9 Makanan yang Disebut Santapan Orang Miskin, Kini Banyak yang Sudah Naik Kasta
9 Makanan yang dulunya disebut santapan orang miskin, tapi kini banyak yang sudah naik kasta menjadi makanan restoran.
Tahukah kamu, dulunya pizza dianggap sebagai makanan orang-orang dari golongan ekonomi menengah ke bawah? Pasalnya, pizza original, yaitu pizza margherita memang cuma menggunakan keju, tomat, dan basil yang sama sekali tidak istimewa. Setelah topping pizza mulai beragam, barulah makanan ini mulai populer di segala kalangan.
Sama seperti pizza, Indonesia juga punya banyak makanan yang dulunya identik dengan citra kemiskinan. Pada masa penjajahan Belanda misalnya, sayuran dianggap sebagai makanan tangsi. Hanya disantap orang yang tak mampu membeli daging atau telur. Jadi menu berbahan sayur jarang dihidangkan saat kenduri atau syukuran.
-
Kuliner kekinian apa saja yang ditawarkan di Chillax Sudirman? Di sana, Anda bisa mencoba berbagai makanan dan minuman dari yang ringan sampai berat seperti sushi, steak, ramen, dan berbagai jajanan khas Korea atau Jepang.
-
Kuliner apa yang menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
-
Kapan Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut diresmikan? Dikutip dari ANTARA, Rabu (28/6) sentra ikan tersebut diketahui baru diresmikan pada Selasa 26 Juni 2023 lalu.
-
Kapan sentra kuliner PKL Sultan Agung buka? Saat ini, kawasan itu telah ditata oleh pemkot sehingga lebih rapi dan nyaman, dengan jam buka mulai pukul 07.00-17.00 WIB.
-
Apa saja yang ditawarkan di Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut? Di sana terdapat dua lantai, yang pertama untuk pembelian ikan segar di lantai bawah dan berbagai olahan ikan cepat saji di lantai dua.
-
Kenapa Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut dibangun? Lokasi ini dibangun oleh pemerintah, dan dikelola oleh swasta lalu disewakan kepada pelaku usaha ikan di bawah Dinas Perikanan dan Peternakan Garut.
Namun anggapan seperti itu sudah lama hilang, karena makanan seperti urap sayur dan gulai nangka pun kemudian sering terselip dalam hidangan pesta pada masa lalu.
Berikut ini makanan-makanan yang dulunya disebut santapan orang miskin, tapi kini banyak yang sudah naik kasta menjadi sajian di restoran.
1. Sate Kere
Shutterstock
Kuliner sate yang populer di Yogyakarta dan Solo ini dulunya memang dianggap makanan orang miskin, karena dibuat dari bahan-bahan murah seperti tempe gembus dan lemak sapi.
Kini sate kere sudah menjadi jajanan kaki lima populer. Kadang-kadang juga menggunakan jeroan seperti usus atau babat. Semakin populer lagi karena dikenal sebagai jajanan favorit keluarga presiden Joko Widodo.
2. Kerupuk Melarat
Ada yang menyebutnya kerupuk pasir, ada juga daerah yang mengenalnya dengan istilah kerupuk upil. Warga Cirebon sendiri lebih familiar dengan nama kerupuk melarat. Disebut demikian, karena panganan ini memang terbuat dari bahan yang murah meriah.
Kerupuk melarat dibuat dari singkong dan digoreng dengan pasir. Tak perlu pakai minyak, sehingga hemat biaya. Kadang disantap dengan saus petis kental yang sudah dicampur kanji atau saus asam pedas.
3. Genjer
Shutterstock
Orang-orang zaman dulu menyebut genjer sebagai sayurnya orang miskin. Pasalnya, tanaman ini memang dulunya cuma dimakan saat sudah kepepet. Kalau sudah tak ada yang bisa disantap, barulah warga turun ke sawah atau sungai untuk mencarinya.
Genjer sendiri sebenarnya merupakan jenis gulma yang dianggap mengganggu pertanian. Penampilannya mirip eceng gondok, namun tidak mengapung di air.
4. Ikan Asin
Shutterstock
Sekarang ikan asin bisa disajikan di restoran mewah, namun citranya sebagai makanan ndeso dan murah masih bertahan. Pasalnya sebagian besar ikan asin memang dibuat dari ikan kualitas rendah yang tidak laku dijual. Diawetkan dengan garam agar bisa dikonsumsi dalam waktu lama. Walaupun ada juga ikan asin dari ikan berkualitas. Tapi jenis yang terakhir ini biasanya juga lebih mahal di pasaran.
5. Tiwul
Shutterstock
Zaman dulu tidak semua orang mampu membeli beras. Masyarakat kurang mampu yang tinggal di desa mungkin lebih akrab dengan nasi tiwul. Warga Gunung Kidul, Wonogiri, dan daerah lain di Jawa tak jarang mengonsumsi nasi dicampur tiwul.
Tiwul sendiri adalah sumber karbohidrat pengganti beras yang terbuat dari singkong. Sekarang masih sering dikonsumsi sebagai panganan tradisional. Sudah ada yang dikemas secara modern pula.
6. Singkong
Pixabay/Brett_Hondow
Bukan cuma produk olahannya yang disebut makanan orang miskin. Singkong sendiri juga sempat identik dengan kemiskinan. Warga yang kurang mampu lebih suka menanam singkong daripada tanaman pangan lainnya, karena umbi dan daunnya bisa dikonsumsi. Singkong juga mudah ditanam, cukup dengan menancapkan batangnya yang sudah dipotong-potong ke dalam tanah.
7. Bekicot
Wikimedia Commons/Setiawanap
Hewan mollusca ini juga kerap dianggap hama, karena sering memakan daun tanaman di kebun dan ladang. Selain itu, penampilan dan fakta bahwa hewan ini kerap ditemukan di selokan dan parit membuat banyak orang jijik.
Namun kadang bekicot juga disantap sebagai lauk, meskipun prosesnya cukup panjang. Bekicot harus dikeluarkan dari cangkangnya terlebih dahulu, kemudian digosok bersama garam dan cuka. Lalu masih harus direbus bersama air kapur sirih pula.
8. Yuyu Sawah
Wikimedia Commons/Wibowo Djatmiko
Ketam, yuyu, atau cuyu juga termasuk hama pertanian. Mudah ditemukan di parit, lumpur, atau saluran air. Aromanya cukup menyengat, sehingga jarang disantap. Namun beberapa daerah juga menjadikan yuyu sawah sebagai sumber protein. Biasanya diolah menjadi sayur bobor.
9. Batang Talas
Shutterstock
Tanaman talas atau keladi memiliki batang tebal dengan tekstur lunak. Biasanya bagian tanaman yang disebut lompong ini diolah menjadi sayur bobor atau tumisan.
Jika dimasak rasa lompong sebenarnya cukup lezat, namun juga mengandung getah yang bisa mengakibatkan gatal di lidah atau sakit tenggorokan bagi beberapa orang. Karena itulah batang dari umbi keladi yang sudah dipanen lebih sering dijadikan pupuk atau makanan ternak.
Itulah beberapa makanan yang dulunya dianggap santapan orang miskin. Pernah mencoba salah satunya? Enak-enak, lho.
(mdk/tsr)