5 Fakta Sejarah Hari Dongeng Nasional yang Bertepatan dengan Ulang Tahun Pak Raden 'Si Unyil'

Dongeng adalah cerita fiktif yang biasanya mengisahkan kehidupan zaman dulu dengan sentuhan unsur magis dan fantasi.

Ini adalah bentuk karya sastra yang berkembang pesat di seluruh dunia dan digemari anak-anak hingga berabad-abad.

Dongeng masih sering dituturkan sebagai sarana edukasi, karena bisa diselipkan pesan moral untuk anak-anak.

Tanggal 28 November 2023 bertepatan dengan Hari Dongeng Nasional.

Apa saja yang perlu diketahui tentang hari dongeng ini? Simak beberapa fakta menariknya!

1. Hari Dongeng Sedunia tiap 20 Maret, Hari Dongeng Nasional 28 November

Hari Dongeng Sedunia atau World Storytelling Day diperingati setiap tanggal 20 Maret.

Pada hari ini, orang-orang di seluruh dunia diajak untuk menceritakan dan mendengarkan kisah-kisah dongeng.

Sementara itu, Hari Dongeng Nasional diperingati di Indonesia setiap tanggal 28 November.

2. Pertama Kali Dirayakan pada Tahun 2008

Hari Dongeng Nasional pertama kali diperingati pada tahun 2008 oleh Komunitas Dongeng Indonesia (KDI).

KDI adalah sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan budaya melalui media dongeng.

Pada tahun 2015, muncul inisiatif dari masyarakat untuk menghidupkan kembali dongeng dan cerita anak di Indonesia.

Inisiatif ini didorong oleh keprihatinan akan semakin berkurangnya minat baca dan apresiasi terhadap dongeng di kalangan anak-anak.

Masyarakat yang terlibat dalam inisiatif ini antara lain adalah para pendongeng, komunitas dongeng, komunitas literasi, dan pihak-pihak yang peduli terhadap perkembangan anak.

3. Penetapan Hari Dongeng Nasional oleh Kemdikbud

Inisiatif masyarakat untuk menghidupkan dongeng mendapat respons positif dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Kemdikbud menganggap bahwa dongeng memiliki peran penting dalam pembentukan karakter dan kreativitas anak. Oleh karena itu, Kemdikbud menetapkan tanggal 28 November sebagai Hari Dongeng Nasional melalui Surat Keputusan Nomor 1378/MPK.A/KP/2015.

4. Deklarasi Hari Dongeng Nasional Pertama Berlangsung pada 2015

Deklarasi Hari Dongeng Nasional pertama kali dilaksanakan pada tanggal 28 November 2015 di Perpustakaan Kemendikbud, Jakarta.

Acara ini diisi dengan berbagai kegiatan seperti pementasan dongeng, diskusi, pelatihan, dan pameran.

Acara ini juga dihadiri oleh Forum Dongeng Nasional dan berbagai komunitas dongeng lainnya.

5. Alasan Pemilihan Tanggal 28 November sebagai Hari Dongeng Nasional, Bertepatan dengan Ulang Tahun Pak Raden

Tanggal 28 November dipilih sebagai Hari Dongeng Nasional untuk mengapresiasi kiprah salah satu pendongeng paling terkemuka di Tanah Air.

Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.

Pak Raden dikenal sebagai pencipta karya-karya dongeng yang menghibur dan mendidik anak-anak Indonesia.

Ia tidak hanya menggambar ilustrasi, tetapi juga menulis naskah cerita dan menyuarakan tokoh-tokohnya.

Dua karyanya yang terkenal hingga sekarang adalah "Si Unyil" dan "Laptop Si Unyil".

Ia juga membuat buku-buku cerita anak bergambar yang banyak diminati oleh pembaca.

Menghidupkan Kembali Keajaiban Dongeng di Hari Dongeng Nasional

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperingati Hari Dongeng Nasional. Beberapa ide yang dapat dilakukan antara lain adalah:

• Membacakan dongeng kepada anak-anak, baik di rumah, sekolah, taman, atau tempat lainnya.
• Mengadakan pertunjukan dongeng, baik secara langsung maupun rekaman. Pertunjukan ini dapat melibatkan berbagai elemen seperti musik, tari, boneka, atau alat peraga.
• Mengadakan lomba dongeng, baik secara individu maupun kelompok. Lomba ini dapat menilai aspek-aspek seperti isi cerita, ekspresi, bahasa, atau kostum.
• Mengunjungi perpustakaan dan meminjam buku-buku dongeng. Buku-buku ini dapat dibaca sendiri atau bersama teman-teman.

• Mengadakan workshop menulis dongeng. Workshop ini dapat membantu peserta untuk belajar cara membuat cerita dongeng yang menarik dan bermakna.
• Membuat pameran dongeng. Pameran ini dapat menampilkan berbagai hasil karya dongeng seperti buku, gambar, poster, video, atau barang-barang lainnya.
• Mengundang pendongeng untuk tampil di sekolah atau komunitas. Pendongeng ini dapat berasal dari dalam maupun luar negeri. Mereka dapat berbagi pengalaman dan tips tentang dongeng.
• Mengadakan acara dongeng virtual. Acara ini dapat menggunakan media sosial, aplikasi, atau platform online untuk menyampaikan dongeng kepada audiens yang lebih luas.

• Mengadakan diskusi tentang nilai-nilai dongeng. Diskusi ini dapat membahas tentang pesan-pesan moral, budaya, atau sosial yang terkandung dalam dongeng.
• Berkolaborasi dengan komunitas lokal. Kolaborasi ini dapat melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, swasta, media, lembaga pendidikan, organisasi sosial, atau kelompok masyarakat.