6 Cara Menghentikan Hobi Judi Online: Gejala, Efek, dan Penyembuhannya

Judi online adalah kegiatan yang bisa merusak hidup seseorang. Menurut artikel di Psychology Today (03/21/2022), orang yang kecanduan dan terbiasa berjudi online bisa mengalami masalah pribadi dan kebangkrutan, bahkan terjerumus ke dunia kriminal.

Kecanduan judi online mempengaruhi 1 sampai 3 persen orang dewasa dari segala usia, lebih sering dialami oleh pria daripada wanita.

Kecanduan ini biasanya dimulai sejak remaja pada pria dan lebih lambat pada wanita.

Orang yang kecanduan judi online adalah orang yang tidak bisa menahan dorongan untuk berjudi.

Dampaknya bisa sangat membahayakan.

Dorongan untuk berjudi jadi makin parah dan akhirnya pasien mempertaruhkan uang lebih banyak lagi dan lagi.

Orang yang menderita kecanduan judi online seringkali tidak sadar atau menyangkal bahwa mereka memiliki masalah psikis.

Bagi sebagian orang, kesadaran ini baru muncul ketika mereka mencapai titik terendah.

Kondisi ini dulunya dianggap sebagai gangguan kompulsif dan sekarang dianggap sebagai gangguan adiktif dalam The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi Kelima (DSM-5).

Gejala Kecanduan Judi Online

Bagaimana cara mengetahui apakah Anda adalah seorang penjudi kompulsif, atau patologis?

Meskipun ada orang yang berjudi sesekali, penjudi patologis biasanya berubah dari berjudi sesekali menjadi berjudi secara teratur.

Seiring perkembangan ini, risiko yang diambil pelaku judi online makin besar hingga menyebabkan masalah pribadi yang serius, kebangkrutan, dan kemungkinan perilaku kriminal.

Menurut DSM-5, pecandu judi online menunjukkan setidaknya empat gejala berikut dalam periode 12 bulan:

1. Merasa harus berjudi dengan jumlah uang yang makin besar untuk mencapai kegembiraan yang diinginkan.

2. Merasa gelisah atau mudah marah ketika mencoba mengurangi atau berhenti berjudi.

3. Sering gagal mengontrol, mengurangi, atau berhenti berjudi.

4. Sering memikirkan judi (misalnya, terus menerus mengingat pengalaman berjudi, merencanakan judi berikutnya, atau mencari cara untuk mendapatkan uang buat berjudi).

5. Sering berjudi ketika merasa tertekan, stres, atau cemas.

6. Setelah kehilangan uang karena berjudi, sering kembali lagi untuk menutup atau "mengejar" kerugian.

7. Berbohong untuk menyembunyikan hobi berjudi.

8. Membahayakan atau kehilangan koneksi penting, pekerjaan, studi, atau karier karena judi.

9. Bergantung secara finansial pada orang lain untuk mengatasi situasi keuangan yang kritis akibat judi.

10. Perilaku judi tidak dapat dijelaskan oleh episode manik.

Elliott Blitenthal, pekerja sosial klinis berlisensi di Queens, New York dan pakar adiksi mengatakan kepada Forbes Health (21/03/2023), "Seperti halnya kecanduan lainnya, seseorang yang sangat kecanduan judi kemungkinan akan terus menurun sampai mereka mengenali masalahnya dan mencari bantuan." Ia juga menambahkan bahwa "Pecandu judi tampaknya memiliki potensi yang sama dengan pecandu lainnya untuk kehilangan kekayaan, pekerjaan, keluarga dan hubungan mereka."

Dampak Kecanduan Judi Online

Judi online adalah aktivitas yang bisa menimbulkan kecanduan jika tidak dikendalikan.

Menurut Lin Sternlicht, seorang konselor kesehatan mental berlisensi dan pendiri Family Addiction Specialist di New York, kecanduan judi online bisa merusak berbagai aspek kehidupan seseorang.

"Ini disebabkan oleh efek psikologis yang ditimbulkan oleh kecanduan judi online, seperti perasaan putus asa, tidak berdaya, malu, dan tidak ada harapan," katanya.

Sternlicht juga menambahkan bahwa orang-orang yang kecanduan judi online memiliki tingkat bunuh diri yang tinggi.

"Oleh karena itu, penting untuk segera mengatasi kecanduan judi online."

Berikut adalah beberapa dampak negatif dari kecanduan judi online:

1. Kesulitan Keuangan seperti bangkrut, gagal bayar utang, terjerat utang, kehilangan aset, dan tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

2. Gangguan kesehatan fisik dan mental seperti gangguan tidur, makan, stres, tekanan darah tinggi, sakit kepala, nyeri dada, masalah pencernaan, depresi, kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan kepribadian.

3. Masalah Sosial seperti konflik keluarga, perceraian, isolasi sosial, dan kehilangan teman.

4. Masalah Hukum seperti utang, penipuan, pencurian, dan penjara.

5. Risiko Bunuh Diri.

Cara Mengatasi Kecanduan Judi Online

Judi online adalah salah satu bentuk kecanduan yang dapat merusak kehidupan seseorang secara finansial, emosional, dan sosial. Namun, banyak orang yang tidak menyadari atau tidak mau mengakuinya kalau mereka kecanduan judi online.

Bagaimana cara mengatasi kecanduan judi online?

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda lakukan berdasarkan saran dari para ahli.

1. Akui Kalau Anda Memiliki Masalah Kecanduan

Ini adalah langkah pertama yang perlu dilakukan.

Langkah pertama untuk mengatasi kecanduan judi online adalah menyadari bahwa kebiasaan judi Anda adalah sumber dari penderitaan Anda.

"Langkah pertama untuk mengatasi kecanduan judi adalah kesadaran akan masalah dan keinginan untuk berubah," jelas Lin Sternlicht.

Setelah Anda mengakui kecanduan judi Anda, ada banyak jalan menuju pemulihan yang bisa ditempuh, misalnya konseling kecanduan dan program 12 langkah.

2. Singkirkan Stigma tentang Kecanduan Judi Online

Stigma masyarakat dapat menghalangi pecandu mencari pertolongan.

Ada stigma sosial yang diyakini banyak orang terkait kecanduan judi.

Para penderitanya kerap dicap lemah, tidak bertanggung jawab, dan bertanggung jawab penuh atas kecanduan mereka.

Memasukkan stigma-stigma ini ke dalam hati saat berusaha menyembuhkan diri dari kecanduan judi online dapat menumbuhkan rasa malu dan rendah diri.

Pada gilirannya, hal ini dapat menghalangi penderita untuk mencari pertolongan yang mereka butuhkan.

"Semakin banyak pecandu judi berbagi tentang diri mereka dan pengalaman mereka, semakin besar kemungkinan mereka untuk mempengaruhi dan memperluas pemahaman orang lain," kata Blitenthal.

"Proses itu menciptakan perubahan satu orang dan komunitas pada satu waktu. Seiring bertambahnya bahasan tentang kecanduan judi tanpa dipandang sebelah mata, stigma bakal makin berkurang, baik pada tingkat individu maupun masyarakat."

3. Curhat dengan Orang Terdekat

Curhatlah kepada teman atau orang yang dicintai!

Setelah mengakui masalah kecanduan judi yang diderita, Sternlicht menyarankan untuk curhat dengan teman atau orang yang dicintai.

"Jika Anda merasa kewalahan atau tidak mampu mencari bantuan profesional, minta orang yang dicintai Anda untuk membantu Anda dalam proses ini," katanya.

Berbagi tentang kondisi Anda dan meminta bantuan untuk mengakses sumber daya yang dibutuhkan bisa membantu dalam proses pemulihan.

"Ada rasa sakit yang luar biasa dalam tidak hanya memiliki kecanduan, tetapi juga menanggung rasa sakit sendirian," tambah Blitenthal.

4. Cari Bantuan Profesional

Mencari bantuan profesional adalah langkah paling bijak untuk ditempuh.

Jika merasa kesulitan mengendalikan kebiasaan judi, Sternlicht mengatakan bahwa itu adalah momen yang paling tepat untuk mencari bantuan profesional.

Kalau Anda memiliki asuransi, cari tahu apakah terapi, konseling, atau medikasi untuk penyembuhan kecanduan judi bisa diklaim.

5. Gabung dengan Support Group

Bergabung dengan support group bisa sangat penting untuk pemulihan.

Jangan meremehkan kekuatan dukungan komunitas!

Menurut Blitenthal, bergabung dengan support group bisa sangat penting untuk pemulihan.

"Berhubungan dengan orang-orang yang berjuang dengan kecanduan—meskipun bukan kecanduan judi—membantu kita untuk tahu bahwa kita tidak sendirian dan bahwa bebas dari kecanduan adalah mungkin," katanya.

Kalau tidak ada support group khusus untuk kecanduan judi di sekitar Anda, coba ikut support group untuk penderita kecanduan yang lain.

6. Adaptasi Terus-Menerus dan Jangan Menyerah

Konsistensi dan adaptasi adalah kunci dari penyembuhan kecanduan judi online.

Jalan menuju pemulihan mungkin perlu disesuaikan sesuai dengan perubahan kebutuhan Anda.

"Penting untuk terus mengevaluasi apakah Anda mendapatkan bantuan yang tepat, atau jika Anda perlu mengubah pendekatan pengobatan Anda," kata Dr. Hochman.

"Misalnya, saya melihat orang-orang mulai dengan kelompok dukungan atau pelatih yang berkaitan dengan kecanduan, tetapi seiring waktu menyadari bahwa mereka perlu menangani masalah-masalah yang mendasarinya."