UNICEF Sebut Anak-Anak Gaza Menderita Kelaparan Akut, "Bahkan Tak Punya Tenaga Untuk Menangis"
Israel membunuh lebih dari 13.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
Israel membunuh lebih dari 13.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza.
- Israel Mulai Kekurangan Tentara, Sampai Rekrut Warga Berumur 40 Tahun Lebih
- WHO Ungkap Israel Bikin 8.000 Anak Palestina di Bawah Usia 5 Tahun Menderita Gizi Buruk Parah, Tubuhnya Kurus Kering
- Tentara Israel dan Mesir Baku Tembak di Dekat Rafah, Satu Orang Tewas
- Israel Kembali Serang Rafah, 35 Warga Palestina Tewas Terbakar, Kebanyakan Ibu dan Anak-Anak
UNICEF Sebut Anak-Anak Gaza Menderita Kelaparan Akut, "Bahkan Tak Punya Tenaga Untuk Menangis"
Israel membunuh lebih dari 13.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza sejak 7 Oktober dan anak-anak yang masih hidup saat ini menderita gizi buruk parah.
Sumber: Al Jazeera
Bahkan menurut UNICEF, anak-anak di Gaza "bahkan tidak punya tenaga untuk menangis".
"Ribuan lainnya terluka atau bahkan kita tidak dapat menentukan di mana mereka berada. Mereka mungkin terjebak di bawah reruntuhan. Kami belum pernah melihat angka kematian di kalangan anak-anak seperti itu di hampir semua konflik lain di dunia," kata Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell kepada jaringan televisi CBS News, Minggu (17/3).
"Saya pernah berada di bangsal anak-anak yang menderita malnutrisi anaemia parah, seluruh bangsal benar-benar sunyi. Karena anak-anak, bayi-bayi itu, bahkan tidak memiliki tenaga untuk menangis."
Russell mengatakan ada "tantangan birokrasi yang sangat besar" dalam menggerakkan truk-truk ke Gaza untuk memberikan bantuan dan pertolongan, sementara kelaparan mengancam lebih dari 2 juta warga Palestina akibat agresi brutal Israel.
Selain itu, satu dari tiga anak di bawah usia dua tahun di Gaza utara saat ini mengalami kekurangan gizi akut, menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA). Selain itu, badan tersebut memperingatkan warga Gaza menghadapi kelaparan sebagai akibat dari pengeboman Israel yang tidak berhenti selama lebih dari lima bulan.
Kritik internasional telah meningkat terhadap Israel karena jumlah korban tewas akibat perang, krisis kelaparan di Gaza, dan tuduhan pemblokiran pengiriman bantuan ke daerah yang diblokade tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengulangi ancamannya untuk melakukan serangan darat ke Rafah, kota yang berbatasan dengan Mesir di mana lebih dari 1 juta orang Palestina mengungsi.
"Tidak ada tekanan internasional yang akan menghentikan kami untuk mewujudkan semua tujuan perang ini: menghabisi Hamas, membebaskan semua sandera, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel," ujar Netanyahu dalam sebuah video yang dirilis kantornya.
"Untuk itu, kami juga akan beroperasi di Rafah," ujarnya.
Sejak 7 Oktober, agresi militer Israel telah menewaskan 31.645 warga Palestina di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan Gaza, dan membuat hampir 2 juta penduduknya mengungsi.
Sejumlah pihak menyebut tindakan Israel di Gaza adalah genosida.