk mengatasi ketahanan air menjadi semakin mendesak.
Mereka dicokok polisi pada Agustus 1998 setelah tertangkap patroli laut Australia di Pelabihan Macquaire. Krist, Saud, dan Sidiki merupakan nelayan yang nyambi jadi penyelundup setelah memperoleh barang haram itu dari perbatasan Thailand-Myanmar.
"Apakah ini adil? Tiga WNI itu menyelundupkan heroin 47 kali lipat lebih banyak dibanding Bali Nine," tulis Sarah Michel dalam tajuknya untuk Daily Mail, Senin (23/2).
Krist, Saud, dan Sidiki sebetulnya dihukum seumur hidup. Bahkan Krist sebagai kapten kapal tidak boleh mendapat pembebasan bersyarat selama 25 tahun. Namun dalam pengadilan banding, hukuman tiga WNI itu dikurangi.
Fairfax Australia menyatakan pembebasan bersyarat ketiganya bisa diajukan pada 2017 atau 2018. Para nelayan ini pun dapat kembali ke Tanah Air.
Koran Sydney Morning Herald pun menulis tajuk sinis atas putusan bebas tiga WNI tersebut. "Mereka bertiga sangat beruntung bisa bebas. Padahal selundupan mereka jauh lebih besar dibanding Chan dan Sukumaran," tulis Michael Bachelard.
Kendati demikian, tidak semua warga Australia mendukung kritik media massa. "Masalahnya simpel, Indonesia menghukum mati penyelundup narkoba, sedangkan negara kita tidak," kata pembaca bernama Peter.
"Bali Nine sudah tahu risiko tertangkap menyelundupkan narkoba di Indonesia. Perbandingan ini keliru," kata Chris Sherlock.
(mdk/ard)