Kala sunset mempertemukan Rama dan Shinta di Pulau Dewata
Tari Kecak Bali punya ciri khas menampilkan sendratari pewayangan, seperti kisah Rama dan Shinta
Siapa yang tidak terpikat dengan panorama matahari terbenam di pulau Dewata? Warna jingga keemasan yang semburat di langit barat membuat siapapun langsung terpana menatapnya. Tak heran jika sebagian orang menilai Bali punya sejuta pesona.
Bukan saja akan alamnya yang indah, Bali juga punya suguhan budaya yang memesona. Bahkan, keduanya bisa tersaji apik hingga membuat riuh tepuk tangan penonton bergemuruh. Lewat momen matahari terbenam, cerita Rama dan Shinta dipertontonkan.
-
Bagaimana desa wisata ini dikelola? “Konsep pengembangan desa wisata di Kaduela dikelola secara mandiri dan melibatkan pemberdayaan masyarakat setempat sebagai kunci keberhasilan,” terang Iim
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Bagaimana Wisata Halal di Indonesia dipromosikan? Kemenparekraf mulai mengembangkan konsep wisata halal di sejumlah daerah di Indonesia.
-
Bagaimana Sido Muncul mempromosikan pariwisata Indonesia melalui iklan video musik Tolak Angin? Dalam iklan video musik itu, Sido Muncul menampilkan sejumlah tempat wisata yang indah, seperti Pantai PAAL yang berada di Desa Marinsow, Batu Dinding Kilo Tiga di Amurang, Bukit Larata di Desa Kinunang, Taman Nasional Bunaken, Pulau Nain, serta Tarian khas Sulawesi Utara yaitu Tari Kabasaran.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Bagaimana Desa Wisata Jangglengan mempromosikan dirinya sebagai desa wisata olahraga? Lomba kano tersebut digelar pemerintah Desa Jangglengan untuk memperkenalkan desanya sebagai desa wisata olahraga.
Dipertunjukkan Secara Kolosal
Cerita pelakonan Rama dan Shinta di Bali dipertontonkan secara kolosal. Salah satunya lewat atraksi Tari Kecak yang begitu terkenal. Bukan tanpa sebab, ini karena Tari Kecak memang ditampilkan untuk mengiringi sebuah drama atau sendratari seni drama. Apalagi 'cak' sendiri menurut pemahaman orang Bali dimaknai sebagi Api. Tidak heran jika tarian ini ditampilkan melingkar dengan api di tengahnya.
Ada Pula Hanoman dalam Cerita
Tarik Kecak memiliki pola unik jika dibandingkan jenis tarian lainnya. Tari ini merupakan perpaduan antara penari lelaki berjumlah sekitar 70 orang yang bernama cak, pun dengan alunan musik acapela. Inilah yang membuat Tari Kecak pas untuk mengiringi drama kolosal semacam cerita Rama dan Shinta, yang juga menghadirkan Hanoman.
Hal menarik lainnya, dari tari yang biasanya dilakukan oleh minimal 50 orang ini memerlukan harmonisasi suara. Setidaknya masing-masing penari Kecak akan diberikan peran suara acapela. Ada yang bertindak sebagai pemberi nada awal atau yang disebut pemimpin tari. Kemudian, ada pula yang kebagian suara rendah, juga suara tinggi. Ada lagi penembang solo, serta yang tak boleh ketingalan adalan dalang sebagai pengantar cerita.
Tarian dengan Gerakan Santai
Sekalipun tampak heboh, sejatinya gerakan Tari Kecak termasuk ke dalam jenis tarian yang cenderung santai. Ini karena Tari Kecak lebih mengutamakan kekompakan olah suara atau paduan suara, juga kelancaran jalannya cerita. Dalam sejarahnya, Tari Kecak merupakan hasil ciptaan sang maestro tari legendaris Bali, yaitu Wayan Limbak dan Walter Spies. Menariknya Walter Spies sendiri merupakan pelukis asal Jerman. Keduanya menciptakan Tari Kecak pada 1930.
Adapun asal usulnya, Tari Kecak bermula dari Sanghyang. Sebuah ritual yang penarinya di bawah alam non sadar saat menarikannya. Mereka diyakinin sedang melakukan komunikasi dengan Tuhan, maupun roh para nenek moyang. Sementara rapalan kata yang disampaikan merupakan doa yang berisi harapan masyarakat. Keistrimewaan Tari Kecak adalah bisa dilakukan dengan beragam alat musik pengiring. Pengecualiannya hanya kerincing yang terikat di kaki para penari.
Lalu, kapan waktu terbaik menikmati drama kolosal pertemuan Rama dan Shinta ini?
Pertunjukan Tari Kecak memiliki jadwal tersendiri di Bali. Tepatnya pada pukul 6 sore waktu sekitar. Pada jam tersebut, matahari bertepatan dengan lingsir tenggelam. Inilah yang menjadi daya tarik Tari Kecak ini, karena digelar di panggung terbuka di Pura Uluwatu. Kemagisan tarian ini pun kian terasa karena bersamaan dengan langit senja yang perlahan berubah menjadi malam. Tak salah jika akhirnya ini menjadi salah satu atraksi wisata di pulau Dewata yang tak boleh dilewatkan.
(mdk/aik)