10 Satwa yang Dianggap Pertanda Buruk di Beberapa Budaya
Ular yang ditemukan di dalam rumah, bertemu kucing hitam, hingga suara burung gagak dianggap sebagai pertanda kedukaan dalam berbagai budaya.
Kesialan pasti pernah menimpa siapa saja. Uniknya, ketidakberuntungan yang bersifat sementara ini kerap dikaitkan dengan berbagai pertanda. Kemunculan satwa tertentu misalnya. Ular yang ditemukan di dalam rumah, bertemu kucing hitam, hingga suara burung gagak dianggap sebagai pertanda kedukaan dalam berbagai budaya.
Hewan apa saja yang sering disebut sebagai pertanda bencana atau duka? Berikut ini beberapa di antaranya.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Dimana hewan liar yang dipelihara seringkali diambil dari habitat aslinya? Menangkap satu spesies hewan liar dari habitatnya juga mempengaruhi seluruh ekosistem asli, berisiko menyebabkan ketidakseimbangan antara predator, mangsa, dan hubungan simbiotik.
-
Mengapa Kelompok Tani Hutan Alam Roban memilih untuk beternak lebah madu liar? Keberadaan Lebah Apis Cerana di Alas Roban dimanfaatkan warga setempat untuk memanen madunya.
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
-
Bagaimana hewan liar bisa dipisahkan dari induknya untuk jadi peliharaan? Hewan liar biasa ditangkap atau dipisahkan dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan.
1. Burung Gagak
©Pixabay.com/ELG21
Suara burung gagak di malam hari merupakan pertanda akan datangnya maut di beberapa kebudayaan Asia. Hal yang sama juga berlaku di Jepang. Dilansir Live Japan, mendengar suara gagak bisa berarti pertanda kematian, penyakit, kecelakaan hingga gempa. Jika burung gagak bertengger di atap rumah, bersiaplah untuk mendengar kabar buruk.
Takhyul ini kemungkinan bersumber dari mitologi Jepang. Dalam mitos disebutkan adanya burung gagak besar bernama Yatagarasu yang bertugas menjadi perantara para dewa dan manusia.
2. Ular
© Britanica/Wikipedia
Ular dianggap sebagai hewan mistis berkekuatan besar di mitologi-mitologi Asia. Bagaimanapun, naga yang dianggap satwa suci di Asia memiliki sosok ular.
Dilansir The Star, orang Asia mempercayai ular sebagai penjaga rumah. Ular yang ditemukan di dalam rumah tidak boleh dibunuh agar penghuni rumah tidak tertimpa nasib sial. Namun, mereka juga bisa menjadi peringatan atas datangnya bencana.
3. Kucing Hitam
©Pixabay.com/nhudaibnumukhtar
Mitos tentang kucing hitam sebagai pembawa sial terkenal di Eropa dan negara-negara barat lainnya sejak berabad-abad lalu. Menurut artikel yang dimuat di Animal Emergency & Referral Center of Minnesota, mitos ini dimulai pada Abad Pertengahan. Saat itu, populasi kucing hitam sulit dikendalikan, sehingga warga Eropa menganggap hewan ini sebagai hama.
Freya, dewi asmara dan kesuburan disebut mengendarai kereta yang ditarik dua ekor kucing hitam. Sepasang kucing itu lalu diubahnya menjadi dua ekor kuda yang dirasuki iblis. Setelah melayani Freya selama 7 tahun, kucing-kucing itu dianugerahi kesempatan untuk hidup sebagai penyihir.
4. Rubah
©Pixabay.com/TheOtherKev
Rubah merupakan sosok hewan yang populer dalam mitos, cerita rakyat, maupun legenda di Eropa dan Amerika. Dilansir BBC Earth, takhyul mengenai mereka bisa ditelusuri sejak zaman Kekaisaran Inca. Orang Inca menganggap rubah sebagai hewan licik dan misterius.
Menurut penelitian yang berjudul The Role of Mammals in Local Communities Living in Conservation Areas, rubah hutan (Cerdocyon thous) diyakini sebagai hewan kejam dan simbol ketidakberuntungan di Brasil.
5. Tikus
©Pixabay.com/422737
Tikus memang dianggap sebagai hama yang suka merusak tanaman di sawah atau mencuri bahan makanan di rumah. Namun di Pulau Man, tikus juga dianggap sebagai pembawa sial. Warga negara itu bahkan enggan menyebut kata 'tikus' dan lebih memilih untuk menyebut hewan tersebut 'si ekor panjang' karena takut ketiban sial.
Dilansir Isle of Man Post Office, kebencian terhadap tikus di Pulau Man dimulai sejak abad 17. Konon, Sir Methadonia Athol yang bergelar Duke of Athol batal menerima penghargaan dari Ratu Elizabeth I gara-gara seekor tikur. Kaki sang Duke digigit tikus hingga dia jatuh tersungkur dan mematahkan hidungnya. Menurut undang-undang yang berlaku saat itu, pria yang memiliki cacat di wajahnya tidak diperbolehkan memegang gelar bangsawan. Jadi, Sir Mathadonia harus menyerahkan gelarnya kepada sang putra sulung.
6. Coyote
©Pixabay.com/Hear2heaL
Menurut Navajo Central, coyote disebut maii' dalam mitologi Navajo. Hewan ini disebut sebagai dewa, penipu, dan roh jahat. Konon, hewan ini tak bisa dibunuh berkat kekuatannya yang terlalu besar.
Ada sebuah takhyul soal pertanda bahaya yang berkaitan dengan coyote. Jika bertemu coyote di tengah perjalanan, sebaiknya segera kembali. Jika diteruskan, kesialan bisa menimpa. Bisa saja terjadi kecelakaan, luka, atau bahkan meninggal di perjalanan.
7. Cicak
©Liputan6.com/Herman Zakharia
Cicak juga termasuk hewan yang dibenci di beberapa kebudayaan serta agama. Hewan ini disebut sebagai pengkhianat dan pengadu, sehingga boleh dibunuh.
Mitos di Jawa juga menyebut cicak sebagai pertanda nasib buruk. Jika kejatuhan hewan ini di anggota tubuh, nasib buruk bakal segera menimpa.
8. Kunang-kunang
Kunang-kunang adalah serangga yang mampu memendarkan cahaya berkat luciferin di perut mereka yang bersenyawa dengan oksigen dan enzim luciferase. Menurut takhyul Victoria, kunang-kunang yang masuk ke dalam rumah adalah pertanda kematian salah satu anggota keluarga.
Dilansir National Geographic, kunang-kunang diyakini sebagai arwah prajurit yang gugur di Jepang. Sementara menurut Scott County Historical Society, ada takhyul kuno di Virginia yang mengatakan kalau seseorang bisa mati tersambar petir jika membunuh kunang-kunang.
9. Kelinci
©Pixabay.com/FeeLoona
Hewan selucu kelinci pun bisa dianggap membawa sial di beberapa kebudayaan. Menurut Lagoon's Inside, para pelaut pantang membawa kelinci di atas kapal. Bahkan menyebut nama hewan ini saja dianggap bisa membawa sial.
Anggapan negatif terhadap kelinci diduga bermula sejak Abad Pertengahan. Saat itu, kelinci dianggap sebagai simbol iblis. Tak heran kalau para pelaut sangat membencinya.
10. Burung Merak
©Pixabay.com/allanlau2000
Beberapa negara di Asia memperlakukan merak sebagai satwa istimewa yang melambangkan kekayaan dan kecantikan. Walaupun begitu, orang-orang Rom atau Gypsy menganggap hewan ini sebagai simbol ketidakberuntungan. Di Eropa Timur, bulu merak dianggap sebagai simbol kesialan karena pernah dipakai tentara Mongol saat menyerang kawasan itu pada abad 13.
Menurut keterangan The American Civil War Museum, menyimpan bulu merak di dalam rumah bisa mendatangkan kesialan bagi penghuninya. Beberapa orang percaya kalau takhyul ini berasal dari wilayah Mediterania. Bulu merak disebut mirip dengan mata Lilith, sosok iblis yang membawa bencana, wabah, dan maut.
Demikian berbagai satwa yang dianggap sebagai lambang kesialan atau pertanda datangnya nasib buruk.
(mdk/tsr)