WHO Gunakan Abjad Yunani untuk Menamakan Varian Baru Virus Corona
WHO menyampaikan pada Senin, pihaknya telah menetapkan label atau penamaan baru untuk varian virus corona menggunakan abjad Yunani, bukan nama wilayah di mana varian tersebut pertama kali terdeteksi.
WHO menyampaikan pada Senin, pihaknya telah menetapkan label atau penamaan baru untuk varian virus corona menggunakan abjad Yunani, bukan nama negara di mana varian tersebut pertama kali terdeteksi.
WHO menyebut “varian Inggris” (B.1.1.7) dengan "Alpha," dan "varian Afrika Selatan" (B.1.351) dengan "Beta."
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang baru saja digolongkan oleh WHO sebagai kemungkinan karsinogen? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) telah resmi menggolongkan bedak talkum sebagai "mungkin bersifat karsinogenik" bagi manusia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Bagaimana para ilmuwan mengetahui virus mana yang berbahaya? Tim peneliti menggunakan sel amoeba untuk mengetahui virus apa yang berbahaya. Dalam penelitian, tim peneliti menemukan hanya satu virus yang dapat membunuh sel amoeba yaitu ‘lytic viruses’.
-
Di mana virus-virus kuno itu ditemukan? Ilmuwan berhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
“Tidak ada negara yang seharusnya distigmatisasi karena mendeteksi dan melaporkan varian-varian (virus corona),” jelas ketua tanggap teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove, di Twitter, dilansir CNN, Selasa (1/6).
Sistem penamaan menggunakan huruf Yunani ini merupakan rekomendasi panel ahli WHO.
“Yang mana akan lebih mudah dan lebih praktis untuk dibahas oleh audiens non-ilmiah,” kata WHO dalam situs webnya.
Sementara itu, varian P.1 yang pertama kali terdeteksi di Brasil diberi nama “Gamma”. Varian B.1.617.2 yang pertama kali ditemukan di India disebut "Delta." Varian yang menjadi perhatian lainnya diberi label dari "Epsilon" hingga "Kappa".
Semua virus, termasuk SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, bisa bermutasi atau berubah berulang kali. Ini yang menyebabkan munculnya beragam varian.
Dalam pengumumannya, WHO menekankan nama baru ini tidak menggantikan nama ilmiah yang sudah ada dari varian virus corona. Nama ilmiah akan tetap digunakan dalam penelitian.
“Meskipun mereka memiliki kelebihan, nama ilmiah ini bisa sulit untuk diucapkan dan diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan. Akibatnya, orang sering menggunakan pemanggilan varian berdasarkan tempat di mana mereka terdeteksi, yang menstigmatisasi dan diskriminatif,” jelas WHO dalam pengumumannya.
Mungkin nama itu juga tidak benar, karena ada bukti mutasi yang menandai setidaknya beberapa varian telah muncul secara independen di beberapa tempat berbeda.
"Untuk menghindari hal ini dan untuk menyederhanakan komunikasi publik, WHO mendorong otoritas nasional, media, dan lainnya untuk mengadopsi label baru ini," kata WHO.
Baca juga:
WHO Setujui Vaksin Sinovac, Vaksin Covid-19 Kedua China yang Terdaftar
Erick Thohir Sebut Vaksin Sinovac dan Sinopharm Dijamin WHO
Vaksin Sinovac Diakui WHO Dinilai Jadi Peluang Umrah Kembali Dibuka
Tak Ingin Terus Impor, Erick Thohir Dorong 2 Vaksin Buatan RI Diakui WHO
WHO: Pandemi Covid-19 Tidak Akan Berakhir Sampai 70 Persen Populasi Divaksinasi