Trump Undang Xi Jinping Hadiri Pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat
Kedutaan Besar China yang berada di Washington D.C. masih belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar mengenai undangan tersebut.
Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengundang Presiden China, Xi Jinping, untuk menghadiri upacara pelantikannya yang dijadwalkan bulan depan. Undangan tersebut disampaikan pada awal November 2024, tepat setelah pemilihan presiden yang berlangsung pada tanggal 5 November. Meskipun demikian, hingga saat ini belum ada kepastian apakah undangan tersebut telah diterima, menurut laporan dari CBS. Kedutaan Besar Tiongkok di Washington juga belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar mengenai undangan tersebut.
Dalam sebuah wawancara yang dilaksanakan Jumat lalu dengan NBC News, Trump mengungkapkan bahwa ia "sangat akrab" dengan Xi dan menyatakan bahwa mereka baru saja berkomunikasi. Hal ini akan menjadi momen yang belum pernah terjadi sebelumnya, di mana seorang pemimpin Tiongkok, yang merupakan pesaing utama AS dalam geopolitik, akan hadir di pelantikan presiden AS. Trump juga menegaskan bahwa ia berencana untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen pada produk-produk dari Tiongkok, kecuali jika Beijing mengambil langkah lebih lanjut untuk menghentikan perdagangan narkotika fentanil yang sangat adiktif. Selain itu, ia sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif lebih dari 60 persen pada barang-barang dari China selama masa kampanyenya.
- Sempat Mau Diblokir, Bagaimana Nasib TikTok setelah Donald Trump Jadi Presiden?
- Kebijakan Donald Trump Bakal Buat Biaya Hidup di Amerika Serikat Melonjak Tajam
- Menang Pilpres AS, Donald Trump Masih Terjerat Sederet Kasus Hukum, Ini Daftarnya
- Donald Trump Terpilih Kembali Menjadi Presiden Amerika, Ekonomi Indonesia Terancam
Pada akhir bulan November, media pemerintah China mengingatkan Trump bahwa rencananya untuk mengenakan tarif tambahan pada barang-barang dari China terkait masalah fentanil bisa memicu perang tarif yang merugikan kedua ekonomi terbesar di dunia tersebut. Dalam konteks ini, hubungan antara kedua negara tampak semakin kompleks, dengan potensi dampak yang luas bagi perekonomian global.
Komitmen antara China dan Amerika Serikat
Dalam sebuah acara gala yang diselenggarakan oleh Dewan Bisnis AS-China di Washington, Duta Besar China untuk AS, Xie Feng, membacakan surat dari Xi Jinping. Dalam surat tersebut, pemimpin China menyatakan bahwa Beijing bersedia untuk terus berkomunikasi dengan AS. Xi menekankan pentingnya memilih dialog ketimbang konfrontasi, serta kerja sama yang saling menguntungkan alih-alih permainan yang merugikan. "Kita harus memilih dialog daripada konfrontasi dan kerja sama yang saling menguntungkan daripada permainan yang tidak menguntungkan," kata Xi dalam surat itu.
Xie Feng juga mengingatkan bahwa kedua negara tidak seharusnya memisahkan rantai pasokan. Di sisi lain, Nicholas Burns, duta besar AS untuk Beijing, dalam sebuah pidato video yang telah direkam sebelumnya, menyatakan bahwa China terkadang berupaya untuk "mempermanis" hubungan yang penuh tantangan dan kompetisi. Burns menegaskan, "Tidak ada pembicaraan yang menyenangkan yang dapat mengaburkan perbedaan kita yang mendalam," menunjukkan bahwa meskipun ada upaya untuk berkomunikasi, perbedaan mendasar tetap ada di antara kedua negara.