Pria lebih sering menangis di tempat kerja
Tidak selamanya pria lebih tangguh untuk tidak menangis. Hasil penelitian terbaru mengatakan sebaliknya.
Penelitian terbaru dari profesor Ad Vingerhoets dari Belanda menyatakan bahwa pria cenderung lebih mudah menangis di tempat kerja.
Berdasar wawancara dengan The Guardian, profesor Vingerhoets menyatakan bahwa kesimpulan tersebut didapat berdasar survei yang dilakukan tiga tahun yang lalu tentang perilaku menangis pada psikoterapis. Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa psikoterapis pria cenderung lebih mudah menangis di tempat kerja dibanding rekan wanita mereka.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
-
Kapan mahasiswa UGM melakukan penelitian di Kasepuhan Ciptagelar? Mereka mengadakan penelitian selama empat hari yaitu pada 24-27 Juli 2023 lalu di desa tersebut.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
Menurut temuan Vingerhoets, sebanyak 87,4 persen terapis setidaknya pernah menangis selama sesi terapi. Tetapi ternyata hasil survei ini hanya berlaku jika ditempatkan dalam konteks tempat kerja.
Di luar kerja, berdasar data yang didapat profesor Vingerhoets, wanita menangis 30-64 kali dalam setahun, sedangkan pria hanya menangis sebanyak 6-17 kali. Selain itu, wanita juga menangis dua kali lebih lama dibanding pria.
Vingerhoets menyatakan bahwa perubahan hormonal, tekanan sosial dan adegan mengharukan di film atau sebuah novel membuat wanita menjadi lebih sering menangis. Secara garis besar, pria dan wanita menangisi hal-hal yang sama seperti kematian orang yang dicintai, putusnya hubungan asmara atau rindu rumah. Akan tetapi, pria cenderung menangisi hal-hal yang positif dan bahagia.
Baca juga:
Wanita butuh ikatan emosional untuk bisa menikmati seks
Wanita berwajah menggoda terbukti lebih aduhai dalam bertutur kata
8 Tipe teman kantor yang bikin sebel
Penelitian: Putus cinta buat wanita sakit sementara, pria selamanya