WHO Hentikan Kajian Hydroxychloroquine Sebagai Obat Covid-19 Karena Berbahaya
Keputusan ini dibuat setelah studi observasi diterbitkan pada Jumat dalam jurnal kedokteran The Lancet.
Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyampaikan pihaknya menghentikan sementara kajian terhadap hydroxychloroquine sebagai obat potensial Covid-19 karena masalah keamanan. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers pada Senin di Jenewa.
Keputusan ini dibuat setelah studi observasi diterbitkan pada Jumat dalam jurnal kedokteran The Lancet. Dalam jurnal dijelaskan bagaimana pasien Covid-19 yang parah yang diobati dengan hydroxychloroquine dan chloroquine menjadi makin parah dan hampir mati.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang baru saja digolongkan oleh WHO sebagai kemungkinan karsinogen? Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui Badan Penelitian Kanker Internasional (IARC) telah resmi menggolongkan bedak talkum sebagai "mungkin bersifat karsinogenik" bagi manusia.
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Bagaimana Pertempuran Wuhan berakhir? Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Siapa yang meninggal dunia? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
Tedros mengatakan, kelompok eksekutif independen sekarang sedang meninjau penggunaan hydroxychloroquine dalam Uji Coba Solidaritas WHO.
Kelompok eksekutif mewakili 10 negara peserta dalam persidangan.
"Tinjauan ini akan mempertimbangkan data yang dikumpulkan sejauh ini dalam Uji Solidaritas dan, khususnya data acak yang kuat, untuk secara memadai mengevaluasi potensi manfaat dan bahaya dari obat ini," jelas Tedros, dilansir dari CNN, Selasa (26/5).
"Kelompok Eksekutif telah menerapkan jeda sementara hydroxychloroquine dalam Uji Coba Solidaritas sementara yang ditinjau oleh Dewan Pemantau Keamanan Data."
Trump minum hydroxychloroquine setiap hari
Uji coba, yang melibatkan secara aktif pasien dari 400 lebih rumah sakit di 35 negara, adalah upaya penelitian global untuk menemukan terapi yang aman dan efektif untuk Covid-19.
Tedros menambahkan, uji coba lainnya sedang berlangsung.
"Kekhawatiran ini terkait dengan penggunaan hydroxychloroquine dan chloroquine dalam Covid-19," katanya.
"Saya ingin menegaskan kembali bahwa obat ini diterima karena secara umum aman untuk digunakan pada pasien dengan penyakit autoimun atau malaria."
Kepala Ilmuwan WHO, Dr. Soumya Swaminathan, pada Senin mengatakan uji coba hanya menggunakan hydroxychloroquine, tak lagi menggunakan chloroquine yang berbahaya.
Pada 18 Mei, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengaku menggunakan hydroxychloroquine setiap hari.
Trump mengaku menggunakan obat anti malaria utu setelah konsultasi dengan dokter Gedung Putih.
Trump mengatakan tidak terpapar virus corona, tapi mulai meminum obat tersebut karena mendengar dari pihak garda terdepan yang mengiriminya surat mengatakan mereka menggunakan obat tersebut untuk pencegahan.
Pernyataan Trump soal obat ini membuat penjualan hydroxychloroquine melonjak.
(mdk/pan)