Wapres Malawi Tewas dalam Kecelakaan Pesawat, Sempat Gagal Mendarat di Bandara
Wapres Malawi Tewas dalam Kecelakaan Pesawat, Sempat Gagal Mendarat di Bandara
Wakil Presiden Malawi Saulos Chilima tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat bersama dengan sembilan penumpang lainnya,
- Mati Pelan-Pelan, Nestapa Warga Gaza Tinggal Bersama Sampah dan Tikus di Pengungsian
- Hilang Sejak 1971, Pesawat Jet Ini Akhirnya Ditemukan dalam Kondisi Mengejutkan
- Pesawat yang Membawa Wakil Presiden Malawi dan 9 Orang Lainnya Hilang Kontak, Begini Kondisinya
- Sempat Ada Hambatan saat Pesawat Luar Angkasa AS Mau Mendarat di Bulan
Wapres Malawi Tewas dalam Kecelakaan Pesawat, Sempat Gagal Mendarat di Bandara
Demikian diumumkan oleh Presiden Lazarus Chakwera kemarin.
Pesawat tersebut hilang kontak setelah gagal mendarat di Bandara Internasional Mzuzu, sekitar 380 km di sebelah utara Ibu Kota Lilongwe.
Puing-puing pesawat telah ditemukan, kata Chakwera dalam pidato di hadapan rakyatnya, seperti dikutip dari CNN, Selasa (11/6).
"Operasi pencarian dan penyelamatan yang saya perintahkan untuk menemukan pesawat yang hilang yang membawa wakil presiden dan sembilan orang lainnya telah selesai. Pesawat telah ditemukan. Dan saya sangat sedih dan berduka untuk memberitahukan kepada Anda ini adalah tragedi yang buruk,” kata Chakwera.
Pemimpin Malawi tersebut mengungkapkan pesawat itu ditemukan “benar-benar hancur” di dekat bukit di Hutan Chikangawa di Malawi utara. Dia menuturkan, “kata-kata tidak dapat menggambarkan betapa memilukannya hal ini.”
Chakwera memberikan penghormatan kepada wakilnya, menggambarkannya sebagai “orang yang baik, seorang ayah dan suami yang berbakti,
(dan) seorang warga negara patriotik yang mengabdi kepada negaranya dengan sangat baik.”
“Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi istrinya, Mary, keluarganya, teman-temannya, rekan-rekannya di kabinet dan kita semua sebagai bangsa,” kata Chakwera dalam pidatonya dari Lilongwe.
Presiden juga berduka atas kehilangan para penumpang lain yang berada di dalam pesawat.
Pemimpin Malawi tersebut menyoroti sifat tragis dari kecelakaan tersebut, dengan mengatakan ia sendiri pernah melakukan perjalanan dengan pesawat yang sama.
“Namun, terlepas dari rekam jejak pesawat dan pengalaman para kru, ada yang tidak beres dengan pesawat tersebut dalam penerbangan kembali ke Lilongwe,” tambahnya.
Pada Senin malam (10/6), presiden mengatakan kontrol lalu lintas udara telah menyarankan pesawat wakil presiden untuk tidak mencoba mendarat, dan merekomendasikan untuk kembali ke ibu kota karena jarak pandang yang buruk.
Tidak lama kemudian, pihak berwenang kehilangan kontak dengan pesawat tersebut, dan memulai operasi pencarian.
Sebelumnya pada hari Selasa, Pasukan Pertahanan Malawi mengatakan
mereka telah mengerahkan drone dan setidaknya 200 tentara untuk mencari pesawat tersebut di cagar alam Hutan Chikangawa, di mana sinyal-sinyal keberadaannya terakhir kali diterima.
Komandan Pasukan Paul Valentino Phiri mengatakan operasi penyelamatan telah tertunda karena kondisi cuaca yang buruk.
Wakil presiden dan sembilan korban lainnya akan dimakamkan dengan “cara yang bermartabat,” kata Chakwera.
Jenazah mereka tiba di ibu kota pada Selasa malam (11/6) dan diterima oleh Chakwera, demikian tayangan langsung.
Malawi akan menggelar masa berkabung nasional selama 21 hari untuk Chilima dan para pejabat lainnya yang tewas dalam kecelakaan tersebut.
Masa berkabung akan dimulai pada 11 Juni dan berlangsung hingga 1 Juli, menurut pernyataan dari kantor presiden.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres mengatakan ia “sangat sedih” mendengar kabar kecelakaan pesawat tersebut.
“Kami menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mereka dan kami berdiri bersama rakyat Malawi pada saat yang menyedihkan ini,” katanya.
Chilima, 51 tahun, tiba kembali di Malawi pada tanggal 6 Juni setelah menghadiri KTT Korea-Afrika di Seoul minggu lalu.
Dia pertama kali menjabat sebagai wakil mantan Presiden Peter Mutharika antara tahun 2014 dan 2019 sebelum dilantik sebagai wakil presiden untuk kedua kalinya pada 2020.
Sebagai seorang ekonom, Chilima sebelumnya memimpin Airtel Malawi, orang Malawi pertama yang memimpin perusahaan telekomunikasi.
“Saya menganggapnya sebagai salah satu kehormatan terbesar dalam hidup saya karena memiliki dia sebagai wakil dan penasihat saya selama empat tahun terakhir,” kata Presiden Chakwera.
Chilima meninggalkan istrinya, Mary, dan dua orang anak.