UNDP: Separuh Penduduk Myanmar Bakal Jatuh Miskin Pada 2022
Jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan diperkirakan meningkat 11 poin persentase karena efek sosial ekonomi pandemi.
Dampak ganda dari pandemi dan krisis politik Myanmar yang dipicu oleh kudeta militer dapat mengakibatkan hampir setengah populasi, atau sebanyak 25 juta orang, jatuh ke dalam kemiskinan pada 2022, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) memperingatkan.
Dilansir dari laman Antara mengutip Reuters, Jumat (30/4), dalam laporan yang dirilis pada Jumat, UNDP mengatakan efek krisis dapat mendorong jutaan lebih banyak orang ke dalam kemiskinan.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Kapan Kodak bangkrut? Ya, perusahaan yang memiliki slogan “You press the button, we do the rest” itu pada tahun 2012 lalu dinyatakan bangkrut.
-
Kenapa Kue Tapel mirip Kue Leker? Cita rasa gurih, harum dan sedikit manis berpadu jadi satu di tiap porsinya. Belum lagi teksturnya cukup unik, yakni renyah di luar dan lembut di dalam, membuat Kue Tapel mirip kue leker.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
"COVID-19 dan krisis politik yang sedang berlangsung menambah guncangan yang mendorong mereka yang paling rentan kembali dan semakin jauh ke dalam kemiskinan," kata Asisten Sekretaris Jenderal PBB dan Direktur Regional UNDP untuk Asia dan Pasifik, Kanni Wignaraja, kepada Reuters.
"Pencapaian pembangunan yang dicapai selama satu dekade transisi demokrasi, betapapun tidak sempurnanya, akan terhapus dalam hitungan bulan," katanya, seraya menambahkan kemajuan negara itu mungkin akan mundur ke 2005, ketika negara itu juga berada di bawah kekuasaan militer dan separuh penduduk miskin.
Studi tersebut menunjukkan bahwa pada akhir tahun lalu, rata-rata 83% rumah tangga melaporkan pendapatan mereka berkurang hampir setengahnya karena pandemi.
Jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan diperkirakan meningkat 11 poin persentase karena efek sosial ekonomi pandemi.
Sementara itu, laporan tersebut mengatakan situasi keamanan yang memburuk, serta ancaman terhadap hak asasi manusia dan pembangunan di Myanmar sejak kudeta 1 Februari dapat meningkatkan kemiskinan hingga 12 poin persen lebih lanjut pada awal tahun depan.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih San Suu Kyi, menahannya dan politisi sipil lainnya, kemudian menindak dengan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa anti kudeta.
Pasukan keamanan telah menewaskan lebih dari 750 warga sipil dalam demonstrasi tersebut, kata sebuah kelompok aktivis.
Laporan tersebut mengatakan perempuan dan anak-anak akan menanggung beban terberat dari krisis.
"Separuh dari semua anak di Myanmar bisa hidup dalam kemiskinan dalam satu tahun," kata Wignaraja, seraya menambahkan pengungsi internal yang sudah rentan juga menghadapi lebih banyak tekanan.
Laporan itu mengatakan kemiskinan perkotaan diperkirakan meningkat tiga kali lipat, sementara situasi keamanan mematahkan rantai pasokan dan menghambat pergerakan orang, jasa, dan komoditas, termasuk barang-barang pertanian.
Tekanan pada mata uang Myanmar, Kyat, juga telah meningkatkan harga impor dan energi, kata laporan itu, sementara sistem perbankan tetap lumpuh.
"Seperti yang dinyatakan oleh Sekretaris Jenderal PBB, skala krisis membutuhkan tanggapan internasional yang mendesak dan terpadu," kata Wignaraja.
Baca juga:
Serangan Roket dan Ledakan Terdengar di Dua Pangkalan Udara Myanmar
Kelompok Pemberontak Myanmar Klaim Rebut Markas Militer di Perbatasan Thailand
Aktivis Myanmar Serukan Warga Jangan Bayar Listrik dan Anak Tidak Usah Sekolah
ASEAN Disebut Ubah Pernyataan Rilis Terkait Myanmar, Hapus Soal Tahanan Politik
Aktivis Myanmar Kecam Kesepakatan ASEAN dengan Junta Militer, Siap Lanjutkan Demo
Awalnya Belajar dari Indonesia, Tapi Kemudian Militer Myanmar Berpaling ke Thailand